Sunday, March 5, 2017

[Nusantara] Chapter 36 - After The Crazy Battle


Chapter 36 – After The Crazy Battle

            [3rd Person Point of View]

            “Hah?! Apa kau bilang?!”

            Disebuah ruangan besar dimana arsitektur dinding yang mengitari ruangan itu terbuat dari bongkahan batu bata berwarna merah menyala dengan hiasan oranamen yang terbuat dari kain sutera dengan gambar gajah yang sedang ditunggangi oleh seorang lelaki menutupi hampir seluruh bagian tengah dinding ruangan itu, terdengar suara seorang lelaki menggema keseluruh ruangan.

            Lelaki yang mengenakan blankon berwarna keemasan dengan baju yang serba berwarna emas dan hitam itu tercengang mendengar laporan dari salah satu bawahannya. Memegang kening dengan telapak tangan kirinya, lelaki itu kembali terduduk singgasananya.

            “Apa kau yakin dengan laporanmu?”

            “Ya-yakin, Pangeran! Menurut para penjaga mereka mendengar ledakan keras dari arah perbatasan hutan [Skyp] beberapa kali, selain itu saat pasukan pertahanan menyelidiki wilayah hutan dimana suara ledakan itu berasal, yang tersisa hanya hutan yang telah rata dengan tanah, namun…”

            “Hah? Kenapa diam?! Lanjutkan laporanmu!”

            “Ba-baik! Sa-saat kami akan kembali kekerajaan, suatu cahaya putih terang membuat hampir seluruh pasukan menutup mata seketika dan saat kami membuka mata kami kembali, hutan [Skyp] yang seharusnya hancur… kembali seperti semula”

            “Oi! Tadi kau bilang “hampir” seluruh pasukan menutup mata, kan? Berarti ada yang melihat secara langsung apa yang terjadi disana, kan?”

            “Ha! Yang berhasil melihat kejadian tersebut adalah Kapten Ivan dan Wakil kapten Sevada”

            Mengalihkan pandangannya, lelaki yang memiliki penampilan layaknya anak SMA berumur 15 hingga 16 tahun itu segera memanggil nama yang disebutkan oleh sang pengantar pesan tersebut.

            Tidak lama setelah itu, seorang lelaki dengan baju zirah ringan berwarna oranye dengan garis hitam serta rambut berwarna coklat tua, Kapten Ivan masuk ke aula singgasana. Sedikit dibelakang Ivan, seorang wanita cantik dengan rambut terurai berwarna coklat muda dengan baju zirah yang sama dengan yang dikenakan oleh Ivan, Wakil Kapten Sevada. Sesampainya mereka disebelah seorang prajurit pengantar pesan yang menerima informasi melewati pesan yang dikirim oleh burung [Heyt] terlebih dahulu, mereka berdua segera menekukkan lututnya dan segera menyampaikan apa yang mereka lihat.

            Pertama, apa yang Kapten Ivan lihat beberapa detik sesaat cahaya putih menyelimuti wilayah disekeliling mereka adalah bayangan seseorang yang mengarahkan telapak tangan kanannya tinggi ke udara selagi merapalkan sebuah mantera yang terdengar seperti… “[Sia~lan, lu!]”.

            Jika benar apa yang disampaikan oleh Kapten Ivan, sebenarnya siapa sosok orang tersebut? Orang yang mampu mengembalikan keadaan hutan yang sudah rusak parah dalam sekejap? Bagaimanapun caranya kita harus bisa mengetahui informasi mengenai sosok bayangan tersebut?

            Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Lelaki yang saat ini sedang mengamati dan mendengarkan laporan dengan serius. Berbeda dengan sifat yang ia tujukan sebelumnya, mendengar laporan dari Kapten Ivan yang merupakan 1 dari 5 Pilar Penjaga kerajaan membuatnya yakin bahwa apa yang disampaikan kepadanya bukanlah sebuah omong kosong belaka.

            “Lalu, bagaimana denganmu, Wakil Kapten Sevada?”

            “Ha!”

            Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Ivan beberapa saat yang lalu, apa yang disampaikan oleh Sevada membuat seluruh orang yang berada didalam aula singgasana ternganga. Karena apa yang disampaikan oleh Sevada adalah sesuatu yang membuat mereka berpikir “Serius?! Ini bukan omong kosong, kan?!

            “Apa yang saya lihat adalah beberapa saat sebelum Kapten Ivan Menggunakan [Light - Obstruction], dengan kata lain kejadian tepat sebelum cahaya putih terang itu muncul…”

            “Sesaat sebelum cahaya itu muncul?! Dengan kata lain, kau melihat sosok bayangan itu?”

            “Ha! Saya melihat seorang [Ilk] yang sedang melepaskan seluruh pakaiannya tepat ditengah hutan, selain itu sesaat pandangan saya teralihkan oleh sesuatu yang menggantung di selangkangannya saya melihat [Ilk] itu menendang tanah beberapa kali dan mengarahkan tangan kanannya ke udara dan setelah itu seperti apa yang dikatakan oleh Kapten Ivan”

            “Hah?”

            “…”

            Mendengar laporan dari Sevada, seluruh audien yang berada di aula memikirkan suatu hal yang hampir sama… “Itu sih cuma orang mesum!”.

            Tunggu Sebentar! Teralihkan dan… oleh “Sesuatu yang menggantung”?! bagaimana bisa dengan santainya menyampaikan hal seperti itu?!

            Hanya bisa tercengang, lelaki itu tidak bisa menangkap seluruh informasi yang disampaikan oleh Sevada. Namun, satu hal yang sedikit mengganggunya adalah informasi mengenai [Ilk]. Terlebih lagi seorang [Ilk] yang bisa hidup hingga melewati umur 15 tahun.

            “Lupakan masalah “Sesuatu yang Menggantung” yang kau lihat, apa kau yakin dengan informasi mengenai [Ilk] tersebut?”

            “Ha! Saya bersumpah dengan nyawa dan kesetiaan saya!”

            Mendengar jawaban itu membuat ekspresi lelaki itu sedikit tenang.

            [Ilk] atau yang dalam bahasa [Harya] berasal dari kata [Iluna] yang berarti orang atau mereka dan [Luku] yang berarti kutukan. Dengan kata lain [Ilk] dapat diartikan sebagai orang yang dikutuk atau mereka yang terkutuk. Ciri dari [Ilk] sangat mudah dikenali yaitu rambut ungu dan juga mata ungu. Tentu saja cirri yang paling menonjol adalah rambut mereka yang biasanya berwarna ungu walaupun ada beberapa kasus yang memiliki warna selain ungu dan itu menunjukkan perbedaan kutukan yang mereka tanggung. Dalam hal ini, rambut berwarna ungu termasuk [Ilk] peringkat 2.

Namun, disisi lain, [Ilk] memiliki umur yang relatif singkat yaitu sekitar 10 hingga 15 tahun. Oleh karena itu, disaat Sevada mengatakan hal ini, lelaki itu beramsumsi bahwa [Ilk] yang dilihat olehnya berumur lebih dari 15 tahun. Itu artinya ia berhasil mematahkan ataupun memperlama umurnya dan menghentikan kutukan yang ia dapat.

            Seandainya dugaanku benar, itu berarti aku masih punya kesempatan untuk menyembuhkan Siana, adik perempuanku!

            Sekilas terlihat senyum diwajah lelaki itu, ditinggalkan singgasananya, lelaki itupun berdiri selagi tersenyum.

            “Atas nama, Amar An Lotoregna, pangeran kedua dari kerajaan [Lotoregna], kuperintahkan kalian berdua untuk menyelidiki sosok asli dari [Ilk] tersebut dan sebisa mungkin bawa dia kehadapanku!”

***

[3rd Person Point of View]

[Tuan! Bangun Tuan! Bangun!]

Hmm? Huh?! Langit?

Mendengar suara yang terus memanggilnya sejak beberapa saat yang lalu, Rio mulai membuka matanya secara perlahan-lahan. Dihadapannya, ia melihat langit biru yang sangat luas. Selain itu awan putih yang seakan-akan terhempas membuat cahaya matahari langsung terpancar kearahnya.

Secara perlahan-lahan ia berusaha untuk berada pada posisi duduk. Digaruknya belakang kepala dengan tangan kirinya, tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, Rio hanya bisa terdiam dan berusaha untuk mengingat kejadian apa saja yang ia alami sebelum ia tidak sadarkan diri. Walaupun kepalanya merasa sedikit kesakitan, tidak sedikitpun luka yang tercipta disekujur tubuh Rio.

Kalau tidak salah tadi gua lagi melawan Bandit Sialan itu, terus gua pakai rencana yang disaranin sama Nusa lalu… huh? Lalu apa? Sial gua gak bisa ingat lebih dari itu…

Sesaat ia akan segera berdiri, ia melihat sebuah pesan yang ditulis dengan goresan di atas permukaan tanah disamping tempat ia berbaring beberapa saat yang lalu. Tulisan itu berisi,

Yo! Revancy!
Saat ente sudah bangun dan membaca pesan ini,
Datang aja ke [Kerajaan Mangaka Sinanoide] atau [KMI] setelah itu carilah ane, orang paling tampan disana, Jatmiko.

P.S:
Jangan lupa balikin hutan ini lagi, ye… Ane males ngelaporin ke [Guild] soalnya (lol)

Setelah membaca pesan itu, Rio segera mengumpulkan bajunya kembali dan tentu saja karena ia telah memasang [Magic Barier] pada pakaiannya, tidak satupun dari pakaiannya hangus terbakar ataupun rusak karena pertarungan sebelumnya. Tanpa pikir panjang, iapun segera membuka seluruh pakaiannya lalu menendang tanah beberapa kali karena kesal. Setelah ia sudah merasa sedikit lebih tenang, Rio mengangkat tangan kanannya tinggi kearah langit dan,

“[Create]”

Amf (Cahaya) à Natura (Alam) à Sram (Semua) à Revela (Kembali) à Drax (Sempurna) = Draxvela (Kembali Sempurna)

Setelah mengucapkan mantera tersebut (Lebih tepatnya membaca tulisan yang iapun tidak mengetahui mengapa ia mengerti dan mampu membaca tulisan tersebut) didalam pikirannya, sesaat ia akan melepaskan kemampuannya, Riopun berteriak selagi mengeluarkan seluruh kekesalannya,

“Sia~lan, lu!”


First Saga : Battle Royale,
End of Arc 1 : Damn, Book Tutorial! Arc (Complete)

***

Author's Note : 
Akhirnya selesai juga Arc 1 dari Nusantara yang diberi nama "Damn, Book Tutorial! Arc". Link memberikan Arc ini karena pada Arc ini Rio masih benar-benar dipandu oleh Nusa walaupun agak sedikit ngeyel (lol). Gak cuma itu, ini masih bagian awal dari "Battle Royale" Saga. jadi mohon dukungannya untuk Arc 2 nanti.

Salam World 2 Link,
Link


0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close