Sunday, November 6, 2016

[Nusantara] Chapter 19 – Confusion


Chapter 19 – Confusion

            [3rd Person Point of View]

[Suara Pedang Yang Diayunkan Kencang Secara Vertikal]

            “!”

            “Urgh ! Bo…cah sialan !”

Hampir saja ?! Gawat kalau begini terus jangankan 12 menit, 3 menit aja gua gak yakin…

Sesaat pedang yang diayunkan bandit tersebut akan mengenai dirinya, Rio memiliih untuk menendang kelemahan dari semua para lelaki didunia, yaitu dua bola emas yang menggantung diantara selangkangan pria tersebut. bandit yang tidak menduga jika Rio akan menyerangnya dibagian tersebut jatuh tersungkur selagi badannya gemetar kesakitan dan juga bercampur rasa ngilu. Merintih kesakitan, bandit tersebut membuka mulutnya lebar-lebar selagi menatap penuh rasa amarah terhadapan anak laki-laki yang berada dihadapannya saat ini, Rio Reynaldi.

Menyadari keadaannya saat ini, Rio mulai mencoba untuk memutar otaknya kembali selagi berlari menjauhi tempat dimana bandit itu tersungkur dengan posisi bertekuk lutut selagi memegangi selangkangannya.

Sekarang gua harus bagaimana ? Menurut perkiraan gua sih, kayaknya gua harus bertahan selama 9 hingga 10 menit lagi…

Selagi mengamati keadaan disekitarnya, Rio mulai mencoba menyusun rencana untuk mengulur waktu. Sebenarnya, ia bisa saja melarikan diri dengan meninggalkan anak perempuan tersebut. Namun, ia tidak akan puas jika belum menghajar bandit yang membuat sweater-nya robek.

Sebelum ia menyadarinya, saat ini ia berada didekat salah satu anak buah bandit yang ia pukul dengan cara memukul layaknya seorang pemain baseball. Melihat bandit tersebut terbaring selagi hilang kesadarannya, Rio mulai menggeledah pakaiannya layaknya seorang pencuri professional.

Pedang… busur panah… 4 buah anak panah… pisau… hmmm ? Apa ini ? Bola kain… dan tali ? Terlebih lagi ada 2 buah… sudahlah ambil saja dulu semuanya…

Melihat barang yang ia dapatkan, saat ini Rio memilih untuk mengambil semuanya tanpa memilah barang tersebut. pedang ia pegang dengan tangan kirinya. Pisau yang telah berkarat tersebut ia taruh disaku kiri celananya. Bola kain berwarna hitam dengan tali sepanjang 30 cm ia gantungkan dengan ikat pita dicelananya dimana tempat sabuk berada. Busur dan anak panah ia gantungkan dipundaknya.

“Hmmm ? Sekarang bagaimana caranya gua mengulur waktu selama 10 menit ?”

***

[3rd Person Point of View – Rey As Center Point]

“Tch ! Kemana bocah sialan itu pergi ?!”

Merasa kesal dengan tindakan Rio yang menendang harta karun berharganya, Rey—ketua bandit yang saat ini masih bertekuk lutut selagi memegangi selangkangannya perlahan-lahan mulai berdiri. Diambil pedang kesayangan miliknya, [Magic Sword – Phyro Elemental] yang tertancap ditanah. Melihat keadaan disekelilingnya, Rey mulai mencari jejak bocah sialan, Rio.

Hmm… ah ! Kearah sana, kah !

Melihat daun yang hancur terinjak ditanah dan juga tapak langkah kaki yang cukup tipis namun terlihat baru, Rey yakin bahwa Rio menuju kearah tersebut dan mulai mengikuti jejak kaki tersebut selagi berlari. Tidak lupa pedang tersebut ia genggam dengan tangan kirinya untuk berjaga-jaga. Walaupun terasa lama, sebenarnya waktu yang dilalui oleh Rey semenjak kepergian Rio barulah sekitar 2 hingga 3 menit yang lalu.

“Hmm ? Ap—Oi ! Reosen ! Bangun !”

Tch ! Bahkan bocah sialan itu telah berhasil mengalahkan Reosen,kah… sepertinya aku terlalu meremehkan anak sialan itu…

Melihat tubuh Reosen yang terbaring lemas dengan bola mata terlihat berwarna putih total serta darah yang mengalir keluar dari hidungnya namun perutnya masih bergerak naik turun, Rey memastikan bahwa Reosen hanya kehilangan kesadarannya saja. Selagi ia melihat keadaan Reosen ia menyadari bahwa perlengkapan Reosen telah dirampas darinya.

Bocah yang berlaku seperti bandit…

Selagi menghembuskan napas, Rey segera mengamati keadaan disekitarnya. Sekali lagi ia melihat jejak langkah kaki ditanah menuju kearah sebuah semak-semak. Melihat hal ini Rey menaikkan tingkat kewaspadaannya.

Tch ! Trik seperti itu tidak akan berhasil ! Apa bocah sialan itu berpikir bahwa aku akan termakan oleh perangkapnya ?! Jangan bercanda ! Walaupun jejak kakinya mengarah kesemak-semak, namun aku tahu kalau sebenarnya ia tidak berada ditempat itu. Ditambah lagi, dia pasti menungguku untuk menuju kearah semak-semak tersebut dan melancarkan serangan dadakan. Bocah itu terlalu meremehkanku rupanya… Kuhahahaha !

Selagi mengamati wilayah semak-semak yang berada dihadapannya, Rey mengarahkan tatapannya kearah sekelilingnya tanpa menurunkan kewaspadaannya.

[Suara Gerakan Disemak-Semak Yang Berada Dihadapannya]

Hohou~ sepertinya dia menyiapkan trik seperti itu juga, kalau begitu biar kulayani bocah sialan itu dan disaat dia akan menyerangku… akan kuakhiri dia !

“Keluar kau bocah sialan ! Aku tahu kau berada disemak-semak !”

“…”

Menunggu jawaban dari Rio, Rey bersandiwara selagi tersenyum dengan lebar. Menunggu kesempatan untuk menyerang Rio disaat Rio mengira jika ia telah menurunkan kewaspadaannya.

“Jika kau keluar sekarang ! Mungkin aku akan mengampunimu bocah !”

“…”

Sekali lagi kesunyian menghampiri wilayah dimana Rey berada. Tidak sedikitpun terlihat kalau Rio akan menjawab pertanyaannya. Melihat keadaan ini, urat muncul diwajah Rey karena kesal. Kehabisan kesabarannya, Rey mulai memutuskan untuk mengambil ancang-ancang dan berpura-pura untuk menyerang kearah semak-semak tersebut.

[Suara Ranting Pohon Kering Terinjak Dari Arah Sema-Semak]

Tch ! Bahkan bocah itu sudah mempersiapkan jebakan seperti itu juga…

Mendengar suara tersebut, Rey mulai meubah penilaiannya tentang Rio. Ia tidak mengira jika Rio dapat membuat jebakan senyata ini.

[Suara Gerakan Sesuatu Dari Arah Kanan Rey]

Ah ! Akhirnya dia mencoba membuat sebuah pergerakan ! Sebaiknya kuabaikan terlebih dahulu untuk memancingnya keluar…

Mendengar suara gerakan dari balik pohon tepat disebelah kanannya sejauh 10 meter, Rey mulai menargetkan wilayah pohon tersebut. ia yakin jika Rio bersembunyi dibalik pohon tersebut. Jika ia perhatikan lagi, ia dapat melihat sebuah lengan baju berwarna hitam dan baju luar (sweater) berwarna biru yang terlihat disamping pohon tersebut. disaat ia akan menyerang kearah pohon tersebut…

[Suara Gerakan Sesuatu Dari Arah Kiri Rey]

Ap—?! Bahkan ia sudah mempersiapkan jebakan itu juga ? Diantara kedua sisiku… tch ! boleh juga pemikiran bocah sialan itu ! Kali ini seperti ujung celana yang ia kenakan… Sisi mana yang benar ?!

Kebingungan dengan keadaannya saat ini, Rey merasa bahwa saat ini ia tengah berdansa diatas telapak tangan Rio. Diamatinya kedua wilayah tersebut. dibalik pohon disebelah kanan, ia melihat sebuah baju berwarna biru dengan bahan yang belum pernah ia lihat sama sekali. Dan disisi kirinya sejauh kurang lebih 13 meter, Rey melihat kain celana yang dipakai oleh Rio.

Sial Pilihan ini lama-lama dapat membunuhku !

Rey mulai gundah dan gelisah karena pilihan yang muncul dihadapannya saat ini. Jika ia memilih untuk pergi kearah kanan, ada kemungkinan Rio akan menyerangnya dari arah kiri. Dan hal itu juga berlaku sebaliknya. Sehebat apapun senjata yang Rey kenakan, jika ia lengah hal itu tidak akan berguna baginya.

Sepertinya aku harus memilih kearah kanan. Seandainya pilihanku salah, aku hanya harus mengaktifkan kemampuan [Magic Sword – Phyro Elemental] dan membakar wilayah ini. Namun jika aku melakukan itu, nyawa Reosen dapat terancam bahaya karenanya… mungkin itu harus kujadikan pilihan terakhir…

Disaat ia akan memilih arah kanan dan mengambil ancang-ancang untuk berlari menuju kearah kanan—

            [Suara Gerakan Sesuatu Dari Arah Tenggara Rey]

Sial ! Benar juga ! Ada juga kemungkinan jika ia akan menyerangku dari belakang ! Sial !

Disaat ia mengalihkan arah pandangannya, Rey melihat sesuatu yang membuatnya tidak bisa berkata apa-apa. Sesuatu yang membuatnya berpikir… Serius nih ?!

Kenapa ?! Kenapa ?! Tunggu ! Tapi… kenapa ?!

“KENAPA ADA SEMPAK DISANA ?!”

—Rey melihat sebuah sempak berwarna putih menyembul keluar dari balik pohon dan membuatnya kehabisan kata-kata oleh pemandangan yang ia lihat saat ini.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close