Sunday, November 13, 2016

[Nusantara] Chapter 20 – Rencana Mengulur Waktu



Chapter 20 – Rencana Mengulur Waktu


[3rd Person Point of View – Rey As Center Point]

Kenapa ?! Kenapa ?! Tunggu ! Tapi… kenapa ?! Eh ? Tapi… eeeeeeeeeeeee~h ?!

            Kebingungan dengan apa yang ia lihat, Rey mulai kehilangan ketenangannya. Bukan karena ancaman atau kekuatan yang melebihi kemampuannya melainkan karena rencana yang dibuat oleh Rio.

            Sesungguhnya saat ini Rey hanya bisa membuka mulut dan matanya lebar-lebar hingga batas maksimalnya. Berapa kalipun ia berusaha untuk memutar otaknya, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya direncanakan oleh Rio. Lupakan masalah baju dan celana yang berada dibalik pohon, tapi bukankah sempak atau celana dalam itu sudah berada diluar pilihan. Setidaknya itulah yang membuatnya kebingungan.

            “Apa yang sebenarnya diincar oleh bocah sialan itu ?!”

            Rey sekali lagi mengamati keadaan disekelilingnya. Meningkatkan kewaspadaannya hingga batas maksimal. Matanya saat ini menatap tajam kepada ketiga pohon yang berada disekitarnya. Matanya saat ini bagaikan seekor elang yang telah mengunci mangsanya. Setiap gerakan yang terjadi disekitar wilayah yang ia perhatikan dapat ia lihat dan sadari dengan jelas.

            Jumlah rumput yang melambai. Retakan tanah kecil yang seakan-akan dapat menarik siapapun yang melihatnya. Gesekan antara angin dan dedaunan diketiga ranting pohon. Bahkan hewan-hewan yang berjalan melintasi akar pohon yang menjulang kearah langit. Tidak ada satupun gerakan yang terlewat oleh mata Rey. Semuanya terekam jelas olehnya.

Dimana kau sebenarnya bocah sialan ! Saat kau keluar kupastikan disaat itulah hidupmu tamat, bocah sialan !

Bersamaan dengan ucapannya, saat ini senyuman telah melebur dari wajahnya dan yang terlihat hanyalah tatapan kosong dipenuhi oleh hawa membunuh. Saat ini Rey sangat serius untuk memburu Rio.

***

[3rd Person Point of View – Rio As Center Point]

            [Beberapa Menit yang Lalu]

“Pedang… sudah jelas untuk serangan jarak dekat dan kalau dibilang gua bisa gunakan ini senjata, sudah jelas bisa. Walaupun… hanya asal mengayunkannya”

            Selagi Rio berusaha menganalisis berbagai macam barang yang ia punya saat ini, mungkin lebih tepatnya hanyalah barang jarahan dari bandit yang ia pukul sebelum menemukan anak perempuan dengan nama panjang itu, Rio sedang kehabisan akal mengenai bagaimana cara agar ia dapat mengulur waktu hingga proses skill reset selesai. Melihat kearah samping kanannya, Nusa sepertinya sedang fokus dengan perintah yang Rio berikan sehingga ia tidak mungkin mengganggunya saat ini.

“Sekarang busur dan anak panah… bagaimana cara gua menggunakannya ? Sejujurnya ini pertama kali gua memegang busur dan anak panah yang asli”

            Seandainya ini Darts mungkin lebih mudah karena gua udah pernah coba…

            Saat ini Rio sedang berlari kecil untuk mencari tempat persembunyian yang tepat, namun ia tidak kunjung menemukannya. Memang benar hutan ini rindang namun ia hanya dapat menemukan sedikit semak-semak diwilayah hutan ini.

            “hmm ?”

Tunggu ! Semak-semak… sebuah keadaan untuk mengulur waktu… adegan dari film… keadaan klise… ranting kering… pemikiran penjahat… bukankah ini !

            Menyadari sesuatu, Rio mengeluarkan senyuman liciknya. Senyuman yang lebih mencirikan seorang penjahat dibandingkan dengan penjahat itu sendiri. Sebuah senyuman yang mengandung… rencana yang tidak terpikirkan oleh orang lain.

“Tapi untuk membuat hal ini berhasil, gua harus benar-benar berpikir sebaliknya dari apa yang akan dipikirkan oleh si otot sialan itu…”

Sesuatu yang dapat membuatnya kebingungan selama beberapa saat agar ia melupakan sesuatu yang krusial… tunggu ! Sesuatu yang krusial itu sebenarnya sesuatu yang bagaimana ?

Memikirkan hal ini, Rio menjadi bingung sendiri karenanya. Mencari sebuah petunjuk agar ia bisa keluar dari situasi ini. Situasi yang sebenarnya tidak terlalu ia sukai karena ia harus menggunakan otaknya. Rio sendiri mengerti kalau ia bukanlah tipe orang yang senang untuk memikirkan terlalu banyak hal karena hanya akan membuat kepalanya bertambah pusing saja.

Haaaa~ sepertinya kerjaan gua bertambah lagi… sial !

Selagi menghembuskan napas, ia mulai kembali memikirkan mengenai hal “Sesuatu yang krusial”. Ia sendiri sebenarnya tidak terlalu paham dengan apa yang secara tiba-tiba melintas dibenaknya itu. Jika ia pikirkan sekali lagi, konsep dari “Sesuatu yang krusial” itu sebenarnya luas. Tidak hanya akan berhenti pada satu atau 2 konsep saja. Bahkan ada kemungkinan lebih dari 10 definisi jika ia mencarinya di kamus besar Bahasa Indonesia.

Tapi jika melihat dari keadaan gua saat ini, kemungkinan sesuatu tersebut adalah hal yang bisa membuat seseorang kehilangan ketenangannya… terlebih lagi pada situasi seperti saat ini dimana kedua belah pihak tidak memahami kemampuan satu sama lain.

“Haaa~ sepertinya gua harus melupakan soal “Keadaan yang krusial” telebih dahulu agar tidak berpikiran sempit”

Sekali lagi ia mengatur apa yang harus dipikirkannya saat ini, Rio mulai mencoba untuk memulai kembali menganalisa senjata yang ia punya.

Walaupun dalam keadaan genting seperti ini, Rio bukanlah orang yang bodoh yang akan kehilangan ketenangannya dan menyerang tanpa berpikir terlebih dahulu. Jika harus dikategorikan, mungkin ia termasuk orang yang terlalu berhati-hati dan waspada dengan keadaan disekitarnya.

“Pisau lebih baik gua taruh di saku celana… lebih baik jangan karena akan sulit untuk mengeluarkannya kalau gua terjatuh karena suatu hal. Sebenarnya gua mau taruh ini di kaos kaki namun, ini bukanlah sebuah film… jadi ada kemungkinan kalau kaki gua akan tertusuk pisau itu sendiri”

Sial ! Padahal gua mau mencoba hal itu setidaknya satu kali saja…

Setelah memikirkan berbagai macam kondisi, akhirnya ia memilih untuk menaruhnya ditempat sabuk secara horizontal.

Tapi sejujurnya menggunakan celana bahan ditempat seperti ini merepotkan… apa lebih baik gua lepas aja celana bahannya… lagian gua masih pakai celana basket ini sih…

Setelah memikirkan hal itu, akhirnya Rio memilih untuk melepaskan celana bahannya dan menaruhnya didekat pohon. Disaat ia akan kembali kesemak-semak, ia melupakan bola kain yang masih menggantung di tempat sabuk yang berada dicelananya.

Hmm… tapi kalau dilihat dari sudut ini, celana gua cukup terlihat mencurigakan ya…

Setelah ia mengambil pisau dan bola kain dari tempat sabuk celana bahannya, ia berhenti sesaat dan melihat kembali kearah pohon dimana celananya berada.

Tunggu ! I-ini kan ?! Tapi apakah mungkin taktik seperti ini akan berhasil ? Mmmm… mungkin jika lawan gua bandit amatiran rencana ini akan gagal, namun…

“Sepertinya gua harus menaruh sedikit kepercayaan dengan si otot sialan itu…”

Menggelengkan kepalanya selagi memikirkan ide tersebut, Rio akhirnya mulai menemukan sebuah titik terang. Tidak berlama-lama, Rio mulai melepas sweater biru dan kemeja yang ia kenakan serta menaruhnya dibalik pohon yang berada disebelah kirinya sekitar 10 meter dari tempatnya berdiri.

“Namun untuk memberikan kesan lebih real…”

Menaruh ibu jari dibawah dagunya, Rio mulai memikirkan untuk menyusun baju dan celananya seolah-olah seseorang sedang terduduk disana. Dan untuk menambahkan kesan keaslian, ia menaruh sebilah pedang yang ia temukan disamping celana bahan miliknya dan pisau ditempat baju dan sweater-nya berada.

Dengan ini, bandit itu akan berpikir jika salah satu diantara keduanya adalah asli. Bagaimanapun, tidak ada orang yang cukup bodoh yang akan melepaskan senjata jarak dekat pada pertarungan jarak dekat. Telebih lagi satu kesalahan akan mempengaruhi hasil akhir dari pertarungan hidup dan mati ini. Baginya saat ini, situasi ini adalah situasi yang sangat krusial.

Tunggu sebentar ?! Apakah benar inilah “Situasi krusial” yang gua maksud ?! Entah kenapa sepertinya ada yang kurang dengan situasi ini… tapi sebenarnya itu apa ?! Apa yang kurang ?!

Sekali lagi ia memikirkan mengenai definisi dari “Situasi yang krusial” itu sendiri. Namun berapa kalipun ia mencoba untuk memikirkannya, hasilnya tetap sama yaitu… nihil.

“Sebenarnya apa yang akan membuat seseorang menaikkan tingkat kewaspadaannya disaat keadaan genting seperti ini ?! Dan tentu saja keadaan seperti apa yang akan memberikan orang tersebut jangkauan penglihatan yang sempit dan terbatas ?!”

Selagi menggigit ibu jarinya, Rio telah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memikirkan rencana dadakannya saat ini. pada akhirnya, tujuan utama Rio adalah mengulur waktu hingga proses reset skill selesai.

Seandainya gua yang terjebak disituasi seperti ini, hal apa yang paling membuat gua tidak habis pikir ? hmmm~

Selagi memejamkan matanya sesaat, Rio mencoba membayangkan situasi seandainya dirinyalah yang berada pada situasi seperti ini. untuk sesaat ia melihat sebuah hutan yang asri dan indah dengan wanita cantik berlari-lari disekitar hutan menggunakan gaun berwarna putih dengan rambut panjang… tentu saja dalam imajinasinya. Mungkin karena hal inilah, tanpa sepengetahuannya kedua ujung mulut Rio naik cukup tinggi dan iapun jadi tersenyum lebar.

Tunggu dulu ! Kenapa gua jadi ngebayangin wanita impian gua sih ?! Maaa~ tapi kalau gua liat pemandangan seperti itu tidak dapat dipungkiri kalau gua langsung kebingungan… habis cantik sih… ehe… ehehehe~

“*Ehem*… haaa~ fuuu~ ayo Rio serius, jangan bercanda terus ! Bisa bahaya nantinya…”

Setelah membersihkan tenggorokannya, sekali lagi ia mencoba membayangkan situasi yang akan membuatnya kehabisan kata-kata namun pada akhirnya, hasilnya tetap sama. Apa yang ia lihat adalah bayangan seperti itu. Bahkan parahnya lagi, pada percobaan yang kesekian kalinya, ia melihat wanita impiannya itu menggunakan baju renang dengan one set baju renang berwarna putih bagaikan seorang malaikat. Dilihat darimanapun, pikirannya sudah diluar jalur.

Hmm ? Ah ! Benar juga !

Menyadari hal tersebut, Rio akhirnya menemukan apa yang selama ini ia cari. Sesuatu yang akan membuat seseorang tidak habis pikir dengan keadaan genting saat ini dan membuatnya kebingungan sehingga akan melupakan hal kecil dan hanya terfokus pada targetnya saja. Keadaan dimana seseorang memiliki pandangan paling sempit namun disaat yang bersamaan… paling berbahaya.

Membuka celana basket dan melepas celana dalamnya, Rio akhirnya menaruh celana dalam dibalik pohon yang menghadap kearah jam 2 dari arah semak-semak berada. Setelah selesai menyusun celana dalam tersebut, Rio memastikan bahwa bandit tersebut tidak akan menyadari keberadaan trump card yang sudah Rio pasang saat ini. tidak lupa, setelah itu ia menaruh sebuah bola kain disamping celana dalamnya agar memberikan kesan realitas yang berlebih. Dan satu lagi yang menjadi ciri kewaspadaan Rio adalah setiap ia memasang rencananya, ia selalu memilih jalan memutar sehingga bandit itu hanya akan melihat sebuah jejak kaki yang mengarah kearah semak-semak. Dengan begini hal terakhir yang harus dilakukannya adalah bersembunyi sedikit lebih jauh dari “Circle Plan” yang sudah ia buat. Setidaknya seperti itulah ia menamakan rencananya saat ini. Sebelum ia memastikan kearapihan dari setiap rencananya, Rio tidak lupa mengenakan celananya basket berwarna birunya kembali.

“Hmm ? Ap—Oi ! Reosen ! Bangun !”

Gawat ! Sebelum gua sadari si otot sialan sudah sampai ditempat ini !

Sebelum Rio menyadarinya, ia mendengar suara bandit tersebut sehingga membuatnya kaget dan secara reflek bersembunyi disemak-semak yang berada didekatnya. Secara perlahan tapi pasti, bandit tersebut mulai mendekati semak-semak dimana Rio berada.

“Keluar kau bocah sialan ! aku tahu kau berada disemak-semak !”

“…”

Gawaaaaat ! Kenapa malah gua yang kejebak sama rencana gua sendiri ?!

Mendengar suara bandit tersebut, keringat dingin mengalir dari sekujur tubuh Rio. Saat ini ia hanya mengenakan baju panjang yang menjadi baju dalamnya. Dengan kata lain sebelum ia tiba disini ia mengenakan 3 lapis baju dan juga 3 lapis celana. Dan saat ini apa yang ia kenakan seluruhnya adalah baju dalam panjang berwarna hitam dan juga celana basket berwarna biru.

“Jika kau keluar sekarang ! Mungkin aku akan mengampunimu, Bocah !”

“…”

Jangankan buat keluar ! Kalau begini sih jadinya benar-benar taruhan ! Waktunya lama banget sih jalannya !

—Selagi memikirkan hal tersebut, Riopun akhirnya terjebak karena kecerobohannya sendiri dan saat ini ia berusaha untuk keluar dari rencananya sendiri. Dan tentu saja, dibelakangnya bandit tersebut, Rey mengawasi setiap gerakan dengan tatapan yang siap memburu mangsanya

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close