Chapter 33 – Rio Vs Kruzgar VI
[3rd Person Point of View]
Suara
ledakan besar terdengar dari arah Timur hutan. Suara ledakan yang sangat besar
ini membuat hewan yang berada disekitar hutan [Skyp] berlari ketakutan ke luar hutan.
“Kuhahaha!”
Ditengah
keheningan akibat ledakan yang terjadi beberapa saat yang lalu, Suara tawa
seorang lelaki terdengar sangat keras menggema hampir keseluruh area hutan
bagian Timur.
Didepan
tempat ia berdiri, sebuah cekungan besar tercipta akibat ledakan besar yang
terjadi beberapa saat lalu. didalam cekungan itu terlihat sebuah aliran magma
kecil yang tercipta akibat batu yang telah melebur akibat suhu panas yang
sangat tinggi.
Sepertinya kali ini riwayat bocah itu sudah
benar-benar tamat
Setidaknya
hal itulah yang terlintas dipikiran lelaki dengan pakaian berwarna hijau itu,
Rey.
Cekungan
besar yang berada dihadapannya itu adalah hasil dari kemampuan yang ia kerahkan
untuk menghabisi anak remaja dengan rambut berwarna ungu, Rio.
“Kuh…
sayang sekali, bahkan mayatnya pun sudah tidak tersisa lagi”
Hmm? Tunggu sebentar… mayatnya… sudah tidak
bersisa lagi? Sial! Hal itu tidak mungkin… dilihat dari kemampuan bertahannya
itu, seharusnya ia masih meninggalkan kerangka tubuhnya!
Menyadari hal
yang ganjil dihadapannya, Rey mulai bersiaga kembali. Baginya yang sudah
melihat kemampuan bertahan Rio membuat dirinya yakin jika ia berhasil selamat
dari serangannya.
Dialihkan
matanya kearah sekitarnya beberapa kali namun ia masih tidak dapat menemukan
keberadaan dimana Rio berada saat ini.
“Sial!
Dimana bocah itu berada saat ini?”
Selagi
ia meningkatkan kewaspadaannya, Rey mulai bersiap untuk menggunakan kemampuan [Firo Assets] sekali lagi untuk
meningkatkan perlindungannya. Ia melakukan hal ini karena mengingat senyum yang
ditunjukkan oleh Rio disaat ledakan pertama dari kemampuan [Phyro Explosion].
Sial! Sebenarnya apa yang terjadi? Kemana
bocah itu pergi? Jangan bilang ia melarikan diri?!
Geram dengan
tingkah Rio, Rey bersiap untuk mengerjarnya namun,
“Ack!”
Sebelum
ia meninggalkan tempatnya berada, sebuah batu besar berukuran 4 hingga 8 kali
lebih besar menghantam tubuhnya sehingga membuatnya terpental sangat jauh.
Tidak berhenti disitu, beberapa batu besar dengan ukuran yang sama kembali
menerjang tubuhnya. Satu… dua… tiga… empat… lima kali batu dengan ukuran yang
sama mengenainya secara beruntun.
“Ugh!”
Sial! Sebenarnya apa yang terjadi?! Dari
mana batu ini datang?!
Kebingungan
dengan serangan yang mengenainya secara tiba-tiba, Rey segera berusaha utuk membenarkan
posisinya. Namun, karena serangan dari arah kiri Rey secara beruntun mengenai
tubuhnya membuat ia kehilangan keseimbangan dan terus terpental semakin lama
semakin jauh dan juga semakin cepat.
Secara
perlahan kemampuan [Firo Assets]
yang saat ini ia gunakan berkurang secara cepat karena menahan serangan batu
besar secara beruntun.
Tunggu sebentar?! Kenapa [Firo Assets] terkikis begitu cepat?!
Disaat ia sedang
kebingungan karena kemampuan yang seharusnya bertahan hingga beberapa puluh
menit kedepan menghilang begitu cepat, Rey mulai kehabisan akal dengan apa yang
sebenarnya terjadi. Disaat ia mulai dapat menyeimbangkan tubuhnya kembali, ia
segera menebas batu besar yang akan mengenai tubuhnya lagi.
Ditebas
olehnya satu persatu batu yang menuju kearahnya. Berkali-kali ia menebas batu
yang mengarah kepadanya namun apa yang ia dapat hanyalah rasa lelah ditubuhnya.
Tidak ada tanda-tanda bahwa batu tersebut akan berhenti menyerangnya.
Sebenarnya seberapa banyak [Mana] yang dimiliki oleh bocah itu hingga
dapat membuat batu besar sebanyak ini?!
Batu
yang ditebas Rey hingga saat ini sudah mencapai puluhan. Bukannya ia tidak
ingin menghindarinya dengan cara melompat kekiri, kekanan, maupun keatas namun
batu yang menuju kearahnya menutupi seluruh arah tersebut. Lebih tepatnya total
batu yang menuju kearahnya adalah 6 buah batu besar dengan ukuran yang sama
dengan apa yang ia tebas saat ini.
Sial! Kalau begini terus aku akan mati
karena kelelahan terlebih dahulu!
Disaat
ia mulai kelelahan, kemampuan bertahannya, [Firo Assets] menghilang seutuhnya. Menyadari hal ini Rey mulai
merasa sangat kelelahan dan kesabarannya mulai menghilang secara
perlahan-lahan. Bukannya ia tidak mau untuk mengaktifkan kemampuannya lagi
namun ia memang tidak bisa karena [Mana]
yang dimilikinya sudah mencapai batasnya.
“Cih!”
Kalau begini terus, aku bisa mati!
Disaat Rey mulai
berpikir mengenai hal ini, serangan batu besar semakin lama semakin cepat.
Sebelum ia menyadarinya.
Sebuah
ledakan besar terjadi tepat dihadapannya.
Ledakan
besar yang terjadi akibat sebuah bola api yang menerjang kearahnya mengenai
serpihan batu hasil tebasannya sehingga membuat dirinya berhasil menghindari
serangan langsung dari bola api itu. Namun tidak berhenti disitu,
“Ap—?!”
Jangan Bercanda! Kalau satu aku masih bisa
menahannya dengan pedang [Magic Sword –
Phyro Elemental] tapi kalau disengajakan meledak sebelum bisa kutebas sama
saja itu kekalahanku sialan!
Seperti
apa yang ia pikirkan sejumlah bola api melesat kearahnya secara bersamaan. Lebih
dari 5 bola api mengarah kepadanya dan bersamaan dengan hal itu serangan dari
batu besar itupun berhenti sepenuhnya.
Seperti
apa yang telah Rey perkirakan, bola api itu meledak tepat sebelum mengenai
tebasan pedangnya. Dengan kata lain tujuan bola api itu adalah menyiksa Rey
secara perlahan-lahan.
Berkali-kali
bola api itu mengarah kepadanya secara beruntun menggantikan serangan dari batu
besar yang berhasil ia tebas beberapa saat lalu. Setiap kali bola api itu akan
mengenai ujung pedangnya, bola-bola api itu seakan-akan bergerak dengan
kemauannya sendiri dan menabrakkan dirinya satu sama lain sehingga meledak
sebelum tertebas oleh Rey.
Ba-bagaimana bisa [Fire Ball] memiliki kemampuan ledakan sebesar ini?! Tidak mungkin?!
Aku belum pernah melihat hal ini sebelumnya?! Jangan bilang dia itu… Revancy?
“Jangan
Bercanda!”
Disaat
ia meneriakkan hal itu, tepat diatas kepalanya ia melihat sebuah bola api besar
berkumpul menjadi satu seakan-akan bergabung dan berubah bentuk menjadi sebuah
tabung kecil. Setelah seluruh api berkumpul menjadi satu, hal selanjutnya yang
terjadi membuat Rey tercengan karenanya.
“Ja-jangan
bercanda! Serius?!”
Ba-bagaimana bisa?! Tapi bukankah… tunggu
jika ia memang seorang Revancy maka hal ini mungkin saja terjadi!
Dihadapan Rey
tabung itu berubah bentuk sekali lagi dan kedua ujungnya berputar berlawanan
arah layaknya baju yang sedang diperas. Kemampuan yang berada dihadapannya saat
ini adalah hal yang ia kenal dengan sangat baik, kemampuan itu adalah,
“[Helvanya Phyro Explosion]”
Bagaimana
bisa?!
Hanya satu kata itu yang bisa
dikeluarkan oleh Rey. Selagi ia kelelahan untuk berdiri, serangan dari
bola-bola api kecil dihadapannya telah berhenti sejak beberapa saat yang lalu.
baju yang ia kenakan saat ini sudah compang-camping karena terkena gelombang
ledakan bola-bola api itu. Tubuhnya yang kini telah dipenuhi oleh luka
membuatnya sulit untuk bernapas. Kakinya sudah mulai bergetar karena kehilangan
hampir seluruh tenaganya. Dan yang tersisa darinya saat ini hanyalah sebuah
kata-kata semua yang keluar dari mulutnya,
“Iblis terkutuk!”
Setelah ia mengucapkan hal itu,
dipejamkan matanya secara perlahan selagi dirinya terjatuh diatas permukaan
tanah dengan beberapa batang pohon yang telah hancur disekitarnya.
Spiral api yang terpantul dimatanya
beberapa saat lalu mulai berputar dan menuju kearahnya dengan sangat kencang.
Jadi
inilah akhir riwayatku? Kalah ditangan seorang bocah? Benar-benar memalukan….
Beberapa saat kemudian sebuah
ledakan besar yang menandingi ledakan sebelumnya terdengar kembali dihutan [Skyp] bagian Timur.
0 comments:
Post a Comment