Sunday, August 21, 2016

[Nusantara] Chapter 8 - Seriusan Langkah Pertama !

Chapter 8 – Seriusan Langkah Pertama




[3rd Person Point of View]


“…”


<Tu-Tuan… ?>


“…”


<Jangan bilang Tuan… marah ?>


“…”


Dibawah langit biru yang sangat cerah ini, lantunan suara hewan yang menyerupai jangkrik bersahutan satu sama lain. Dari sudut manapun orang melihatnya, pemandangan yang bisa mendeskripsikan mereka saat ini hanyalah sebuah gambaran dimana anak sekolah yang sedang menikmati liburan musim panas mereka disebuah desa. Hanya saja… jika mereka benar-benar menikmatinya. Saat ini seorang pria hanya terdiam selagi melempar tatapan dingin namun tajam terhadap sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh sebuah buku berwarna biru donker yang sedang melayang disamping dadanya.


Dua puluh lima menit telah berlalu sejak Rio, Nusa, dan “Itu” meninggalkan wilayah pohon [Arg Gruf]… setidaknya itulah nama wilayah yang disebutkan oleh Nusa beberapa saat sebelum mereka berdua meninggalkan tempat tersebut… dan ucapan Nusalah yang membuat Rio terus menatap tajam dan kesal hingga saat ini…

***

<Ah Benar Juga !............................................................ Tuan ! Sebenarnya kesalah pahaman yang terjadi disini adalah karena…>


“…”


Mendengar ucapan Nusa yang bahkan sama sekali tidak meyakinkan, Rio hanya bisa terdiam mencurigai Nusa selagi menunggu kata selanjutnya dari Nusa—


< Pohon [Arg Gruf] yang dia maksud bukanlah pohon yang ini, Tuan !>


“…”


Suara air sungai yang mengalir dan saling bersimfoni dengan tarian daun yang saling bersentuhan satu sama lain mengisi keheningan yang terjadi diantara mereka berdua…


“Kalo itu sih gua juga tau !”


<eh ? Ba-bagaimana bisa…?>


“Oi ! Oi ! yang ngasih tau gua skill [Furia’s Knowledge] kan lu !”


<Ah !>


“jangan bilang lu… lupa ?”


<Tidak Tuan Saya Tidak Lupa serius Tuan saya Tidak Lupa Mana Mungkin Saya bisa Lupa Tidak ada sejarahnya saya bisa Lupa tentang hal seperti itu serius Tuan saya tidak Lupa Tuan !>


Ini makhluk satu… bilangnya gak “lupa” tapi ngulang kata “lupa” sampe 5 kali… jelas-jelas ini makhluk Lupa…


Berusaha sekuat tenaga meyakinkan Rio, Nusa dengan paniknya menolak fakta bahwa ia benar-benar melupakan hal tersebut. Disisi lain, Rio yang sudah menyadari tingkah laku Nusa melemparkan tatapan kecurigaan kepada Nusa…


“Nah… biar gua kasih tau ke lu sekalian ya… tiap kali lu ngomong pake bahasa yang lu sebut bahasa [Furia], saat itu juga kaya ada jendela kaca warna biru transparan muncul didepan gua…”


<>


Rio mengabaikan Nusa yang sepertinya mengeluarkan sebuah cairan layaknya keringat… namun dilihat dari sudut manapun Nusa adalah sebuah buku. Oleh karena itu Rio lebih memilih mengabaikannya dan melanjutkan ucapannya…


“…dan lu tau apa yang ada di jendela biru transparan itu Ha!?”


<>


“disitu ada deskripsi tentang pohon [Arg Gruf] beserta letak dan gambar pohon tersebut… lu pikir lu bisa ngebohongin gua Ha!?”


<It-it-itu…>


Nusa yang panik dan juga mulai kehabisan kata-kata akhirnya menyerah dan memberitahu alasan dibalik sikapnya itu.


Setelah itu Nusa memberitahu kepada Rio bahwa pohon didepannya itu memang bukanlah pohon [Arg Gruf] yang sebenarnya. Melainkan pohon yang menjadi tempat penampungan [Mana] yang sebelumnya dimiliki oleh Nusa dan Rio… lebih tepatnya adalah wadah yang Nusa jadikan tempat penampungan [Mana] Rio yang menyebar akibat ia hilang kesadaran selama menggunakan kemampuan [Teleport]. Kemampuan itu sendiri adalah salah satu kemampuan tingkat atas dan bahkan dalam menggunakannya Rio kehilangan setengah dari total [Mana] yang ia serap dari ke-11 makhluk suci panggilan selama ia terjebak ditengah medan perang saat pertama kali tiba ditempat ini.


“Jadi… karena lu pikir bisa bahaya kalo itu [Mana] lepas kendali, pohon ini akhirnya lu jadiin buat wadah, gitu ?”


<I-Iya Tuan…>


“Tch…”


“Lain kali bilang dulu kenapa.” Setidaknya itulah yang ingin Rio katakan namun karena menurutnya ini juga separuh dari kesalahannya ia tidak bisa menyalahkan Nusa karena hal tersebut. Terlebih lagi, hal yang menyebabkan Rio terdiam dan hanya bisa menatap tajam Nusa hingga saat ini adalah karena ia merasa malu untuk mengakuinya dan juga karena separuh dari hati kecilnya mengatakan bahwa ia tidak ingin kalah dari buku yang ia sebut dengan “Sialan” itu. Oleh karena itu, akhirnya Rio memutuskan untuk tetap membawa “Itu” bersamanya karena permintaan Nusa dan juga harga dirinya.

***

<Tu-Tuan ?>


“…”


<Tu-Tuan->


“Ha!?”


Merasa kesal karena Nusa terus memanggil Rio sejak dua puluh lima menit yang lalu, untuk pertama kalinya Rio membalas ucapan Nusa walaupun itu hanya sebatas “Ha!?”. Tidak hanya itu, Rio juga tidak lupa melemparkan tatapan tajam kearah Nusa beserta raut muka kesal kepadanya. Nusa yang merasakan hal tersebut hanya bisa terdiam seolah-olah ia merasa ada sebilah pisau yang siap untuk melubanginya.


Rio mengambil napas dalam-dalam dan akhirnya membuka suaranya…


“Oi ! jadi abis ini gua harus lewat mana supaya bisa ke [Kekaisaran Mangaka Sinanoide] ?”


<a-ah… Tuan cukup ikuti jalan ini saja terus, Nanti Tuan akan tiba ke [Kekaisaran Mangaka Sinanoide] kurang lebih sekitar 2 hari lagi dari sini, jika kita bisa sampai didesa [Pasgat] malam ini… tidak sore ini, kita bisa menumpang bersama karavan ataupun pedagang yang akan pergi menuju ke sana Tuan>


“2 hari !? serius lu ?”


<saya serius Tuan, kalau soal makanan Tuan tenang saja, selama perjalanan kita akan banyak menemukan pohon buah yang bisa Tuan makan>


“Haaaa~ gua kira gua ga akan makan sampe di kekaisaran”


<oh iya satu lagi Tuan, saat tiba di kekaisaran Tuan tetap harus mencari pekerjaan untuk makan>


“Eh ?”


<singkatnya Tuan saat ini sama sekali tidak mempunyai uang untuk membeli makanan ataupun pakaian>


“Serius lu ? ._.” Mendengar ucapan Nusa, Rio hanya bisa terdiam. Mulanya ia berpikir bahwa setidaknya saat ia mencapai kekaisaran ia akan mendapatkan makan, minum, dan juga mempunyai tempat tinggal secara gratis namun faktanya… ia harus mencari itu semua sendirian.


[Suara benda yang ditarik paksa]


“…”


<>


Sebenarnya ini bukanlah pertama kalinya mereka berdua mendengar suara itu. Suara yang saat ini mereka dengar telah berbunyi sekitar dua puluh menit yang lalu. Namun mereka berdua memutuskan untuk mengabaikan suara tersebut dan melanjutkan perjalanan menuju wilayah kekaisaran.


Saat ini Rio dan Nusa sudah memasuki wilayah hutan [Skyp]. Menurut jendela yang Rio namakan dengan [Pop Out Descript] atau [P.O.D], di hutan ini banyak terdapat buah-buahan yang dapat ia makan dan dapat ia jual dengan harga 5 [Sentinel]. [Sentinel] sendiri merupakan mata uang resmi yang dipakai oleh orang-orang di kekaisaran ini. Oleh karena itu Rio berencana untuk mengumpulkan buah-buahan yang akan ia temukan dihutan ini.


“oh iya ! sebelum gua lupa…”


<>


“…Kalo gua udah sampe disana gimana caranya gua bisa tau kalo ada sejarah yang harus gua ubah ?”


<ah ! kalau soal itu… Tuan tinggal menggenggam saya lalu katakan [Hist Log] setelah itu katakan [B.A] dan Tuan akan dapat melihat sejarah yang akan terjadi dalam waktu dekat…>


“[B.A]…? apaan tuh ?”


<[B.A] atau [Bi Ei] adalah singkatan dari [Before Action], dalam [Menu] ini Tuan dapat melihat sejarah yang akan terjadi dalam kurun waktu satu bulan kedepan dan apa pengaruhnya dimasa yang akan datang. Selain itu, jika Tuan ingin melihat sejarah yang sudah Tuan coba untuk ubah, Tuan tinggal katakan [A.A] atau [Ei Square] yang merupakan singkatan dari [After Action] Namun—>


“—dalam [Menu] ini gua ga bisa liat efek yang akan terjadi dimasa depan, iya kan ?”


<Benar… karena setelah Tuan melakukan suatu tindakan untuk merubah sejarah, sekecil apapun riak yang Tuan ciptakan, sejarah itu akan berubah kearah yang sangat tidak terduga>


Uwaaaa~ gua gak ngira bisa denger kata-kata mutiara dari ini buku sialan satu…


Biarpun itu hal yang ia pikirkan, Rio tidak mengucapkannya secara langsung karena baginya jika ia mengganggu penjelasan dari Nusa saat ini, ia merasa akan melupakan hal yang ingin ia tanyakan nantinya. Selain itu ia juga yakin bahwa arah topik pembicaraan akan berubah kearah yang tidak karuan jika ia mengganggunya saat ini.


<Selain itu, Jika Tuan memiliki seseorang yang Tuan anggap sebagai Teman ataupun seseorang yang berharga bagi Tuan dimasa ini… entah Tuan menyadarinya atau tidak, masa depan orang tersebut akan terdaftar secara otomatis dan dapat Tuan lihat melalui [F.L] atau [Friend’s Log] setelah mengatakan itu selanjutnya Tuan tinggal sebutkan nama orang tersebut dan tentu saja masa depan yang bisa Tuan lihat hanya sebatas dalam kurun waktu satu bulan ke depan>


“…”


“Teman…kah ?” Rio tidak bisa berkata-kata mendengar kata tersebut. Baginya mendapatkan seorang teman itu lebih sulit dibandingkan mendapatkan seribu kenalan.


<Terlebih lagi dalam setiap [Menu] yang Saya miliki, jika ada suatu peringatan menandakan adanya sebuah keadaan mendesak ataupun berbahaya akan ada pengumuman tertentu yang muncul dihadapan Tuan sama seperti saat pertama kali Saya berbicara dengan Tuan…>


“hmmm~ Peringatan,kah ? [Menu] lu banyak gunanya juga ya…”


<…tapi pengumuman itu sendiri hanya akan muncul jika Tuan tidak melihat [Hist Log] ataupun [Friend’s Log] hingga satu minggu sebelum sejarah tersebut terjadi, jadi Tuan tenang saja… selama Tuan rajin membaca detail tentang keadaan yang akan terjadi baik itu penyebabnya, efek setelahnya, maupun kronologi dari kejadian tersebut, saya yakin… kali ini kita pasti akan berhasil>


“Percaya diri amat lu ? maaa~ kalo gitu sih tenang aja… malah harusnya lu itu bersyukur yang lu bawa itu gua…”


<Bersyukur ? kepada Tuan ?>


“iyalah… soalnya gua itu ganteng”


[Suara hewan menyerupai jangkrik dan dedaunan yang saling bersentuhan satu sama lain]


Seketika Rio selesai mengatakan itu, suasana disekitar mereka berdua hening seketika. Hanya suara hewan yang menyerupai jangkrik yang terdengar beserta suara dari ranting pohon yang saling bersentuhan satu sama lain. Dedaunan kering terhempas oleh angin melewati jalan kecil yang tercipta diantara Rio dan Nusa yang melayang disebelahnya.


<Ternyata benar Tuan ini Bodoh ya…>


“Anjrit ! ngomong sekali lagi gua bakar lu seriusan gua ga bohong !”


<ah ! Tuan… Itu !>


“hmmm………………………………………………. Itu kan !?”


Tanpa mereka sadari… setelah berjalan hampir sekitar Sembilan puluh lima menit didalam hutan, akhirnya mereka berhasil keluar dari hutan [Skyp] dan tiba disebuah padang rumput yang sangat hijau dimana sejauh mata memandang yang ia lihat adalah sebuah pemandangan yang benar-benar bisa dibilang sebuah kesuksesan dari program “Green Revolution” atau Revolusi Hijau—


“Oi ! itu kan !?”


<aaa~h… Itu dia Desa [Pasgat] Tuan, Desa penghasil tanaman [Krufa] terbesar dikekaisaran atau di dunia Tuan dikenal dengan nama… gandum>


0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close