Chapter 6 – Penjelasan
[3rd Person Point of
View]
“Jadi… Sekarang gua harus apa ?”
<Pertama…>
Memecah keheningan akibat pemandangan “Baru” yang mereka berdua lihat
beberapa saat lalu, Rio menanyakan arah tujuan mereka selanjutnya. Baginya yang
menjadi korban pemaksaan Nusa, ia memiliki hak untuk menanyakan hal ini.
<…Kita harus menuju ke wilayah
[Kekaisaran Mangaka Sinanoide]>
“[Kekaisaran Mangaka Sinanoide]
?”
Sedikit kebingungan, Rio pun akhirnya hanya bisa mengulang kembali nama
wilayah yang akan mereka tuju saat ini. Melihat reaksi Rio, akhirnya Nusa pun
melanjutkan kembali omongannya...
<Tuan ini sebenernya bodoh ya ?>
“Oi ! Apa maksud lu sialan bilang gua bodoh !? Ha !”
<Tuan masih belum Sadar juga ?>
“Ha !?”
Kebingungan oleh ucapan Nusa, Rio hanya dapat bertanya-tanya kepada
dirinya sendiri.
<Haaa~ biar saya kasih tahu
Tuan… coba perhatikan kata [Sinanoide] pada nama wilayah yang akan kita tuju,
Seandainya Tuan masih kebingungan, silakan Tuan coba tulis ditanah menggunakan
ranting kecil yang berada didekat kaki Tuan>
Karena Rio masih kebingungan akan ucapan Nusa, ia pun akhirnya mengikuti
saran dari Nusa dan mengambil ranting kecil yang berada di sebelah kanan
kakinya. Saat ini Rio sedang duduk tepat dibawah pohon berdaun biru dan ungu. Setelah
itu, ia mencoba untuk menulis ulang kata [Sinanoide]
pada permukaan tanah.
<Sekarang coba Tuan Tulis huruf
alphabet itu satu persatu dan setiap alphabet yang Tuan tulis hapuslah alphabet
yang berada didalam kata [Sinanoide]>
Mendengar perkataan Nusa, Rio hanya bisa mengangguk patuh dan mengikuti
perintah Nusa tahap demi tahap.
“…[I],[A]… ini kan !”
<Apakah sekarang Tuan Sudah
paham apa yang akan kita lakukan saat ini ?>
“iya… tapi… ini kan ? Serius lu ?”
Disaat kebingungan karena ia menemukan fakta mengejutkan mengenai hal
yang akan ia lakukan, Rio hanya bisa membuka lalu menutup kembali mulutnya
layaknya seekor ikan tanpa air.
<Jika Tuan masih tidak percaya,
silahkan Semtuh saya lalu katakan—>
“[Open Map] !”
Diikutinya saran Nusa, ia pun melapalkan mantra [Open Map]. Seperti
namanya, kemampuan ini membuat sebuah peta wilayah berbentuk 3 dimensi. Namun,
apa yang muncul dihadapannya adalah—
“Pan…gea ?”
<Seperti yang diharapkan dari
mahasiswa Jurusan sejarah tingkat 2>
“…”
“Kok si Sialan tau jurusan gua sih ?” itulah yang sebenarnya ingin ia
ucapkan namun ia merubah pikirannya. Menurutnya hal yang lebih penting saat ini
adalah kenapa ia bisa kembali hingga ke masa dimana benua pertama didunia----[Pangea] ini pernah berada. Selain itu,
hal yang membuatnya tidak habis pikir adalah bagaimana bisa nama tempat yang
sangat penting baginya bisa terhubung dengan [Pangea].
“Tung-tunggu sebentar, kalau begitu… se-sebelum lebih jauh lagi, pertama
coba tolong jelasin mengapa gua bisa ngegunain Sihir atau [Magic]”
<Kalau soal itu…>
Nusa mulai menjelaskan alasan mengapa Rio bisa menggunakan [Magic].
Semuanya bermula dari “Kontrak Jiwa” yang telah dilakukan olehnya. Singkatnya,
saat ini Rio bisa menggunakan ke Sembilan elemen sihir dan ke Sembilan elemen
tersebut bisa ia gunakan jika ia memiliki [Mana] yang cukup. Selain itu, saat
ia menggunakan [Magic] atau sihir, ia akan merasakan panas diseluruh tubuhnya.
<… Oleh karena itu, saat ini [Mana] milik Tuan hanya tinggal tersisa
setengahnya karena biarpun Tuan sudah melakukan “Kontrak Jiwa” pada dasarnya
Tuan Tetap saja bukanlah penghuni asli dari Zaman ini sehingga [Mana] milik Tuan tidak akan terisi
kembali dengan sendirinya>
“la-lalu gimana caranya gua ngisi [Mana] kalo udah abis ?”
Mendengar penjelasan layaknya sebuah Game,
Rio hanya bisa tercengang namun disisi lain baginya hal ini lebih mudah
dipahimi dibandingkan dengan penjelasan dengan cara yang lebih normal.
<Kalau Soal itu, Apakah Tuan
ingat mengenai kemampuan [Absorb]
yang saat itu tuan gunakan untuk menghentikan serangan [Magic] milik musuh ?>
“Ah !”
Nusa menjelaskan dengan cara yang sangat mudah untuk dipahami oleh Rio.
<Itu adalah salah satu kekuatan
yang Saya miliki namun saat ini Tuan juga bisa menggunakannya karena Tuan sudah
melakukan “Kontrak Jiwa” selain itu kemampuan ini juga tidak memerlukan [Mana] sama sekali… sebaliknya, Tuan akan
mendapatkan [Mana] dengan cara
menyerap kemampuan musuh dan serangan [Magic]
musuh akan dikonversikan oleh kemampuan itu untuk menjadikannya [Mana] milik Tuan>
Mendengar penjelasan dari Nusa, Rio pun mulai berpikir bahwa saat ini ia
benar-benar melakukan sebuah Cheat dalam
kehidupan nyata, mungkin lebih tepatnya didunia yang bahkan bisa dikatakan jauh
berada dimasa lalu.
<Namun…>
Disaat ia berpikir mengenai dirinya yang layaknya seorang Cheater ini, Nusa melanjutkan omongannya
dengan nada yang semakin berat.
<…Layaknya pedang bermata dua,
kemampuan Tuan yang didapatkan dari “Kontrak Jiwa” ini hanyalah sebatas berguna
untuk menghadapi serangan dari sesama [Magic
User], Dengan kata lain—>
“—gua ga berdaya ngelawan orang yang ngegunain serangan tipe fisik, gitu
?”
<Seperti itulah, namun tenang
saja… selama Tuan memiliki [Mana]
yang cukup tuan bisa menggunakan kemampuan dari jenis dan tipe apapun itu untuk
melawan [Physical User]>
“Dengan kata lain, gua bisa aja ngegunain [Create] selama gua punya
persediaan [Mana] yang cukup, gitu ?”
<Benar, Selain itu juga Tuan
masih memiliki kemampuan lain seperti…>
Nusa pun kembali menjelaskan kemampuan lainnya yang bisa digunakan oleh
Rio tanpa memerlukan [Mana] sekalipun. Kemampuan yang bisa
Rio gunakan secara Cuma-Cuma atau ia menyebutnya dengan [Free Skill] antara lain [Absorb],
[Create],
[Nature’s
Eyes], [Open Map], [Copy], [Cut], [Paste],
[Upgrade],
[Magic
Barier], [Direct Talk], [Resize], [Magic’ Cancel], [Magic’s
Erase], [Aura Setting], dan [Furia’s Knowledge].
“Oi ! dari semua yang lu sebutin, rata-rata gua tau gunanya semua, Cuma [Furia
Knowledge] tuh apaan ?”
<Ah ! kalau soal itu, kata [Furia] sendiri berasal dari bahasa [Harya] dari kata [Furiakorufra] artinya Tanah Megah atau Daratan Induk, singkatnya benua yang selama ini kalian sebut
dengan [Pangea] dulu mempunyai nama asli yaitu—>
“[Furia], terus artinya gua secara ga langsung punya semua
pengetahuan yang berada di [Furia] ini gara-gara kemampuan [Furia’s
Knowledge], gitu maksud lu?”
<Kurang lebihnya apa yang Tuan
katakan itu benar… namun, lebih tepatnya kemampuan yang Tuan dapatkan dari [Furia’s Knowledge] sendiri hanyalah
pengetahuan umum saja… singkatnya pengetahuan yang bahkan anak SMP saja tahu>
Setelah memastikan beberapa hal yang menurutnya penting, Rio pun
memastikan hal yang sejak tadi mengganjal di hatinya sejak pertama kali ia tiba
di tempat yang mereka sebut dengan [Furia] ini.
“Naaa~ jujur aja dari kemaren gua penasaran, kenapa dari semua nama sama
kata yang gua denger kebanyakan pake bahasa inggris ?”
<Aaaa~ kalau soal itu,
sebenarnya hanya untuk memudahkan Tuan untuk mengerti saja soalnya kalau pakai
bahasa Indonesia sedikit gimana~ gitu>
“Oiiiii~ sekarang juga lu minta maaf ke semua orang di Indonesia !!!”
Setelah rasa ingin tahunya hilang, Rio pun melanjutkan pertanyaannya—
“Terus kalo gitu, gimana caranya gua bisa ngerubah sejarah itu sendiri ?”
<Kalau Soal itu… jujur saja
saya juga tidak terlalu paham karena Tugas yang saya terima sejak saya
diciptakan hanyalah untuk mencari orang dari masa depan untuk merubah masa
depan itu sendiri>
“Gimana bilangnya ya… orang yang nyiptain lu itu kayanya gak tau diri ya
?”
<…>
“Kalo gitu berarti kurang lebih gua bebas ngelakuin apa aja selama
sejarahnya bisa berubah, gitu kali ya ?”
Selagi Rio mulai bersiap-siap memasukkan semua barang-barangnya kedalam Shoulder Bag miliknya, Nusa pun
melanjutkan ucapannya—
<Tapi satu hal yang saya tahu, Tuan
juga memiliki batasan untuk melakukan suatu tindakan dalam merubah sejarah>
“Batasan ?”
<Iya, Pertama… karena Tuan
telah melakukan “Kontrak Jiwa” maka dengan kata lain jika Saya hancur maka Tuan
juga akan hancur namun Jika Tuan mati maka saya akan kembali ke masa Tuan untuk
mencari kandidat lainnya. Kedua… saat ini Jiwa Tuan terhubung dengan dua hal, hal
pertama adalah “Kontrak Jiwa” dengan saya dan yang kedua adalah tempat yang
menghubungkan Tuan dengan Dunia ini dengan kata lain—>
Sebelum Nusa menyelesaikan kalimatnya, Rio memotong selagi mengalihkan
matanya kearah sungai dimana hal kedua tersebut berada—
“—Jamban !”
<…benar dengan kata lain hal
kedua yang menghubungkan Tuan dengan dunia ini adalah Bilik Toilet tempat Tuan
berada sebelum pergi menuju tempat ini, oleh karena itu jika Tuan kehilangan ataupun
Bilik Toilet tersebut hancur maka biarpun Tuan telah selesai mengubah masa
depan, Tuan tidak akan pernah bisa kembali ke masa Tuan berada saat ini>
“Serius lu !?” selagi memikirkan hal ini, keringat mengalir deras dari
sekujur tubuh Rio, namun setelah ia pikirkan beberapa kali akhirnya ia pun
mencapai sebuah kesimpulan—
“Aaaarrrrrgggghhh ! haaaa~… entah kenapa kayanya gua udah ga peduli lagi,
lanjutin !”
<Dan yang Terakhir… apapun
keadaannya, Tuan tidak boleh memberi tahu misi Tuan ini kepada siapapun karena
jika Tuan mengatakannya sekali saja maka saat itu juga “Kontrak Jiwa” yang
berada didada Tuan akan mengaktifkan mantra untuk meledakkan Jantung Tuan
seketika… setidaknya itu semua larangan yang diberikan kepada Tuan>
“Hmmm~ kalo dipikir-pikir larangannya udah ga aneh juga ya… kalo di
inget-inget setiap Film yang temanya ngerubah masa lalu juga pasti larangannya
Cuma fokus di yang terakhir itu aja”
Setelah selesai memasukkan seluruh barang bawaannya kedalam Shoulder Bag, Rio pun berdiri dan
bersiap untuk berangkat menuju ke [Kekaisaran
Mangaka Sinanoide] selagi berkata—
“Kalo udah gini sih sekalian aja…”
<Sekalian ? Apanya yang
Sekalian Tuan ?>
“Lu Bodoh ya ? bukannya udah jelas—”
Selagi tersenyum dengan penuh provokasi, Rio pun mendeklarasikan hal ini
tanpa rasa ragu sedikit pun dan malah sebaliknya, pandangannya lurus menatap
kearah langit—
“—Biar gua rubah semua Sejarah tentang [Kekaisaran Mangaka Sinanoide] ini jadi sebuah Kekaisaran yang akan
jadi Pusat dari [Furia]… pusat dari awal peradaban saat ini dan…”
Terdiam sesaat selagi ia----Rio melangkahkan langkah pertamanya dalam
merubah sejarah, ia pun melanjutkan ucapannya “…yang pasti Udah jelas Suka-suka
gua ngerubahnya 8P”
0 comments:
Post a Comment