Sunday, November 27, 2016

[Nusantara] Chapter 22 – Forest Condition



Chapter 22 – Forest Condition


[3rd Person Point of View – ??? As Center Point]

“Naaa~ apakah kondisi hutan ini memang seperti ini ya ?”

“Seingatku sih… tidak, Mas Jat”

“Haha… Hahaha… benar juga, lagipula ini kan baru 3 hari… Nah, ini baru 3 hari kan ya ? benar, kan ?! Gak ada unsur intrinsik kayak jatuh kejurang terus tiba-tiba terjadi time skip begitukan, ya ?”

Setelah keluar dari tempat dimana pemuda dengan panggilan “Mas Jat” itu tersasar, tidak lama berselang sekitar 2 hingga 3 jam, mereka berlimapun akhirnya tiba dihutan [Skyp] bagian Timur dengan dipandu oleh kedua anak kecil yang hanya memakai celana pendek… atau mungkin lebih tepatnya “Celana Boxer”.

Disaat Mas Jat melihat kondisi hutan bagian Timur yang terlihat hancur Karena suatu sebab yang tidak ia ketahui, membuatnya tidak yakin dengan apa yang ia lihat. Oleh Karena itu ia berusaha memastikannya dengan bertanya kepada seorang wanita disebelahnya. Namun, apa yang dikatakan oleh wanita itu bukanlah sebuah sanggahan melainkan jawaban yang hanya membuat Mas Jat bertambah pusing karenanya.

Ia tidak habis pikir sebenarnya apa yang terjadi selama 3 hari ia tersasar. Pasalnya 3 hari yang lalu saat ia melewati wilayah ini, ia tidak melihat adanya tanda-tanda kehancuran sedikitpun didaerah ini.

“Mas Jat, sebenarnya sekitar 6 hingga 7 jam yang lalu saat kami berdua sedang mencari jalan keluar—”

“—Kami tidak melihat adanya tanda-tanda hutan akan hancur seperti ini justru sebaliknya, Mas Jat… Hutan ini masih sangat rindang”

“Serius nih ?”

“Nn…”

Melihat kedua anak kecil itu menangguk menanggapi pertanyaannya, Mas Jat hanya bisa memegang kepalanya dengan tangan kiri selagi menenggakkan kepalanya kearah langit biru dengan gemerlap cahaya merah, biru, hijau, kuning, dan oranye secara bergantian.

Kalau begini ceritanya, bagaimana cara memberikan laporan ke [Guild]… Haaa~ mana mungkin ane bilang “Master ! Hutan [Skyp] bagian Timur sudah hancur lebur ketika saya tersesat dibagian [Crept] hutan [Skyp], [Krein Skyp] *Tehe”

[Crept], yang dikatakan oleh Mas Jat sendiri adalah sebuah wilayah diseluruh bagian [Pangea] yang memiliki karakteristik tertentu. Ada yang menghasilkan ilusi, ada yang bahkan dapat menghidupkan orang yang sudah tiada, bahkan ada juga yang menyebarkan gas berupa racun. Selain itu, [Krein Skyp] yang dikatakan oleh Mas Jat adalah wilayah dibagian Selatan hutan [Skyp] yang berbentuk labirin dan selalu berubah bentuk secara tiba-tiba dan dapat digolongkan sebagai [Crept] dengan peringkat “H”.

“Kacau dah !”

Selagi ia menggelengkan kepanya, Mas Jat menggerutu dengan suara yang sangat pelan sehingga hanya ia sendiri yang dapat mendengarnya. Menghembuskan napasnya berkali-kali, ia mulai mengamati keadaan hutan secara perlahan.

“Mbak Kun, ane mau minta tolong, coba cek wilayah disekitar sini dari atas…”

“Siap, Mas Jat !”

Mendengar permintaan Mas Jat, perempuan yang dipanggilnya dengan julukkan “Mbak Kun” itu tersenyum dan segera pergi menyusuri hutan dari atas setelah memberikan jawaban dengan nada bersemangat kepada Mas Jat.

“[The Tuyuls], kalian coba cari apa yang sebenarnya menyebabkan wilayah ini jadi seperti ini”

“Oke”

“Si-siap”

Kedua anak kecil yang dipanggil dengan sebutan [The Tuyuls] segera melaksanakan perintah dari Mas Jat dan segera mencari dari arah atas pepohonan.

“Haaa~”

“Mas Jat ?”

“Hmm ?”

“Kalo ane ? Ane harus ngapain ?”

“Mas Poc mah udah diem aja sana dipojokkan”

“Jahat !”

Mengabaikan kalimat terakhir dari lelaki yang dibalut oleh kain putih disekujur tubuhnya, Mas Poc, Mas Jat segera berjalan mengelilingi wilayah bagian Timur hutan.

Sebenarnya apa yang terjadi ? Tanah di wilayah ini hancur parah seperti ini… Selain itu juga, jika diperhatikan sepertinya ini akibat… Badai ?

“Tapi… Ane belum pernah dengar jika diwilayah hutan ini mengalami badai”

Selagi ia memeriksa wilayah disekitarnya, Mas Jat memegang beberapa ranting yang telah terpisah dengan batang pohon dimana ia seharusnya berada. Dipegangnya secara perlahan ranting pohon tersebut. Namun, seperti yang telah ia duga, ia tidak menemukan tanda bahwa ranting tersebut terkena air hujan.

“Mas Jat !”

“…”

Tapi… Jika bukan Karena badai lalu apa ? Apakah mungkin… [Magic User] ?

Mengabaikan ucapan dari Mas Poc, Mas Jat berusaha menganalisa setiap kemungkinan yang dapat ia pikirkan.

Diperhatikannya sekali lagi wilayah hutan yang telah hancur ini, namun satu-satunya kesimpulan yang dapat ia pikirkan selain badai hanya satu—

“[Magic User]”

Menggumamkan kalimat tersebut dengan suara yang sangat kecil, Mas Jat mengalihkan pandangannya kearah depan dan segera berjalan dengan langkah yang cukup cepat.

“Mas Jat !”

“…”

Tapi… Untuk apa ? Untuk apa seorang [Magic User] menggunakan kemampuannya ditempat seperti ini ? Kalau sampai hutan ini hancur, bagaimana bisa ane dapat makanan gra— melaporkan hal ini ke [Guild]…

Tenggelam dalam pemikirannya, Mas Jat sekali lagi mengabaikan panggilan dari lelaki yang ia panggil dengan sebutan Mas Poc tersebut.

Menaruh tangan kanan didagunya, Mas Jat mulai berpikir dengan serius. Ia memikirkan mengenai alasan apa yang membuat seorang [Magic User] menggunakan kemampuannya ditempat seperti ini. Selain itu, semua orang di wilayah [Kekaisaran Mangaka Sinanoide] telah mengetahui jika siapapun yang berani menghancurkan hutan [Skyp] maka hukuman yang mereka terima akan sangat berat. Bagaimanapun juga ada yang mengatakan jika hutan ini adalah salah satu tempat yang berhasil menyelamatkan kekaisaran saat terjadi kelaparan masal Karena sebuah wabah penyakit yang menyebabkan seluruh pangan terkontaminasi dan siapapun yang memakan makanan tersebut akan kehilangan nyawanya dalam hitungan kurang dari 2 minggu.

Negara lain ? Tunggu ! Jika dipikirkan lebih jauh, untuk apa mereka mencari masalah dengan Kekaisaran ? Dilihat darimanapun, jika mereka mencari masalah dengan Kekaisaran, sama saja mereka mencari masalah dengan ke-11 negara lainnya… Bagaimanapun, Kekaisaran adalah wilayah netral…

“Atau mungkin… Invasi ? ”

Berjalan dengan langkah yang cepat, Mas Jat terus berpikir selagi matanya terus memperhatikan wilayah disekelilingnya. Baginya, menyerang Kekaisaran adalah sebuah tindakan bodoh. Siapapun pasti mengetahuinya, ditempat seperti ini dimana kekuatan sihir berada akan sangat sulit mempertahankan situasi netral jika tanpa adanya kekuatan yang sangat hebat untuk menghentikan invasi dari negara yang ingin mengambil sumber daya negara tersebut. Setidaknya sekuat itulah pertahanan yang dimiliki oleh Kekaisaran ini.

“Mas Jat !!”

“…”

Tapi jika, ini sebuah invasi, negara bodoh mana yang benar-benar berpikir bahwa mereka dapat mengalahkan Kekaisaran ?

“Mas Jat !!!”

“Berisik ?!”

Mendengar panggilan Mas Poc yang semakin lama semakin menyebalkan, membuat urat dikening Mas Jat muncul. Suara Mas Jat pun tanpa ia sadari meningkat.

“Apaan sih Mas Poc ?!”

“Itu ! Didepan Mas Jat !”

“Apaan Sih—Bukankah itu ?”

Dihadapan Mas Jat, beberapa akar pohon tiba-tiba menjulur keluar dari tanah lalu mendekatinya dan berusaha mengikat kakinya. Akar berwarna coklat sebesar bola basket yang mencoba untuk mengikat atau lebih tepatnya menjulur lalu melingkari kaki Mas Jat secara paksa berkali-kali digagalkan oleh Mas Poc. Entah cara apa yang digunakannya Mas Jat pun tidak memperhatikannya.

“Asal Mas Jat tahu saja, memotong akar ini satu persatu itu susah”

“Mas Poc, Bagus !”

“Ane gak tau apa yang bagus kata Mas Jat, tapi yang penting… Oke !”

Mengangkat ibu jari tangan kanannya kearah Mas Poc, Mas Jat pun tersenyum. Senyuman yang seakan-akan membuat siapapun yang melihatnya merasa tenang. Senyuman yang menunjukkan jika ia telah menemukan apa yang ia cari selama ini.

“Sepertinya… Apa yang ane cari ada disekitar sini !”

1 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close