Sunday, July 10, 2016

[Nusantara] Chapter 2 - Nusa

Chapter 2 – Nusa






[Suara panah menembus Bilik Kayu]


“Ap- !? oi… oi… ini Bo…hong kan ?”


[Suara Benda tajam saling beradu]


[Suara Teriakan dan Jeritan Keras Dari Segala Arah]


Oi… oi… oi… ini pasti teknologi 4 dimensi terbaru kan !? atau mungkin… 5 dimensi !? siapa saja tolong katakan “iya, benar!” dong Oi… !

Jujur saja saat ini aku tidak percaya dengan pemandangan yang kulihat tepat didepan mataku ini. Ribuan… tidak mungkin lebih tepatnya ratusan ribu orang disekelilingku saat ini sedang memegang berbagai macam benda tajam. Pedang… tombak… sabit… bahkan kapak diayunkan kepada prajurit lainnya. Bagaimanapun aku melihatnya ini adalah situasi perang yang seharusnya tidak akan terjadi di zaman ku.


“Oooo~iiii… lu !!! lu yang nyuruh gua kesini cepet balikin lagi gua ke Perpustakaan !!!”


Perlahan tapi pasti, keringat dingin mengalir deras dari sekujur pori-pori tubuhku. Mataku hanya bisa terbelalak melihat situasi didepanku ini. Berbagai macam benda tajam yang diayunkan kepada prajurit lain mengeluarkan cairan merah setelah mengenai targetnya bagaikan sebuah tomat berwarna merah yang saat kita kepal dengan tenaga akan menyebabkan cairan buahnya menyembur keluar… setidaknya pemandangan seperti itulah yang saat ini tersaji tepat didepan mataku ini. Disaat aku kebingungan sebuah suara keras memasuki pendengaranku…


[Incenerate Flame]


Seketika aku mengalihkan pandanganku menuju arah suara, sebuah pemandangan yang lebih mengejutkan terekam jelas oleh mataku… pemandangan dimana sebuah api besar muncul membelah langit layaknya sebuah naga yang mengusir siapapun yang menghalangi jalannya.


Seriusan nih ? kenapa gua bisa sampe di tengah-tengah perang begini ?


Selagi aku terus bertanya-tanya mengenai situasi aneh yang saat ini menimpaku, aku mendengar sebuah suara yang aku sendiri bahkan tidak tahu dari mana arah datangnya… tapi yang jelas suara yang aku dengar saat ini adalah… suara om-om genit…


<Bagaimana Bukankah Ini Keren ?>


“Lu, Lu siapa !? Keren !? Kumis lu Baplang Keren…! Cepet balikin gua ke perpustakaan sekarang juga !”


Mendengar suara yang entah dari mana asalnya dan tiba-tiba menanyakan hal yang tidak jelas… jujur saja hal ini membuatku bertambah kesal. Bagaimana tidak, suara yang entah dari mana datangnya itu menanyakan hal seperti “Bukankah ini keren ?” dengan suara om-om layaknya sedang menggoda gadis SMA ditengah situasi perang.


<Siapa ? Kalau Kau Bertanya Seperti Itu… Saya Juga Bingung Bagaimana Harus Menjawabnya, Tapi Untuk Saat Ini Silahkan Panggil Saya Dengan Sebutan… Nusa>


Suara yang mencoba memperkenalkan diri selagi mencoba bertingkah layaknya orang yang misterius itu menyebut dirinya “Nusa”. Mendengar ia berbicara seperti itu semakin membuatku naik darah hingga rasanya aku bisa merasakan bahwa darahku sudah mencapai suhu 100oC.


“Oi ! gua ga peduli siapa lu ! yang penting cepet balikin gua keperpustakaan sekarang juga !”


<Maaf… Tapi Hal Itu Tidak Bisa Saya Lakukan>


Mendengar jawaban tersebut, membuat mataku terbuka lebar… rasa tidak percaya… Cemas… Kesal… bercampur menjadi satu…


Tch ! tiba-tiba gua ada disini… sekarang ga bisa balik maksudnya apa coba ! Sial !


[Suara panah menembus pintu dan berhenti tepat disamping Telinga]


“Ap- Seriusan eh ! Cepetan ! Cepetan Balikin Gua Ke perpustakaan sekarang juga ! lagi pula lu ngomong dari tadi lewat mana !? Gua Bisa Mati Nih Oi !!!”


Merasa kehidupanku akan segera berakhir setelah melihat panah yang beberapa saat lalu berhenti dan menembus kayu tepat disampingku, aku hanya bisa panic dan berterimakasih akan keberuntunganku selagi menunggu jawaban dari Arah Suara itu datang.


<Saya Berbicara Lewat Mana ? Saya berbicara Kepada Tuan Lewat Telepati…>


“Telepati ! Jangan Bercanda ! Hidup Gua Dipertaruhkan nih ! Tuan… Siapa yang lu Sebut Tuan AH !? AH !?”


<Tuan ya Tuan… Jika Tuan Penasaran, Saya Adalah Buku yang Sejak Tadi Tuan Pegang…>


Mendengar hal itu, membuatku semakin terkejut dan langsung mengalihkan pandanganku menuju buku berwarna Biru Donker yang sejak tadi aku pegang. Dilihat dari manapun ini hanyalah buku dengan Cover berwarna biru donker biasa… itulah yang aku pikirkan sebelumnya namun saat aku melihatnya kembali…


Emangnya dibuku ini tadi ada lambang aneh berbentuk bintang delapan ya ? selain itu                       disampingnya bisa tiba-tiba ada lingkaran ditambah lagi… bukannya garisnya itu terbuat                   dari…Darah ?


Melihat hal itu membuatku pasti bahwa semua keanehan yang aku alami saat ini disebabkan oleh buku sialan ini. Selagi aku tersenyum pahit, mencoba melanjutkan pembicaraan dengan buku… Nusa selagi mencoba bersikap tenang


“Jujur Aja, Gua Penasaran Kalo misalnya Buku Biru Sialan ini gua sobek gimana ya ?”


<Tu-Tunggu Sebentar… Kenapa arah pembicaraan kita jadi berbahaya seperti itu Tuan ?>


“Berbahaya ? Gua pikir Ngga bahaya ko… malah gua tambah penasaran apa jadinya kalo buku Biru Sialan ini gua Robek terus gua bakar…”


<Tuan… Kenapa Saya Merasa Ada Penekanan aneh Dalam Ucapan Tuan, ya ? atau mungkin itu hanyalah perasan saya saja… Saya Pikir Le-lebih baik ki-ki-kita su-sudahi saja Topic mengerikan tentang ini… Bagaimana ?>


SU~DA~HI~… Enak aja Lu ngomong begitu, Biar gua kasih tau satu hal sama lu ya ! dengerin baik-baik ga akan gua ulangi lagi…”


Mendengarnya berbicara untuk mengakhiri pembicaraan mengenai Topik ini, semakin membuatku ingin tertawa keras dan membakar sumber semua masalah yang kualami saat ini… Nusa sang buku dengan cover biru donker yang saat ini sedang kugenggam ditangan kiriku. Sayangnya… aku merasa jika aku melakukan hal itu saat ini… aku akan kehilangan sesuatu yang berharga… hal itu adalah… kewarasan dan harga diriku…


“…Seandainya gua harus Mati… seengganya gua ga mau mati sebelum gua nikah terus punya anak… terlebih lagi… TERLEBIH LAGI…”


Selagi aku berbicara seperti itu, aku mencoba mengingat semua cerita… film… komik… novel… bahkan sejarah para pahlawan sehingga membuat emosiku sulit untuk kubendung dan akhirnya tanpa sadar aku berteriak… aku berteriak sekeras mungkin mengungkapkan apa yang kupikirkan… mengungkapkan perasaan terpendam yang kusimpan dari saat aku tiba disini hingga sekarang… layaknya sebuah senapan mesin aku berbicara tanpa henti selagi berterak sekeras mungkin hingga aku yakin bahwa suaraku menggema keseluruh medan pertempuran… menggema hingga dapat mengalahkan suara yang mungkin bisa kusebut dengan War Cry… menggema hingga… aku tak tahu lagi apa yang aku Teriakkan…


“…MANA SUDI GUA MATI DITENGAH MEDAN PERANG SELAGI YANG LAINNYA MATI SAMBIL MEGANG SENJATA SEDANGKAN GUA MATI SELAGI BOKER !!! AH! DITAMBAH LAGI… DITAMBAH LAGI GUA BAHKAN BELOM SEMPET CEBOK !!! DITENGAH MEDAN PERANG MAU DITARUH DIMANA HARGA DIRI GUA !!! ASALKAN LU TAU AJA DARI SEMUA CERITA YANG ADA GUA BELUM DENGER SATUPUN CERITA DIMANA BOKER MENJADI AJANG PERTARUHAN HIDUP ATAU MATI SIALAN !!! SETIDAKNYA… GUA PENGEN MATI ABIS NIKAH TERUS PUNYA ANAK DASAR SIALAN !!! haa~…haa~…”


Setelah aku selesai berbicara, napasku terengah-engah. Aku merasa semua beban pikiranku telah hilang dan akhirnya aku kembali tenang… setidaknya itulah yang kupikirkan pada awalnya namun… saat kusadari dari lubang dimana anak panah menembus, semua mata prajurit yang berada didepan melihat kearahku… melihat kearahku dengan memasang muka seperti ingin berkata “Don’t Mind” atau “I Know Your Feeling Bro”. jujur saja tatapan seperti ini membuat hatiku merasa sakit mungkin lebih sakit dibandingkan ketika aku dikatai oleh pacarku (calon) bahwa “Semua laki-laki sama saja” hanya karena ia baru saja ditolak oleh laki-laki yang dia suka dan tentu saja saat itu akupun… ditolak bahkan sebelum aku menghampirinya dan dia berkata “maaf lu siapa ya ?”…


<Tuan… Yang sabar ya>


 Anjrit ! perasaan apaan nih ? kenapa rasanya malah jadi tambah ngeselin ya ? ditambah lagi           kenapa si Om-om sialan (Nusa) ini nyoba ngehibur gua ?


Diserang oleh sebuah perasaan tidak karuan didalam hatiku ku, aku merasa bahwa sekarang aku bisa berkata “Sudahlah mati juga tak apa…” walaupun aku berpikir seperti itu tetap saja jauh didalam lubuk hatiku yang paling suci aku masih berharap “Ingin punya pacar dulu”…


[Suara Gemuruh Besar Berasal Tepat Diarah Langit]


Disaat aku mendengar suara tersebut, akhirnya aku kembali kepada kenyataan setelah menerima serangan psikologi yang cukup berat beberapa saat yang lalu. Suara bagaikan auman langit yang mengamuk diatas kayangan membuat seluruh bulu kudukku berdiri. Rasa takut… gelisah… bingung… bersatu sehingga membuat perutku bertambah mulas. Apa yang kulihat saat ini adalah…


***


<Api merah bercampur dengan warna hitam, biru, putih, bahkan emas membentuk wujud  burung, [Eternal Emperor], ˹Phoenix˼>


<Halilintar yang membentuk harimau dengan bulu putih, [Beast Emperor],  ˹Byakko˼>


<Tanah yang bahkan membuat sebuah bentuk menyerupai kura-kura bagaikan legenda cina, [Ruler of the Land], ˹Genbu˼>


<Air membentuk naga berkepala tiga, [Ruler of the Seven Seas], ˹Hydra˼>


<Angin membentuk tiga buah makhluk seperti musang yang membawa sabit namun menyatu dengan ekornya, [Wind Ruler], ˹Kamaitachi˼>


<Bayangan hitam pekat yang membentuk ular berkepala delapan, [Overlord], ˹Orochi˼>


<Tumbuhan yang saling bergabung hingga membentuk sebuah makhluk menyeramkan, [Forest Emperor], ˹Ancient Treant˼>


<Bola-bola yang sepertinya menyerupai arwah para prajurit yang sudah gugur bersatu dan menjadi persembahan untuk sang penguasa kematian, [Soul Emperor],  ˹Grim Reaper˼>


<Air yang menyembur keluar memunculkan monster laut yang awalnya kupikir hanyalah sebuah legenda semata, [Emperor of the Deep Ocean], ˹Kraken˼>


<Seekor Hiu Putih dan Seekor buaya yang besarnya melebihi sang legenda Meganodon yang sedang bertukar kasih sayang selagi menggigit kedua ekor masing-masing, [Absolute Duo], ˹Sura dan Baya˼>


<Dari sebuah lingkaran menyala berbentuk Bintang 9 diatas langit keluar sekelompok Kadal yang tidak kalah besar dari yang lainnya dengan sisik abu-abu hanya saja dengan corak seperti batik dimukanya, [Ancient Emperor Hunter],  ˹Komodo˼>


<Suara yang memekakan telinga, sayap berbulu hitam layaknya gagak, postur tegap jantan yang tidak salah lagi merupakan primadona bagi mereka yang sedang sengsara, mahkota merah tanda kekuasaan yang mutlak dialah sang raja dari kaumnya, [Strongest Emperor], ˹Ayam Kate˼>


***

2 comments:

Hei... Aku selalu suka cerita fantasi...pasti ada zamannya cerita fantasi berjaya.. Semangat terus ya... Btw umur kamu berapa?

Terimakasih ya :D, hmmm... masih belum berkepala 2 kok :D

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close