Sunday, February 26, 2017

[Nusantara] Chapter 35 – Rio Vs Kruzgar VIII (Final)

P.S:
Maaf hari ini telat karena ada berbagai urusan di RL, tapi untung aja udah selesai, silahkan dinikmati pertarungan Akhir antara Rio dan salah satu karakter yang juga OP, Jatmiko
satu lagi, sehabis chapter ini, kita akan memasuki Epilog untuk Arc 1...
Jadi Support terus ya!




Chapter 35 – Rio Vs Kruzgar VIII (Final)

            [3rd Person Point of View]

            “Oioioi! Suara apaan tuh?”

            “Mas Jat! Sepertinya pilihan kita untuk segera menuju kearah datangnya suara ledakan itu adalah pilihan yang tepat”

            “Jat-jat!”

            “Ma-mas Jat! Itu didepan!”

            “Uuu~”

            Tidak jauh dari tempat dimana pertarungan Rio berlangsung, Jatmiko, Pocong, Kunti, [The Tuyuls], dan juga seorang [Svregna] wanita, yang saat ini sedang digendong oleh Kunti, sedang berlari menuju kearah datangnya suara ledakan yang diciptakan oleh Rey beberapa saat lalu. Mereka semua pada awalnya terkejut dengan jumlah [Mana] yang sangat besar berasal dari arah langit sebelum ledakan besar itu terjadi. Tidak hanya suara ledakan saja, dampak yang ditimbulkan oleh tekanan angin akibat ledakan tersebut membuat pepohonan beterbangan kesegala arah dengan skala yang luas.

            Melihat hal ini, Jatmiko segera menatap seluruh temannya. Membalasnya dengan tatapan serius, Jatmiko segera pergi bersama mereka semua menuju kearah datangnya ledakan.

            Sebenarnya apa yang terjadi disini?

            Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Jatmiko. Tersasar beberapa hari di [Crept] dan saat ia keluar, semuanya telah berubah dan terlebih lagi, dialah yang bertanggung jawab atas [Quest] pengamatan dan penyelidikan ini.

            Nanti bagaimana ane ngelaporinnya?

            Selagi sedikit memasang muka cemas, Jatmiko tetap berlari menuju kearah datangnya ledakan. Entah apa yang menantinya, Jatmiko sudah terbiasa dengan hal-hal merepotkan seperti itu.

            “Ma-mas Jat, itu… kan?”

            “Kawah?!”

            Melihat kearah cekungan yang ditunjukkan oleh Tuyul yang menggunakan celana hijau, Jatmiko tersentak kaget. Dihadapannya ia melihat sebuah kawah besar tercipta. Tidak berhenti disitu, ia melihat seorang yang tidak asing baginya sedang berdiri dipinggiran kawah selagi tersenyum. Entah apa yang lelaki berbadan besar itu gumamkan, Jatmiko tidak bisa mendengarnya dengan jelas.

            Rey?! Kenapa malah bikin kacau disini? Ane dengar dia lagi ambil [Secret - Quest]?!

            Dihadapannya, adalah seorang yang Jatmiko kenal. Dia adalah seorang mantan penguasa gunung dan juga raja dari para bandit, Rey Kruzgar.

            Melihat hal ini membuat Jatmiko menepuk keningnya dengan telapak tangan kirinya selagi mulutnya terbuka lebar. Setelah dia menyerahkan diri karena sudah bosan menjalani kehidupan sebagai penguasa gunung, ia pun menyerahkan dirinya ditemani oleh beberapa anak buah yang setia kepadanya. Walau pada awalnya dia akan mengalami eksekusi mati namun karena campur tangan ketua [Guild] iapun akhirnya diselamatkan dan menjadi seorang Petualang dengan peringkat “G”. oleh karena itu iapun berjanji untuk mematuhi seluruh aturan [Guild]  untuk melindungi kesehariannya namun,

            “Ngapain malah nambah beban ane aja, dasar Kampret!”

            Seketika Jatmiko ingin memarahi Rey, ia melihat sesuatu yang membuatny lebih terkejut lagi. Ia melihat sebuah batu besar diarahkan secara bertubi-tubi menuju kearah Rey tanpa henti sehingga membuatnya terpaksa bertahan mundur sepihak. Bagaikan sebuah “Gattling Gun”, batu besar itu terus melesat dengan sangat kencang kearah Rey. Tanpa menyisakan sedikitpun jarak untuk bersantai, batu besar itu terus menerjang bagaikan badai kearah Rey sehingga membuatnya bertahan sekuat tenaga.

            “Ma-mas Jat! Kalau begini terus…”

            “Jat-jat, si Om pasti mati tuh!”

            Mendengar kekhawatiran dari [The Tuyuls] membuat Jatmiko bersiap untuk mengambil tindakan. Tanpa berpikir panjang, Jatmiko segera berdiri dan menjulurkan tangannya kearah [The Tuyuls] dan Pocong.

            “Mas Poc! [Sword Ghost]”

            “Siap!”

            Sesaat Jatmiko memanggil Pocong, untuk kedua kalinya Pocong mengubah bentuknya dan kembali menjadi pedang yang dikelilingi oleh api biru serta kabut aneh kembali menyebar disekitar tubuh Jatmiko. Ini adalah kekuatan yang berasal dari pedang pemburu arwah, [Sword Ghost].

            “[The Tuyuls]! [Spirit Sneaker]”

            “O-oke!”

            “Aye-aye!”

           Kali ini, sekujur tubuh [The Tuyuls] mulai berubah dan memancarkan sebuah cahaya berwarna biru dan hijau. Semakin lama cahaya yang dipancarkan semakin terang sehingga membuat mereka terlihat menjadi sebuah cahaya merah dan hijau. Tidak lama setelah itu, kedua cahaya dihadapan Jatmiko mulai mengelilingi kedua kakinya dari menghasilkan sebuah sepatu dengan bola-bola Arwah disekitarnya. Dikaki kirinya 3 buah bola arwah berwarna hijau berada disamping kirinya dan kaki kanannya terdapat 3 buah bola arwah berwarna merah disamping kanan kakinya. Ini adalah sepatu yang dapat membuat Jatmiko bergerak dengan kecepatan arwah, [Spirit Sneaker].

            “Mbak Kun, Tolong titip itu anak ya!”

            “Muu!”

            Walau memperlihatkan wajah tidak senang, Kunti tetap menganggukkan kepalanya selagi mengerutkan alis dan menggembungkan kedua pipinya. Mengabaikan hal itu, Jatmiko segera menuju kearah Rey.

            Tapi sebelum itu…

            “[The Tuyuls]! Hancurkan batu yang mengarah kearah Rey dengan [Explosive Spirit Ball]”

            “Aye-Aye!”

            Mendengar permintaan Jatmiko, beberapa bola api segera dilepaskan menuju kearah batu-batu yang sedang melesat kearah Rey. Tentu saja pada saat itu Rey yang sedang kesulitan tidak menyadari bantuan dari Jatmiko sehingga ia mengira bahwa bola-bola api itu diarahkan oleh Rio. Tentu saja, Rey dengan segera menghancurkan bola-bola api itu beberapa kali sehingga membuatnya terkena ledakan bola api yang terbuat dari arwah tersebut dan akhirnya terjatuh tak sadarkan diri.

            “!”

            Disaat Jatmiko tiba, ia melihat kondisi Rey yang sudah babak belur terkena ledakan, tentu saja akibat bola api Jatmiko dan tidak ada hubungannya dengan Rio, dan tak sadarkan diri. Tidak berhenti disitu, ia merasakan sebuah tekanan [Mana] yang lebih besar menuju kearahnya. Dialihkan pandangannya, ia melihat sebuah spiral api besar, tipis, dan juga berdaya ledak tinggi menuju kearahnya… lebih tepatnya menuju kearah Rey.

            Serius nih?!

“[Ghost Mist – Spirit Eater]”

Secara reflek, Jatmiko segera menggunakan salah satu kemampuan dari pedang arwah.

[Ghost Mist – Spirit Eater] atau kabut iblis pemakan arwah, kemampuan yang berguna untuk menetralkan kemampuan apapun yang memiliki element arwah atau [Spirit] dengan kata lain kabut penghancur elemen atau [Elemental Vanisher].

Seketika spiral api itu bersentuhan langsung dengan kabut yang diciptakan oleh Jatmiko, disaat itu pula spiral api itu mulai terdegradasi dan segera menghilang diudara. Berkali-kali hal ini terjadi dan tidak sedikitpun menunjukkan tanda-tanda dari serangan ini akan berakhir.

Sebenarnya seberapa banyak [Mana] yang dimiliki itu orang?! Gak ada habisnya Kampret!

Walaupun Jatmiko menggerutu, sebenarnya Jatmiko juga tidak sepenuhnya terganggu. Hal ini dapat dilihat dari sifatnya yang santai dan saat ini bahkan ia beristirahat dan menepuk-nepuk pipi Rey dengan santainya untuk membangunkannya. Tentu saja Rey yang sudah tak sadarkan diri tidak merespon sedikitpun.

“Uwaa~ kalau begini terus bisa gawat nih? Ceramahnya bisa tambah panjang nih nanti”

Memasang muka yang jelas-jelas mengisyaratkan “Merepotkan”, Jatmiko segera mengetukkan kaki kanannya ketanah sebanyak 2 kali dan, seketika itu pula ia berada dihadapan seorang lelaki berambut ungu dengan kaos putih dan juga celana basket berwarna biru yang sedang tersenyum sinis. Dilihat dari manapun anak lelaki dihadapannya ini adalah orang jahat yang menyebabkan semua kehancuran dihutan ini.

“Oi! Ente ngapain ngehancurin hu—uwa!”

“Berisik! Lu pasti bawahan si Sialan itu kan?!”

Mengabaikan Jatmiko, anak lelaki berambut ungu itu segera menyerangnya dengan Spiral api yang tiba-tiba saja muncul dihadapan mata Jatmiko.

Serius?! Tanpa mantra?!

Melihat hal ini, Jatmiko segera melepaskan [Ghost Mist] sekali lagi dan disaat itu pula spiral api dihadapannya memudar seketika. Tanpa pikir panjang ia berusaha untuk menyerang anak laki-laki itu dari arah belakang dengan kemampuan [Ghost Step]. Ini adalah kemampuan yang ia gunakan untuk berpindah tempat secara cepat sebelumnya. Namun kelemahannya adalah ia harus menunggu beberapa saat setelah menggunakan [Spirit Sneaker] oleh karena itu ia tidak menggunakannya beberapa saat yang lalu.

“Ap—!”

“Ha?!”

Terkena serangan telak dari Jatmiko, anak laki-laki itu, Rio, hanya terdiam ditempat tidak tergores sedikitpun. Hal ini jelas membuat Jatmiko tercengan. Namun tidak lama setelah itu ia segera mundur beberapa langkah dan segera melancarkan serangannya berkali-kali serta dikombinasikan dengan langkahnya yang super cepat sehingga membuatnya tidak bisa terkena serangan dari Rio. Disisi lain, Rio telah menghentikan serangannya terhadap Rey dan saat ini terfokus kepada Jatmiko. Tidak berhenti disitu, Rio menggunakan kemampuan dengan kekuatan besar seperti itu bagaikan tidak akan pernah kehabisan [Mana] sedikitpun.

Tidak salah lagi, ini orang… [Revancy]

Sampai pada kemungkinan itu, Jatmiko yang sejak tadi berhasil menghentikan seluruh serangan Rio masih berusaha untuk mengukur kemampuan Rio.

Tapi seakan-akan memecahkan keadaan stagnan diantara mereka berdua, Rio segera menuju kearah Jatmiko dan sesaat ia akan menggunakan langkah cepatnya, spiral api sengaja diledakkan oleh Rio tepat dibawah kaki Jatmiko sehingga ia kehilangan keseimbangannya. Tidak menyia-nyiakan keadaan ini, Rio segera mencekik leher Jatmiko dengan sangat kuat menggunakan tangan kirinya, dan iapun mengarahkan telapak tangan kanannya tepat sekitar 5 hingga 10 cm dari ujung pangkal hidung Jatmiko dan…

“Mati Lu!”

Sebuah Spiral Api muncul dihadapan Jatmiko dan disaat yang bersamaan meledakkan kepala dan juga tubuh bagian atas Jatmiko hingga tak tersisa bahkan tubuh bagian bawah mulai dari perut hingga kaki mulai meleleh menjadi tak berbentuk. Benar-benar pemandangan yang mengerikan untuk dilihat.

“Ha… hahahaha!”

Rio pun tertawa lepas. Mata ungunya yang menyala terang bagaikan orang gila mulai bersinar semakin terang. Dan bersamaan dengan hal itu, ia pun jatuh dan kehilangan kesadarannya.

“Huuu~ ternyata hanya dengan satu [Ghost Illusion], sudah cukup untuk mengalihkan perhatiannya”

Dari atas pohon, Jatmiko hanya bisa duduk santai dan tersenyum karena tidak perlu mengeluarkan kemampuan aslinya.

Apa yang dilawan oleh Rio beberapa saat lalu adalah [Ghost Illusion] yang dibuat oleh Jatmiko sesaat ia tiba dihadapan Rio dan bersiap menyerangnya dari belakang. Jatmiko dalam sekejap berpindah keatas dahan pohon dan hanya duduk  memperhatikan pertarungan selagi menguap beberapa kali. Disaat ia sudah merasa bosan, Jatmiko menggunakan [Ghost Mist – Spirit Retriever] untuk menghilangkan kesadaran Rio tanpa disadari oleh Rio. Dengan kata lain, Jatmiko menemukan sebuah “lubang” dari kemampuan pertahanan Rio yang terbilang “hampir” mustahil untuk ditembus dan ia menembusnya selagi menguap dari atas dahan pohon.

“Haaa~ ayo kembali, Ane mulai ngantuk nih!”


—Dan begitulah akhirnya pertarungan panjang di hutan [Skyp] pun berakhir tanpa korban jiwa sedikitpun.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close