Chapter 22 – Forest Condition
[3rd
Person Point of View – ??? As Center Point]
“Naaa~ apakah kondisi hutan ini
memang seperti ini ya ?”
“Seingatku sih… tidak, Mas Jat”
“Haha… Hahaha… benar juga, lagipula
ini kan baru 3 hari… Nah, ini baru 3 hari kan ya ? benar, kan ?! Gak ada unsur intrinsik
kayak jatuh kejurang terus tiba-tiba terjadi time skip begitukan, ya ?”
Setelah keluar dari tempat dimana
pemuda dengan panggilan “Mas Jat” itu tersasar, tidak lama berselang sekitar 2
hingga 3 jam, mereka berlimapun akhirnya tiba dihutan [Skyp] bagian Timur dengan dipandu oleh kedua anak kecil yang hanya
memakai celana pendek… atau mungkin lebih tepatnya “Celana Boxer”.
Disaat Mas Jat melihat kondisi hutan
bagian Timur yang terlihat hancur Karena suatu sebab yang tidak ia ketahui,
membuatnya tidak yakin dengan apa yang ia lihat. Oleh Karena itu ia berusaha
memastikannya dengan bertanya kepada seorang wanita disebelahnya. Namun, apa
yang dikatakan oleh wanita itu bukanlah sebuah sanggahan melainkan jawaban yang
hanya membuat Mas Jat bertambah pusing karenanya.
Ia tidak habis pikir sebenarnya apa
yang terjadi selama 3 hari ia tersasar. Pasalnya 3 hari yang lalu saat ia
melewati wilayah ini, ia tidak melihat adanya tanda-tanda kehancuran sedikitpun
didaerah ini.
“Mas Jat, sebenarnya sekitar 6 hingga
7 jam yang lalu saat kami berdua sedang mencari jalan keluar—”
“—Kami tidak melihat adanya
tanda-tanda hutan akan hancur seperti ini justru sebaliknya, Mas Jat… Hutan ini
masih sangat rindang”
“Serius nih ?”
“Nn…”
Melihat kedua anak kecil itu
menangguk menanggapi pertanyaannya, Mas Jat hanya bisa memegang kepalanya
dengan tangan kiri selagi menenggakkan kepalanya kearah langit biru dengan gemerlap
cahaya merah, biru, hijau, kuning, dan oranye secara bergantian.
Kalau
begini ceritanya, bagaimana cara memberikan laporan ke [Guild]… Haaa~ mana mungkin ane bilang “Master ! Hutan [Skyp] bagian Timur sudah hancur lebur
ketika saya tersesat dibagian [Crept]
hutan [Skyp], [Krein Skyp] *Tehe”
[Crept],
yang dikatakan oleh Mas Jat sendiri adalah sebuah wilayah diseluruh bagian [Pangea] yang memiliki karakteristik
tertentu. Ada yang menghasilkan ilusi, ada yang bahkan dapat menghidupkan orang
yang sudah tiada, bahkan ada juga yang menyebarkan gas berupa racun. Selain
itu, [Krein Skyp] yang dikatakan
oleh Mas Jat adalah wilayah dibagian Selatan hutan [Skyp] yang berbentuk labirin dan selalu berubah bentuk secara
tiba-tiba dan dapat digolongkan sebagai [Crept]
dengan peringkat “H”.
“Kacau dah !”
Selagi ia menggelengkan kepanya, Mas
Jat menggerutu dengan suara yang sangat pelan sehingga hanya ia sendiri yang
dapat mendengarnya. Menghembuskan napasnya berkali-kali, ia mulai mengamati
keadaan hutan secara perlahan.
“Mbak Kun, ane mau minta tolong, coba
cek wilayah disekitar sini dari atas…”
“Siap, Mas Jat !”
Mendengar permintaan Mas Jat,
perempuan yang dipanggilnya dengan julukkan “Mbak Kun” itu tersenyum dan segera
pergi menyusuri hutan dari atas setelah memberikan jawaban dengan nada
bersemangat kepada Mas Jat.
“[The Tuyuls], kalian coba cari apa yang sebenarnya menyebabkan
wilayah ini jadi seperti ini”
“Oke”
“Si-siap”
Kedua anak kecil yang dipanggil
dengan sebutan [The Tuyuls] segera
melaksanakan perintah dari Mas Jat dan segera mencari dari arah atas pepohonan.
“Haaa~”
“Mas Jat ?”
“Hmm ?”
“Kalo ane ? Ane harus ngapain ?”
“Mas Poc mah udah diem aja sana
dipojokkan”
“Jahat !”
Mengabaikan kalimat terakhir dari lelaki
yang dibalut oleh kain putih disekujur tubuhnya, Mas Poc, Mas Jat segera
berjalan mengelilingi wilayah bagian Timur hutan.
Sebenarnya
apa yang terjadi ? Tanah di wilayah ini hancur parah seperti ini… Selain itu
juga, jika diperhatikan sepertinya ini akibat… Badai ?
“Tapi… Ane belum pernah dengar jika
diwilayah hutan ini mengalami badai”
Selagi ia memeriksa wilayah
disekitarnya, Mas Jat memegang beberapa ranting yang telah terpisah dengan
batang pohon dimana ia seharusnya berada. Dipegangnya secara perlahan ranting
pohon tersebut. Namun, seperti yang telah ia duga, ia tidak menemukan tanda
bahwa ranting tersebut terkena air hujan.
“Mas Jat !”
“…”
Tapi…
Jika bukan Karena badai lalu apa ? Apakah mungkin… [Magic User] ?
Mengabaikan ucapan dari Mas Poc, Mas
Jat berusaha menganalisa setiap kemungkinan yang dapat ia pikirkan.
Diperhatikannya sekali lagi wilayah
hutan yang telah hancur ini, namun satu-satunya kesimpulan yang dapat ia
pikirkan selain badai hanya satu—
“[Magic User]”
Menggumamkan kalimat tersebut dengan
suara yang sangat kecil, Mas Jat mengalihkan pandangannya kearah depan dan
segera berjalan dengan langkah yang cukup cepat.
“Mas Jat !”
“…”
Tapi…
Untuk apa ? Untuk apa seorang [Magic
User] menggunakan kemampuannya ditempat seperti ini ? Kalau sampai hutan
ini hancur, bagaimana bisa ane dapat makanan gra— melaporkan hal ini ke [Guild]…
Tenggelam dalam pemikirannya, Mas Jat
sekali lagi mengabaikan panggilan dari lelaki yang ia panggil dengan sebutan
Mas Poc tersebut.
Menaruh tangan kanan didagunya, Mas
Jat mulai berpikir dengan serius. Ia memikirkan mengenai alasan apa yang
membuat seorang [Magic User]
menggunakan kemampuannya ditempat seperti ini. Selain itu, semua orang di
wilayah [Kekaisaran Mangaka Sinanoide]
telah mengetahui jika siapapun yang berani menghancurkan hutan [Skyp] maka hukuman yang mereka terima
akan sangat berat. Bagaimanapun juga ada yang mengatakan jika hutan ini adalah
salah satu tempat yang berhasil menyelamatkan kekaisaran saat terjadi kelaparan
masal Karena sebuah wabah penyakit yang menyebabkan seluruh pangan
terkontaminasi dan siapapun yang memakan makanan tersebut akan kehilangan
nyawanya dalam hitungan kurang dari 2 minggu.
Negara
lain ? Tunggu ! Jika dipikirkan lebih jauh, untuk apa mereka mencari masalah dengan
Kekaisaran ? Dilihat darimanapun, jika mereka mencari masalah dengan Kekaisaran,
sama saja mereka mencari masalah dengan ke-11 negara lainnya… Bagaimanapun,
Kekaisaran adalah wilayah netral…
“Atau mungkin… Invasi ? ”
Berjalan dengan langkah yang cepat,
Mas Jat terus berpikir selagi matanya terus memperhatikan wilayah
disekelilingnya. Baginya, menyerang Kekaisaran adalah sebuah tindakan bodoh.
Siapapun pasti mengetahuinya, ditempat seperti ini dimana kekuatan sihir berada
akan sangat sulit mempertahankan situasi netral jika tanpa adanya kekuatan yang
sangat hebat untuk menghentikan invasi dari negara yang ingin mengambil sumber
daya negara tersebut. Setidaknya sekuat itulah pertahanan yang dimiliki oleh
Kekaisaran ini.
“Mas Jat !!”
“…”
Tapi
jika, ini sebuah invasi, negara bodoh mana yang benar-benar berpikir bahwa
mereka dapat mengalahkan Kekaisaran ?
“Mas Jat !!!”
“Berisik ?!”
Mendengar panggilan Mas Poc yang
semakin lama semakin menyebalkan, membuat urat dikening Mas Jat muncul. Suara
Mas Jat pun tanpa ia sadari meningkat.
“Apaan sih Mas Poc ?!”
“Itu ! Didepan Mas Jat !”
“Apaan Sih—Bukankah itu ?”
Dihadapan Mas Jat, beberapa akar pohon
tiba-tiba menjulur keluar dari tanah lalu mendekatinya dan berusaha mengikat
kakinya. Akar berwarna coklat sebesar bola basket yang mencoba untuk mengikat
atau lebih tepatnya menjulur lalu melingkari kaki Mas Jat secara paksa berkali-kali
digagalkan oleh Mas Poc. Entah cara apa yang digunakannya Mas Jat pun tidak
memperhatikannya.
“Asal Mas Jat tahu saja, memotong
akar ini satu persatu itu susah”
“Mas Poc, Bagus !”
“Ane gak tau apa yang bagus kata Mas
Jat, tapi yang penting… Oke !”
Mengangkat ibu jari tangan kanannya
kearah Mas Poc, Mas Jat pun tersenyum. Senyuman yang seakan-akan membuat
siapapun yang melihatnya merasa tenang. Senyuman yang menunjukkan jika ia telah
menemukan apa yang ia cari selama ini.
“Sepertinya… Apa yang ane cari ada
disekitar sini !”