Story Writter - Link

Link is one of Our Storry Writter in this Project. Link's Specialty in Fantasy Story. Check

Illustrator - RFTaurus

RFTaurus is one of our Illustrator in this project. Currently RFTaurus's partner is Link for [Nusantara] project. Check

Web Novel - Nusantara

Nusantara adalah kisah mengenai petualangan Rio (19 tahun) untuk mengubah sejarah suatu negara setelah ia mengalami pertemuan dengan sebuah buku bernama Nusa. Update : 1 chapter/week. Check

Sunday, February 26, 2017

[Nusantara] Chapter 35 – Rio Vs Kruzgar VIII (Final)

P.S:
Maaf hari ini telat karena ada berbagai urusan di RL, tapi untung aja udah selesai, silahkan dinikmati pertarungan Akhir antara Rio dan salah satu karakter yang juga OP, Jatmiko
satu lagi, sehabis chapter ini, kita akan memasuki Epilog untuk Arc 1...
Jadi Support terus ya!




Chapter 35 – Rio Vs Kruzgar VIII (Final)

            [3rd Person Point of View]

            “Oioioi! Suara apaan tuh?”

            “Mas Jat! Sepertinya pilihan kita untuk segera menuju kearah datangnya suara ledakan itu adalah pilihan yang tepat”

            “Jat-jat!”

            “Ma-mas Jat! Itu didepan!”

            “Uuu~”

            Tidak jauh dari tempat dimana pertarungan Rio berlangsung, Jatmiko, Pocong, Kunti, [The Tuyuls], dan juga seorang [Svregna] wanita, yang saat ini sedang digendong oleh Kunti, sedang berlari menuju kearah datangnya suara ledakan yang diciptakan oleh Rey beberapa saat lalu. Mereka semua pada awalnya terkejut dengan jumlah [Mana] yang sangat besar berasal dari arah langit sebelum ledakan besar itu terjadi. Tidak hanya suara ledakan saja, dampak yang ditimbulkan oleh tekanan angin akibat ledakan tersebut membuat pepohonan beterbangan kesegala arah dengan skala yang luas.

            Melihat hal ini, Jatmiko segera menatap seluruh temannya. Membalasnya dengan tatapan serius, Jatmiko segera pergi bersama mereka semua menuju kearah datangnya ledakan.

            Sebenarnya apa yang terjadi disini?

            Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Jatmiko. Tersasar beberapa hari di [Crept] dan saat ia keluar, semuanya telah berubah dan terlebih lagi, dialah yang bertanggung jawab atas [Quest] pengamatan dan penyelidikan ini.

            Nanti bagaimana ane ngelaporinnya?

            Selagi sedikit memasang muka cemas, Jatmiko tetap berlari menuju kearah datangnya ledakan. Entah apa yang menantinya, Jatmiko sudah terbiasa dengan hal-hal merepotkan seperti itu.

            “Ma-mas Jat, itu… kan?”

            “Kawah?!”

            Melihat kearah cekungan yang ditunjukkan oleh Tuyul yang menggunakan celana hijau, Jatmiko tersentak kaget. Dihadapannya ia melihat sebuah kawah besar tercipta. Tidak berhenti disitu, ia melihat seorang yang tidak asing baginya sedang berdiri dipinggiran kawah selagi tersenyum. Entah apa yang lelaki berbadan besar itu gumamkan, Jatmiko tidak bisa mendengarnya dengan jelas.

            Rey?! Kenapa malah bikin kacau disini? Ane dengar dia lagi ambil [Secret - Quest]?!

            Dihadapannya, adalah seorang yang Jatmiko kenal. Dia adalah seorang mantan penguasa gunung dan juga raja dari para bandit, Rey Kruzgar.

            Melihat hal ini membuat Jatmiko menepuk keningnya dengan telapak tangan kirinya selagi mulutnya terbuka lebar. Setelah dia menyerahkan diri karena sudah bosan menjalani kehidupan sebagai penguasa gunung, ia pun menyerahkan dirinya ditemani oleh beberapa anak buah yang setia kepadanya. Walau pada awalnya dia akan mengalami eksekusi mati namun karena campur tangan ketua [Guild] iapun akhirnya diselamatkan dan menjadi seorang Petualang dengan peringkat “G”. oleh karena itu iapun berjanji untuk mematuhi seluruh aturan [Guild]  untuk melindungi kesehariannya namun,

            “Ngapain malah nambah beban ane aja, dasar Kampret!”

            Seketika Jatmiko ingin memarahi Rey, ia melihat sesuatu yang membuatny lebih terkejut lagi. Ia melihat sebuah batu besar diarahkan secara bertubi-tubi menuju kearah Rey tanpa henti sehingga membuatnya terpaksa bertahan mundur sepihak. Bagaikan sebuah “Gattling Gun”, batu besar itu terus melesat dengan sangat kencang kearah Rey. Tanpa menyisakan sedikitpun jarak untuk bersantai, batu besar itu terus menerjang bagaikan badai kearah Rey sehingga membuatnya bertahan sekuat tenaga.

            “Ma-mas Jat! Kalau begini terus…”

            “Jat-jat, si Om pasti mati tuh!”

            Mendengar kekhawatiran dari [The Tuyuls] membuat Jatmiko bersiap untuk mengambil tindakan. Tanpa berpikir panjang, Jatmiko segera berdiri dan menjulurkan tangannya kearah [The Tuyuls] dan Pocong.

            “Mas Poc! [Sword Ghost]”

            “Siap!”

            Sesaat Jatmiko memanggil Pocong, untuk kedua kalinya Pocong mengubah bentuknya dan kembali menjadi pedang yang dikelilingi oleh api biru serta kabut aneh kembali menyebar disekitar tubuh Jatmiko. Ini adalah kekuatan yang berasal dari pedang pemburu arwah, [Sword Ghost].

            “[The Tuyuls]! [Spirit Sneaker]”

            “O-oke!”

            “Aye-aye!”

           Kali ini, sekujur tubuh [The Tuyuls] mulai berubah dan memancarkan sebuah cahaya berwarna biru dan hijau. Semakin lama cahaya yang dipancarkan semakin terang sehingga membuat mereka terlihat menjadi sebuah cahaya merah dan hijau. Tidak lama setelah itu, kedua cahaya dihadapan Jatmiko mulai mengelilingi kedua kakinya dari menghasilkan sebuah sepatu dengan bola-bola Arwah disekitarnya. Dikaki kirinya 3 buah bola arwah berwarna hijau berada disamping kirinya dan kaki kanannya terdapat 3 buah bola arwah berwarna merah disamping kanan kakinya. Ini adalah sepatu yang dapat membuat Jatmiko bergerak dengan kecepatan arwah, [Spirit Sneaker].

            “Mbak Kun, Tolong titip itu anak ya!”

            “Muu!”

            Walau memperlihatkan wajah tidak senang, Kunti tetap menganggukkan kepalanya selagi mengerutkan alis dan menggembungkan kedua pipinya. Mengabaikan hal itu, Jatmiko segera menuju kearah Rey.

            Tapi sebelum itu…

            “[The Tuyuls]! Hancurkan batu yang mengarah kearah Rey dengan [Explosive Spirit Ball]”

            “Aye-Aye!”

            Mendengar permintaan Jatmiko, beberapa bola api segera dilepaskan menuju kearah batu-batu yang sedang melesat kearah Rey. Tentu saja pada saat itu Rey yang sedang kesulitan tidak menyadari bantuan dari Jatmiko sehingga ia mengira bahwa bola-bola api itu diarahkan oleh Rio. Tentu saja, Rey dengan segera menghancurkan bola-bola api itu beberapa kali sehingga membuatnya terkena ledakan bola api yang terbuat dari arwah tersebut dan akhirnya terjatuh tak sadarkan diri.

            “!”

            Disaat Jatmiko tiba, ia melihat kondisi Rey yang sudah babak belur terkena ledakan, tentu saja akibat bola api Jatmiko dan tidak ada hubungannya dengan Rio, dan tak sadarkan diri. Tidak berhenti disitu, ia merasakan sebuah tekanan [Mana] yang lebih besar menuju kearahnya. Dialihkan pandangannya, ia melihat sebuah spiral api besar, tipis, dan juga berdaya ledak tinggi menuju kearahnya… lebih tepatnya menuju kearah Rey.

            Serius nih?!

“[Ghost Mist – Spirit Eater]”

Secara reflek, Jatmiko segera menggunakan salah satu kemampuan dari pedang arwah.

[Ghost Mist – Spirit Eater] atau kabut iblis pemakan arwah, kemampuan yang berguna untuk menetralkan kemampuan apapun yang memiliki element arwah atau [Spirit] dengan kata lain kabut penghancur elemen atau [Elemental Vanisher].

Seketika spiral api itu bersentuhan langsung dengan kabut yang diciptakan oleh Jatmiko, disaat itu pula spiral api itu mulai terdegradasi dan segera menghilang diudara. Berkali-kali hal ini terjadi dan tidak sedikitpun menunjukkan tanda-tanda dari serangan ini akan berakhir.

Sebenarnya seberapa banyak [Mana] yang dimiliki itu orang?! Gak ada habisnya Kampret!

Walaupun Jatmiko menggerutu, sebenarnya Jatmiko juga tidak sepenuhnya terganggu. Hal ini dapat dilihat dari sifatnya yang santai dan saat ini bahkan ia beristirahat dan menepuk-nepuk pipi Rey dengan santainya untuk membangunkannya. Tentu saja Rey yang sudah tak sadarkan diri tidak merespon sedikitpun.

“Uwaa~ kalau begini terus bisa gawat nih? Ceramahnya bisa tambah panjang nih nanti”

Memasang muka yang jelas-jelas mengisyaratkan “Merepotkan”, Jatmiko segera mengetukkan kaki kanannya ketanah sebanyak 2 kali dan, seketika itu pula ia berada dihadapan seorang lelaki berambut ungu dengan kaos putih dan juga celana basket berwarna biru yang sedang tersenyum sinis. Dilihat dari manapun anak lelaki dihadapannya ini adalah orang jahat yang menyebabkan semua kehancuran dihutan ini.

“Oi! Ente ngapain ngehancurin hu—uwa!”

“Berisik! Lu pasti bawahan si Sialan itu kan?!”

Mengabaikan Jatmiko, anak lelaki berambut ungu itu segera menyerangnya dengan Spiral api yang tiba-tiba saja muncul dihadapan mata Jatmiko.

Serius?! Tanpa mantra?!

Melihat hal ini, Jatmiko segera melepaskan [Ghost Mist] sekali lagi dan disaat itu pula spiral api dihadapannya memudar seketika. Tanpa pikir panjang ia berusaha untuk menyerang anak laki-laki itu dari arah belakang dengan kemampuan [Ghost Step]. Ini adalah kemampuan yang ia gunakan untuk berpindah tempat secara cepat sebelumnya. Namun kelemahannya adalah ia harus menunggu beberapa saat setelah menggunakan [Spirit Sneaker] oleh karena itu ia tidak menggunakannya beberapa saat yang lalu.

“Ap—!”

“Ha?!”

Terkena serangan telak dari Jatmiko, anak laki-laki itu, Rio, hanya terdiam ditempat tidak tergores sedikitpun. Hal ini jelas membuat Jatmiko tercengan. Namun tidak lama setelah itu ia segera mundur beberapa langkah dan segera melancarkan serangannya berkali-kali serta dikombinasikan dengan langkahnya yang super cepat sehingga membuatnya tidak bisa terkena serangan dari Rio. Disisi lain, Rio telah menghentikan serangannya terhadap Rey dan saat ini terfokus kepada Jatmiko. Tidak berhenti disitu, Rio menggunakan kemampuan dengan kekuatan besar seperti itu bagaikan tidak akan pernah kehabisan [Mana] sedikitpun.

Tidak salah lagi, ini orang… [Revancy]

Sampai pada kemungkinan itu, Jatmiko yang sejak tadi berhasil menghentikan seluruh serangan Rio masih berusaha untuk mengukur kemampuan Rio.

Tapi seakan-akan memecahkan keadaan stagnan diantara mereka berdua, Rio segera menuju kearah Jatmiko dan sesaat ia akan menggunakan langkah cepatnya, spiral api sengaja diledakkan oleh Rio tepat dibawah kaki Jatmiko sehingga ia kehilangan keseimbangannya. Tidak menyia-nyiakan keadaan ini, Rio segera mencekik leher Jatmiko dengan sangat kuat menggunakan tangan kirinya, dan iapun mengarahkan telapak tangan kanannya tepat sekitar 5 hingga 10 cm dari ujung pangkal hidung Jatmiko dan…

“Mati Lu!”

Sebuah Spiral Api muncul dihadapan Jatmiko dan disaat yang bersamaan meledakkan kepala dan juga tubuh bagian atas Jatmiko hingga tak tersisa bahkan tubuh bagian bawah mulai dari perut hingga kaki mulai meleleh menjadi tak berbentuk. Benar-benar pemandangan yang mengerikan untuk dilihat.

“Ha… hahahaha!”

Rio pun tertawa lepas. Mata ungunya yang menyala terang bagaikan orang gila mulai bersinar semakin terang. Dan bersamaan dengan hal itu, ia pun jatuh dan kehilangan kesadarannya.

“Huuu~ ternyata hanya dengan satu [Ghost Illusion], sudah cukup untuk mengalihkan perhatiannya”

Dari atas pohon, Jatmiko hanya bisa duduk santai dan tersenyum karena tidak perlu mengeluarkan kemampuan aslinya.

Apa yang dilawan oleh Rio beberapa saat lalu adalah [Ghost Illusion] yang dibuat oleh Jatmiko sesaat ia tiba dihadapan Rio dan bersiap menyerangnya dari belakang. Jatmiko dalam sekejap berpindah keatas dahan pohon dan hanya duduk  memperhatikan pertarungan selagi menguap beberapa kali. Disaat ia sudah merasa bosan, Jatmiko menggunakan [Ghost Mist – Spirit Retriever] untuk menghilangkan kesadaran Rio tanpa disadari oleh Rio. Dengan kata lain, Jatmiko menemukan sebuah “lubang” dari kemampuan pertahanan Rio yang terbilang “hampir” mustahil untuk ditembus dan ia menembusnya selagi menguap dari atas dahan pohon.

“Haaa~ ayo kembali, Ane mulai ngantuk nih!”


—Dan begitulah akhirnya pertarungan panjang di hutan [Skyp] pun berakhir tanpa korban jiwa sedikitpun.

Sunday, February 19, 2017

[Nusantara] Chapter 34 - Rio Vs Kruzgar VII


Chapter 34 – Rio Vs Kruzgar VII

            [3rd Person Point of View]

            “Oi, Nusa!”

            [Ada apa Tuan?]

            “Jelaskan dengan Singkat sekarang juga! Apa bisa gua [Absorb] sisa api yang ada di kawah sekitar sini?!”

            [Tidak!]

 “…”

[]

Singkat Banget Sialan! Jelasin kenapa?

Ditengah debu yang saat ini sedang mengepul menutupi wilayah disekitar kawah yang tercipta akibat ledakan dahsyat yang terjadi beberapa saat lalu, seorang anak lelaki sedang berkonsultasi kepada sebuah buku berwarna biru dongker yang melayang disamping kiri kepalanya.

Walaupun apa yang ditanyakan oleh lelaki itu dan apa yang dijawab oleh buku itu tidak ada yang salah namun anak lelaki menunjukkan raut wajah ketidakpuasannya atas jawaban yang diberikan oleh buku tersebut.

“Jelasin, Nusa~!”

[A-ah iya! Bukan maksud saya Tuan tidak bisa menggunakan [Absorb]. Namun, saat Tuan akan menggunakan kemampuan tersebut, Tuan harus berkonsentrasi penuh karena jika tidak energi yang diserap oleh Tuan akan meledak didalam telapak tangan Tuan dan akan berakibat fatal]

“Tapi bukannya dengan kemampuan bertahan yang gua dapet dari [Skill Up] ini cukup buat menahan serangannya?”

[Tuan tidak sepenuhnya salah namun, disaat Tuan akan menggunakan kemampuan itu, telapak tangan Tuan akan terlepas dari efek [Skill Up] tersebut Tuan. Dengan kata lain, telapak tangan Tuan akan menjadi kelemahan terbesar bagi Tuan]

Mendengar hal itu, Rio hanya bisa mengerutkan alisnya karena rencana yang ia pikirkan beberapa saat yang lalu tidak bisa ia gunakan dan jika dipaksakan dapat membahayakan dirinya.

Selagi mereka berdua berdebat, Rio memperhatikan wilayah disekelilingnya.

Panas.

Itulah yang ia rasakan sejak beberapa saat lalu. hawa panas yang membuat Rio berkeringat sejak tadi membuat baju kaosnya basah.

Sial! Kalau begini terus gimana caranya gua bisa selamat dari tempat ini? Gak mungkin juga gua tiba-tiba minta maaf sehabis meledek bandit sialan itu, lagian gua sendiri gak sudi sih

Selagi ia menyeka keringat dikeningnya, Rio memperhatikan debu disekitarnya mulai menghilang tertiup angin. Dikuatkan lututnya untuk berdiri dan disaat yang bersamaan dengan itu,

[Tuan, Saya punya rencana!]

“Hmm?”

Nusa memecah keheningan diantara mereka berdua. Tidak lama setelah Rio mendengarkan rencana yang diusulkan oleh Nusa, Rio segera berlari mengikuti arah angin bertiup dan segera bersembunyi di daerah hutan.

Apa yakin ini berhasil?

Walaupun ia sedikit ragu, Rio tetap berusaha untuk mempercayai Nusa. Selagi ia bersembunyi disemak-semak, diperhatikannya beberapa batu yang ia ambil dari kawah.

“Kuhahaha!”

Selagi ia bersembunyi, didengarnya teriakkan keras dari ujung kawah tempat ia berada beberapa saat yang lalu. Tanpa perlu membuktikan dengan matanya, Rio sudah mengetahui kalau suara ketawa yang menurutnya menjijikkan itu adalah milik Bandit sialan, Rey.

Cih! Berlagak seolah-olah dia sudah menang!

[Tuan Sekarang!]

Mendengar aba-aba dari Nusa, Rio segera mengarahkan telapak tangan kanannya kearah sampingnya lalu,

[Absorb!]

Ia menggunakan kemampuan gratisan atau [Free Skill] miliknya tanpa mengalihkan pandangannya dari Rey sedikitpun. Kemampuan yang ia gunakan saat ini adalah kemampuan dengan efek yang paling Rio pahami karena ini adalah kemampuan yang ia pakai saat pertama kali tiba ditempat ini oleh karena itu dia sangat mempercayai kemampuannya.

Selagi ia merasakan hawa panas dari telapak tangan kanannya, Rio berusaha untuk menahannya. Digernyitkan giginya agar tidak menimbulkan suara sedikitpun.

Angin mulai berhembus kearah Rio secara perlahan-lahan. Namun karena ia bersembunyi dengan mengikuti arah angin Rey tidak menyadari keberadaannya terlebih lagi jejak kaki miliknya ikut menghilang tertiup angin.

“Kuh… sayang sekali, bahkan mayatnya pun sudah tidak tersisa lagi”

Muka lu gak bersisa! Tunggu aja sebentar lagi, giliran gua yang akan menyerang lu!

Keringat dingin mulai membasahi tubuh Rio di hawa yang panas ini. kakinya gemetar karena kelelahan yang mulai ia rasakan setelah berjalan, berlari, dan melakukan semua hal yang hampir tidak mungkin ia lakukan sebelum ia diculik ketempat ini.

Sesaat Rio akan berdiri, ia terkejut oleh raut muka Rey yang mulai bersiaga kembali seakan-akan menyadari apa yang sedang dilakukan oleh Rio.

“Oi! Sepertinya Bandit sialan itu udah sadar tentang rencana kita!”

Ucap Rio pelan dengan nada berbisik kepada Nusa. Namun disisi lain Nusa hanya menjawab dengan singkat.

[Tenang Tuan, Dilihat dari reaksinya, ia belum mengetahui letak dimana Tuan berada]

Sok tahu lu kayak detektif!

Setidaknya itulah yang disanggah oleh Rio didalam pikirannya. Namun setelah ia perhatikan gerakan Rey, Rio menyadari bahwa apa yang dikatakan Nusa kepadanya dalah hal yang benar.

“Sial! Dimana bocah itu berada saat ini?”

Oi oi oi! Dia mau siap ngebakar hutan lagi tuh dari gerak-geriknya!

Mendengar teriakkan dari Rey membuat Rio tersentak kaget. Bersamaan dengan hal itu, Nusa memberikan aba-abanya.

[Tuan! Lepaskan kemampuan Tuan dan kita akan melaju ketahap berikutnya!]

“O-oh!”

Mendengar ucapan Nusa membuat Rio kembali kepada kenyataan dan segera menutup kembali kemampuan [Absorb] miliknya. Kali ini ia memfokuskan kepada telapak tangan kirinya yang sejak tadi memegang batu kerikil sebanyak beberapa buah. Diopernya batu kerikil itu ketangan kanannya, Rio segera bersiap untuk melemparkan keseluruh batu itu kepada Rey.

“Haaa~!”

[Sekarang!]

Dikumpulkan seluruh tenaga ditangan kanannya, Sesaat sebelum Rio melepaskan semua batu kerikil dari tangan kanannya sesuai aba-aba dari Nusa—

[Resize]

[Copy]

—Rio segera mengucapkan kedua kemampuan [Free Skill] miliknya.

[Resize] adalah kemampuan Rio untuk mengubah ukuran bentuk suatu benda sesuai keinginannya dan saat ini Rio mengubah ukuran keseluruhan batu yang dilemparnya menjadi berdiameter sekitar 7 meter.

Setelah itu ia menggunakan kemampuan [Copy] sesaat semua batu baru akan berubah dan sebelum meninggalkan telapak tangan kanannya. Hal ini dimaksudkan agar Rio dapat menggandakan kembali batu tersebut langsung pada ukurannya saat ini dengan kecepatan yang sama tanpa perlu melemparnya berkali-kali.

Singkatnya kombinasi yang ia gunakan sesuai petunjuk Nusa sangatlah efisien.

“Nusa! Bukannya batu yang dilempar itu memiliki massa yang sama walaupun setelah ditambahkan [Resize]? Berarti saat berubah ukuran tidak akan ada pegaruh dengan massanya, ya kan?”, Setidaknya itulah apa yang ditanyakan oleh Rio saat pertama kali mendengar  rencana dari Nusa. Namun Nusa dengan segera menghilangkan kebingungan Rio,

[Memang benar Tuan, namun jika Tuan melemparnya dengan memfokuskan tenaga Tuan disatu bagian tubuh maka apa yang terjadi saat tubuh Tuan mendapatkan penambahan dari [Skill Up]?]

Tentu saja jawabannya sangatlah mudah untuk Rio pahami,

Kekuatan batu tersebut bagaikan koin seberat 50 gram yang dilempar dari gedung setinggi lebih dari 200 lantai, itupun jika ada didunia asal gua!

Dengan kata lain, koin yang Rio umpamakan akan dapat membunuh seorang manusia karena adanya gravitasi yang menyokong percepatan dari koin tersebut. singkatnya massanya akan bertambah seiring bertambahnya kekuatan yang Rio gunakan untuk melempar batu tersebut.

Sesaat Rey selesai mengaktifkan kemampuan [Firo Assets] miliknya, ia segera terpental jauh setelah terkena oleh lemparan batu raksasa Rio dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Tidak berhenti disitu,

[Paste]

Ia aktifkan kemampuan [Free Skill] lain yang ia miliki yaitu [Paste], dengan kata lain kemampuan yang digunakan untuk merealisasikan benda yang telah ia tandai menggunakan [Copy] untuk digandakan.

Tidak sekali ataupun dua kali ia mengaktifkan kemampuan ini namun, ia mengaktifkannya berkali-kali hingga mulutnya berbusa. Tatapan mata Rio saat ini bagaikan seseorang yang telah kecanduan musik dengan genre heavy metal. Matanya melotot dan kedua ujung mulutnya terangkat dengan sangat tinggi. Membuatnya tersenyum bagaikan seorang penjahat kelas kakap.

Disaat Rio mulai kesulitan mengucapkan [Paste] didalam hatinya, kini dihadapannya terdapat berpuluh-puluh lapisan batu yang segera melaju pesat kearah Rey bagaikan sebuah cheat dalam game yang muncul secara bertubi-tubi tanpa henti. Melesat dengan cepat dan kuat menghancurkan seluruh ekosistem hutan yang dilewatinya.

[Bagaimana Tuan, rencana saya?]

“…”

Disaat Nusa bertanya kepada Rio, ia tidak mendapatkan balasan apapun darinya. Sekitar satu menit kemudian, Rio tertawa terbahak-bahak dengan sangat kencang.

“AHAHAHAHAHA”

[Tu… an?]

Bagaikan seorang yang kecanduan narkoba, ia tertawa tanpa henti. Suara tawanya mulai menggema kesekitarnya. Setelah sekitar beberapa saat Rio terdiam secara tiba-tiba sehingga membuat Nusa khawatir jika otak Rio menjadi miring karenanya. Namun saat ia melihat kearah matanya, Nusa menyadari bahwa saat ini Rio tersenyum lebar hingga pupil matanya mengecil. Bagaikan seekor serigala yang bersiap menerkam mangsanya.

[Tu-Tuan?]

“…”

Tanpa sepatah katapun, Rio segera mengarahkan tangan kanannya kearah langit. Dibukanya lebar-lebar telapak tangannya, lalu—

[Create]

—Ia pun segera mengaktifkan kemampuan untuk membuat sesuatu yang diinginkannya menggunakan [Mana] yang ia miliki.  

Frey (Ledakan) à Phyro (Api) à Sript (Spiral) à Trof (Padat) à Srack (Tepat) = Helvanya Phyro Explosion

Mendengar ucapan Rio, Nusa sontak kaget dan kehabisan akal dengan apa yang akan Rio lakukan selanjutnya setelah menciptakan kemampuan yang sama oleh apa yang diciptakan Rey beberapa saat lalu.

Kurang dari beberapa menit, diatas kepala Rio tercipta sebuah tabung api yang menyala terang. Tabung api yang dikelilingi oleh lidah api yang terkonsentrasi disekitar tabung tersebut membuat kemampuan [Helvanya] yang digunakan Rio jauh melebihi Rey. Setidaknya itulah yang Nusa rasakan.

[Resize]

Sebelum tabung tersebut mulai membentuk spiral, Rio kembali menggunakan kemampuan [Resize] untuk merubah ukurannya menjadi sangat besar bahkan lebih besar dari yang Rey gunakan beberapa saat lalu.

Selagi Rio tersenyum dengan sangat lebar, ia kembali menggunakan satu kemampuannya lagi. Kemampuannya kali ini membuat Nusa hingga kehabisan kata-kata dan mulai terlihat panik karena halaman depannya mulai terlihat seakan-akan basah setelah tersiram air yang mengalir.

[Copy]

Selesai mengucapkan hal tersebut, Rio mengarahkan pandangannya lurus kedepan dan,

“Aha!”

Dilepaskannya [Helvanya] selagi tersenyum puas. Walaupun ia tidak melihat siapapun dihadapannya selain jalur lurus yang tercipta oleh serangannya beberapa saat lalu yang menghancurkan pepohonan yang berada dihadapannya, Rio layaknya sebuah senapan mesin—

[Paste]

—Mengaktifkan kemampuan ini berkali-kali seperti apa yang ia lakukan beberapa saat lalu menggunakan kerikil yang sudah diperbesar. Namun kali ini yang ia gandakan adalah [Helvanya Phyro Explosion], atau kemampuan peledak berskala besar.

“AHAHAHAHAHAHAHA”, diiringi oleh suara tawanya yang terdengar bagaikan orang yang sudah tidak waras. [Helvanya] dilepaskan berkali-kali oleh Rio hanya untuk menuju kesatu target yaitu… Rey.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close