Chapter 36 – After The Crazy Battle
[3rd Person Point of View]
“Hah?!
Apa kau bilang?!”
Disebuah
ruangan besar dimana arsitektur dinding yang mengitari ruangan itu terbuat dari
bongkahan batu bata berwarna merah menyala dengan hiasan oranamen yang terbuat dari
kain sutera dengan gambar gajah yang sedang ditunggangi oleh seorang lelaki
menutupi hampir seluruh bagian tengah dinding ruangan itu, terdengar suara
seorang lelaki menggema keseluruh ruangan.
Lelaki
yang mengenakan blankon berwarna keemasan dengan baju yang serba berwarna emas
dan hitam itu tercengang mendengar laporan dari salah satu bawahannya. Memegang
kening dengan telapak tangan kirinya, lelaki itu kembali terduduk
singgasananya.
“Apa
kau yakin dengan laporanmu?”
“Ya-yakin,
Pangeran! Menurut para penjaga mereka mendengar ledakan keras dari arah
perbatasan hutan [Skyp] beberapa
kali, selain itu saat pasukan pertahanan menyelidiki wilayah hutan dimana suara
ledakan itu berasal, yang tersisa hanya hutan yang telah rata dengan tanah,
namun…”
“Hah?
Kenapa diam?! Lanjutkan laporanmu!”
“Ba-baik!
Sa-saat kami akan kembali kekerajaan, suatu cahaya putih terang membuat hampir
seluruh pasukan menutup mata seketika dan saat kami membuka mata kami kembali,
hutan [Skyp] yang seharusnya hancur…
kembali seperti semula”
“Oi!
Tadi kau bilang “hampir” seluruh pasukan menutup mata, kan? Berarti ada yang
melihat secara langsung apa yang terjadi disana, kan?”
“Ha!
Yang berhasil melihat kejadian tersebut adalah Kapten Ivan dan Wakil kapten
Sevada”
Mengalihkan
pandangannya, lelaki yang memiliki penampilan layaknya anak SMA berumur 15
hingga 16 tahun itu segera memanggil nama yang disebutkan oleh sang pengantar
pesan tersebut.
Tidak
lama setelah itu, seorang lelaki dengan baju zirah ringan berwarna oranye
dengan garis hitam serta rambut berwarna coklat tua, Kapten Ivan masuk ke aula
singgasana. Sedikit dibelakang Ivan, seorang wanita cantik dengan rambut
terurai berwarna coklat muda dengan baju zirah yang sama dengan yang dikenakan
oleh Ivan, Wakil Kapten Sevada. Sesampainya mereka disebelah seorang prajurit
pengantar pesan yang menerima informasi melewati pesan yang dikirim oleh burung
[Heyt] terlebih dahulu, mereka
berdua segera menekukkan lututnya dan segera menyampaikan apa yang mereka
lihat.
Pertama,
apa yang Kapten Ivan lihat beberapa detik sesaat cahaya putih menyelimuti
wilayah disekeliling mereka adalah bayangan seseorang yang mengarahkan telapak
tangan kanannya tinggi ke udara selagi merapalkan sebuah mantera yang terdengar
seperti… “[Sia~lan, lu!]”.
Jika benar apa yang disampaikan oleh Kapten
Ivan, sebenarnya siapa sosok orang tersebut? Orang yang mampu mengembalikan
keadaan hutan yang sudah rusak parah dalam sekejap? Bagaimanapun caranya kita
harus bisa mengetahui informasi mengenai sosok bayangan tersebut?
Setidaknya
itulah yang dipikirkan oleh Lelaki yang saat ini sedang mengamati dan
mendengarkan laporan dengan serius. Berbeda dengan sifat yang ia tujukan
sebelumnya, mendengar laporan dari Kapten Ivan yang merupakan 1 dari 5 Pilar
Penjaga kerajaan membuatnya yakin bahwa apa yang disampaikan kepadanya bukanlah
sebuah omong kosong belaka.
“Lalu,
bagaimana denganmu, Wakil Kapten Sevada?”
“Ha!”
Berbeda
dengan apa yang disampaikan oleh Ivan beberapa saat yang lalu, apa yang
disampaikan oleh Sevada membuat seluruh orang yang berada didalam aula
singgasana ternganga. Karena apa yang disampaikan oleh Sevada adalah sesuatu
yang membuat mereka berpikir “Serius?!
Ini bukan omong kosong, kan?!”
“Apa
yang saya lihat adalah beberapa saat sebelum Kapten Ivan Menggunakan [Light - Obstruction], dengan kata lain
kejadian tepat sebelum cahaya putih terang itu muncul…”
“Sesaat
sebelum cahaya itu muncul?! Dengan kata lain, kau melihat sosok bayangan itu?”
“Ha!
Saya melihat seorang [Ilk] yang
sedang melepaskan seluruh pakaiannya tepat ditengah hutan, selain itu sesaat
pandangan saya teralihkan oleh sesuatu yang menggantung di selangkangannya saya
melihat [Ilk] itu menendang tanah
beberapa kali dan mengarahkan tangan kanannya ke udara dan setelah itu seperti
apa yang dikatakan oleh Kapten Ivan”
“Hah?”
“…”
Mendengar
laporan dari Sevada, seluruh audien yang berada di aula memikirkan suatu hal
yang hampir sama… “Itu sih cuma orang
mesum!”.
Tunggu Sebentar! Teralihkan dan… oleh
“Sesuatu yang menggantung”?! bagaimana bisa dengan santainya menyampaikan hal
seperti itu?!
Hanya
bisa tercengang, lelaki itu tidak bisa menangkap seluruh informasi yang
disampaikan oleh Sevada. Namun, satu hal yang sedikit mengganggunya adalah
informasi mengenai [Ilk]. Terlebih
lagi seorang [Ilk] yang bisa hidup
hingga melewati umur 15 tahun.
“Lupakan
masalah “Sesuatu yang Menggantung” yang kau lihat, apa kau yakin dengan
informasi mengenai [Ilk] tersebut?”
“Ha!
Saya bersumpah dengan nyawa dan kesetiaan saya!”
Mendengar
jawaban itu membuat ekspresi lelaki itu sedikit tenang.
[Ilk] atau yang dalam bahasa [Harya] berasal dari kata [Iluna] yang berarti orang atau mereka
dan [Luku] yang berarti kutukan.
Dengan kata lain [Ilk] dapat
diartikan sebagai orang yang dikutuk atau mereka yang terkutuk. Ciri dari [Ilk] sangat mudah dikenali yaitu rambut
ungu dan juga mata ungu. Tentu saja cirri yang paling menonjol adalah rambut
mereka yang biasanya berwarna ungu walaupun ada beberapa kasus yang memiliki
warna selain ungu dan itu menunjukkan perbedaan kutukan yang mereka tanggung.
Dalam hal ini, rambut berwarna ungu termasuk [Ilk] peringkat 2.
Namun, disisi lain, [Ilk] memiliki umur yang relatif singkat
yaitu sekitar 10 hingga 15 tahun. Oleh karena itu, disaat Sevada mengatakan hal
ini, lelaki itu beramsumsi bahwa [Ilk]
yang dilihat olehnya berumur lebih dari 15 tahun. Itu artinya ia berhasil mematahkan
ataupun memperlama umurnya dan menghentikan kutukan yang ia dapat.
Seandainya dugaanku benar, itu berarti aku
masih punya kesempatan untuk menyembuhkan Siana, adik perempuanku!
Sekilas
terlihat senyum diwajah lelaki itu, ditinggalkan singgasananya, lelaki itupun
berdiri selagi tersenyum.
“Atas
nama, Amar An Lotoregna, pangeran kedua dari kerajaan [Lotoregna], kuperintahkan kalian berdua untuk menyelidiki sosok
asli dari [Ilk] tersebut dan sebisa
mungkin bawa dia kehadapanku!”
***
[3rd Person Point of View]
[Tuan! Bangun Tuan! Bangun!]
Hmm?
Huh?! Langit?
Mendengar suara yang terus
memanggilnya sejak beberapa saat yang lalu, Rio mulai membuka matanya secara
perlahan-lahan. Dihadapannya, ia melihat langit biru yang sangat luas. Selain
itu awan putih yang seakan-akan terhempas membuat cahaya matahari langsung
terpancar kearahnya.
Secara perlahan-lahan ia berusaha
untuk berada pada posisi duduk. Digaruknya belakang kepala dengan tangan
kirinya, tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, Rio hanya bisa terdiam dan
berusaha untuk mengingat kejadian apa saja yang ia alami sebelum ia tidak
sadarkan diri. Walaupun kepalanya merasa sedikit kesakitan, tidak sedikitpun
luka yang tercipta disekujur tubuh Rio.
Kalau
tidak salah tadi gua lagi melawan Bandit Sialan itu, terus gua pakai rencana
yang disaranin sama Nusa lalu… huh? Lalu apa? Sial gua gak bisa ingat lebih
dari itu…
Sesaat ia akan segera berdiri, ia
melihat sebuah pesan yang ditulis dengan goresan di atas permukaan tanah
disamping tempat ia berbaring beberapa saat yang lalu. Tulisan itu berisi,
“Yo! Revancy!
Saat
ente sudah bangun dan membaca pesan ini,
Datang
aja ke [Kerajaan Mangaka Sinanoide]
atau [KMI] setelah itu carilah ane, orang
paling tampan disana, Jatmiko.
P.S:
Jangan
lupa balikin hutan ini lagi, ye… Ane males ngelaporin ke [Guild] soalnya (lol)”
Setelah membaca pesan itu, Rio
segera mengumpulkan bajunya kembali dan tentu saja karena ia telah memasang [Magic Barier] pada pakaiannya, tidak
satupun dari pakaiannya hangus terbakar ataupun rusak karena pertarungan
sebelumnya. Tanpa pikir panjang, iapun segera membuka seluruh pakaiannya lalu
menendang tanah beberapa kali karena kesal. Setelah ia sudah merasa sedikit
lebih tenang, Rio mengangkat tangan kanannya tinggi kearah langit dan,
“[Create]”
Amf
(Cahaya) à Natura (Alam) à
Sram (Semua) à Revela (Kembali) à
Drax (Sempurna) = Draxvela (Kembali Sempurna)
Setelah mengucapkan mantera
tersebut (Lebih tepatnya membaca tulisan yang iapun tidak mengetahui mengapa ia
mengerti dan mampu membaca tulisan tersebut) didalam pikirannya, sesaat ia akan
melepaskan kemampuannya, Riopun berteriak selagi mengeluarkan seluruh
kekesalannya,
“Sia~lan, lu!”
First Saga : Battle Royale,
End of Arc 1 : Damn, Book Tutorial! Arc (Complete)
***
Akhirnya selesai juga Arc 1 dari Nusantara yang diberi nama "Damn, Book Tutorial! Arc". Link memberikan Arc ini karena pada Arc ini Rio masih benar-benar dipandu oleh Nusa walaupun agak sedikit ngeyel (lol). Gak cuma itu, ini masih bagian awal dari "Battle Royale" Saga. jadi mohon dukungannya untuk Arc 2 nanti.
Salam World 2 Link,
Link
0 comments:
Post a Comment