Chapter 34 – Rio Vs Kruzgar VII
[3rd Person Point of View]
“Oi,
Nusa!”
[Ada apa Tuan?]
“Jelaskan
dengan Singkat sekarang juga! Apa bisa gua [Absorb] sisa api yang ada di kawah sekitar sini?!”
[Tidak!]
“…”
[…]
Singkat
Banget Sialan! Jelasin kenapa?
Ditengah debu yang saat ini sedang
mengepul menutupi wilayah disekitar kawah yang tercipta akibat ledakan dahsyat
yang terjadi beberapa saat lalu, seorang anak lelaki sedang berkonsultasi
kepada sebuah buku berwarna biru dongker yang melayang disamping kiri
kepalanya.
Walaupun apa yang ditanyakan oleh
lelaki itu dan apa yang dijawab oleh buku itu tidak ada yang salah namun anak
lelaki menunjukkan raut wajah ketidakpuasannya atas jawaban yang diberikan oleh
buku tersebut.
“Jelasin, Nusa~!”
[A-ah iya! Bukan maksud saya Tuan tidak bisa menggunakan [Absorb].
Namun, saat Tuan akan menggunakan kemampuan tersebut, Tuan harus berkonsentrasi
penuh karena jika tidak energi yang diserap oleh Tuan akan meledak didalam
telapak tangan Tuan dan akan berakibat fatal]
“Tapi bukannya dengan kemampuan
bertahan yang gua dapet dari [Skill Up]
ini cukup buat menahan serangannya?”
[Tuan tidak sepenuhnya salah namun, disaat Tuan akan menggunakan
kemampuan itu, telapak tangan Tuan akan terlepas dari efek [Skill Up] tersebut
Tuan. Dengan kata lain, telapak tangan Tuan akan menjadi kelemahan terbesar
bagi Tuan]
Mendengar hal itu, Rio hanya bisa
mengerutkan alisnya karena rencana yang ia pikirkan beberapa saat yang lalu
tidak bisa ia gunakan dan jika dipaksakan dapat membahayakan dirinya.
Selagi mereka berdua berdebat, Rio
memperhatikan wilayah disekelilingnya.
Panas.
Itulah yang ia rasakan sejak
beberapa saat lalu. hawa panas yang membuat Rio berkeringat sejak tadi membuat
baju kaosnya basah.
Sial!
Kalau begini terus gimana caranya gua bisa selamat dari tempat ini? Gak mungkin
juga gua tiba-tiba minta maaf sehabis meledek bandit sialan itu, lagian gua
sendiri gak sudi sih
Selagi ia menyeka keringat
dikeningnya, Rio memperhatikan debu disekitarnya mulai menghilang tertiup
angin. Dikuatkan lututnya untuk berdiri dan disaat yang bersamaan dengan itu,
[Tuan, Saya punya rencana!]
“Hmm?”
Nusa memecah keheningan diantara
mereka berdua. Tidak lama setelah Rio mendengarkan rencana yang diusulkan oleh
Nusa, Rio segera berlari mengikuti arah angin bertiup dan segera bersembunyi di
daerah hutan.
Apa
yakin ini berhasil?
Walaupun ia sedikit ragu, Rio tetap
berusaha untuk mempercayai Nusa. Selagi ia bersembunyi disemak-semak,
diperhatikannya beberapa batu yang ia ambil dari kawah.
“Kuhahaha!”
Selagi ia bersembunyi, didengarnya
teriakkan keras dari ujung kawah tempat ia berada beberapa saat yang lalu.
Tanpa perlu membuktikan dengan matanya, Rio sudah mengetahui kalau suara ketawa
yang menurutnya menjijikkan itu adalah milik Bandit sialan, Rey.
Cih!
Berlagak seolah-olah dia sudah menang!
[Tuan Sekarang!]
Mendengar aba-aba dari Nusa, Rio
segera mengarahkan telapak tangan kanannya kearah sampingnya lalu,
[Absorb!]
Ia menggunakan kemampuan gratisan
atau [Free Skill] miliknya tanpa
mengalihkan pandangannya dari Rey sedikitpun. Kemampuan yang ia gunakan saat
ini adalah kemampuan dengan efek yang paling Rio pahami karena ini adalah
kemampuan yang ia pakai saat pertama kali tiba ditempat ini oleh karena itu dia
sangat mempercayai kemampuannya.
Selagi ia merasakan hawa panas dari
telapak tangan kanannya, Rio berusaha untuk menahannya. Digernyitkan giginya
agar tidak menimbulkan suara sedikitpun.
Angin mulai berhembus kearah Rio
secara perlahan-lahan. Namun karena ia bersembunyi dengan mengikuti arah angin
Rey tidak menyadari keberadaannya terlebih lagi jejak kaki miliknya ikut
menghilang tertiup angin.
“Kuh… sayang sekali, bahkan
mayatnya pun sudah tidak tersisa lagi”
Muka
lu gak bersisa! Tunggu aja sebentar lagi, giliran gua yang akan menyerang lu!
Keringat dingin mulai membasahi
tubuh Rio di hawa yang panas ini. kakinya gemetar karena kelelahan yang mulai
ia rasakan setelah berjalan, berlari, dan melakukan semua hal yang hampir tidak
mungkin ia lakukan sebelum ia diculik ketempat ini.
Sesaat Rio akan berdiri, ia
terkejut oleh raut muka Rey yang mulai bersiaga kembali seakan-akan menyadari
apa yang sedang dilakukan oleh Rio.
“Oi! Sepertinya Bandit sialan itu
udah sadar tentang rencana kita!”
Ucap Rio pelan dengan nada berbisik
kepada Nusa. Namun disisi lain Nusa hanya menjawab dengan singkat.
[Tenang Tuan, Dilihat dari reaksinya, ia belum mengetahui letak dimana
Tuan berada]
Sok
tahu lu kayak detektif!
Setidaknya itulah yang disanggah
oleh Rio didalam pikirannya. Namun setelah ia perhatikan gerakan Rey, Rio
menyadari bahwa apa yang dikatakan Nusa kepadanya dalah hal yang benar.
“Sial! Dimana bocah itu berada saat
ini?”
Oi
oi oi! Dia mau siap ngebakar hutan lagi tuh dari gerak-geriknya!
Mendengar teriakkan dari Rey
membuat Rio tersentak kaget. Bersamaan dengan hal itu, Nusa memberikan
aba-abanya.
[Tuan! Lepaskan kemampuan Tuan dan kita akan melaju ketahap berikutnya!]
“O-oh!”
Mendengar ucapan Nusa membuat Rio
kembali kepada kenyataan dan segera menutup kembali kemampuan [Absorb] miliknya. Kali ini ia
memfokuskan kepada telapak tangan kirinya yang sejak tadi memegang batu kerikil
sebanyak beberapa buah. Diopernya batu kerikil itu ketangan kanannya, Rio
segera bersiap untuk melemparkan keseluruh batu itu kepada Rey.
“Haaa~!”
[Sekarang!]
Dikumpulkan seluruh tenaga ditangan
kanannya, Sesaat sebelum Rio melepaskan semua batu kerikil dari tangan kanannya
sesuai aba-aba dari Nusa—
[Resize]
[Copy]
—Rio segera mengucapkan kedua
kemampuan [Free Skill] miliknya.
[Resize] adalah kemampuan Rio untuk mengubah ukuran bentuk suatu
benda sesuai keinginannya dan saat ini Rio mengubah ukuran keseluruhan batu
yang dilemparnya menjadi berdiameter sekitar 7 meter.
Setelah itu ia menggunakan
kemampuan [Copy] sesaat semua batu
baru akan berubah dan sebelum meninggalkan telapak tangan kanannya. Hal ini
dimaksudkan agar Rio dapat menggandakan kembali batu tersebut langsung pada
ukurannya saat ini dengan kecepatan yang sama tanpa perlu melemparnya
berkali-kali.
Singkatnya kombinasi yang ia
gunakan sesuai petunjuk Nusa sangatlah efisien.
“Nusa! Bukannya batu yang dilempar
itu memiliki massa yang sama walaupun setelah ditambahkan [Resize]? Berarti saat berubah ukuran tidak akan ada pegaruh dengan
massanya, ya kan?”, Setidaknya itulah apa yang ditanyakan oleh Rio saat pertama
kali mendengar rencana dari Nusa. Namun
Nusa dengan segera menghilangkan kebingungan Rio,
[Memang benar Tuan, namun jika Tuan melemparnya dengan memfokuskan
tenaga Tuan disatu bagian tubuh maka apa yang terjadi saat tubuh Tuan
mendapatkan penambahan dari [Skill Up]?]
Tentu saja jawabannya sangatlah
mudah untuk Rio pahami,
Kekuatan
batu tersebut bagaikan koin seberat 50 gram yang dilempar dari gedung setinggi
lebih dari 200 lantai, itupun jika ada didunia asal gua!
Dengan kata lain, koin yang Rio
umpamakan akan dapat membunuh seorang manusia karena adanya gravitasi yang
menyokong percepatan dari koin tersebut. singkatnya massanya akan bertambah
seiring bertambahnya kekuatan yang Rio gunakan untuk melempar batu tersebut.
Sesaat Rey selesai mengaktifkan
kemampuan [Firo Assets] miliknya, ia
segera terpental jauh setelah terkena oleh lemparan batu raksasa Rio dengan
kekuatan yang sangat dahsyat. Tidak berhenti disitu,
[Paste]
Ia aktifkan kemampuan [Free Skill] lain yang ia miliki yaitu [Paste], dengan kata lain kemampuan yang
digunakan untuk merealisasikan benda yang telah ia tandai menggunakan [Copy] untuk digandakan.
Tidak sekali ataupun dua kali ia
mengaktifkan kemampuan ini namun, ia mengaktifkannya berkali-kali hingga
mulutnya berbusa. Tatapan mata Rio saat ini bagaikan seseorang yang telah
kecanduan musik dengan genre heavy metal.
Matanya melotot dan kedua ujung mulutnya terangkat dengan sangat tinggi.
Membuatnya tersenyum bagaikan seorang penjahat kelas kakap.
Disaat Rio mulai kesulitan
mengucapkan [Paste] didalam hatinya,
kini dihadapannya terdapat berpuluh-puluh lapisan batu yang segera melaju pesat
kearah Rey bagaikan sebuah cheat
dalam game yang muncul secara bertubi-tubi tanpa henti. Melesat dengan cepat
dan kuat menghancurkan seluruh ekosistem hutan yang dilewatinya.
[Bagaimana Tuan, rencana saya?]
“…”
Disaat Nusa bertanya kepada Rio, ia
tidak mendapatkan balasan apapun darinya. Sekitar satu menit kemudian, Rio
tertawa terbahak-bahak dengan sangat kencang.
“AHAHAHAHAHA”
[Tu… an?]
Bagaikan seorang yang kecanduan
narkoba, ia tertawa tanpa henti. Suara tawanya mulai menggema kesekitarnya.
Setelah sekitar beberapa saat Rio terdiam secara tiba-tiba sehingga membuat
Nusa khawatir jika otak Rio menjadi miring karenanya. Namun saat ia melihat
kearah matanya, Nusa menyadari bahwa saat ini Rio tersenyum lebar hingga pupil
matanya mengecil. Bagaikan seekor serigala yang bersiap menerkam mangsanya.
[Tu-Tuan?]
“…”
Tanpa sepatah katapun, Rio segera
mengarahkan tangan kanannya kearah langit. Dibukanya lebar-lebar telapak
tangannya, lalu—
[Create]
—Ia pun segera mengaktifkan
kemampuan untuk membuat sesuatu yang diinginkannya menggunakan [Mana] yang ia miliki.
“Frey (Ledakan) à Phyro (Api) à
Sript (Spiral) à Trof (Padat) à
Srack (Tepat) = Helvanya Phyro Explosion”
Mendengar ucapan Rio, Nusa sontak
kaget dan kehabisan akal dengan apa yang akan Rio lakukan selanjutnya setelah menciptakan
kemampuan yang sama oleh apa yang diciptakan Rey beberapa saat lalu.
Kurang dari beberapa menit, diatas
kepala Rio tercipta sebuah tabung api yang menyala terang. Tabung api yang
dikelilingi oleh lidah api yang terkonsentrasi disekitar tabung tersebut
membuat kemampuan [Helvanya] yang
digunakan Rio jauh melebihi Rey. Setidaknya itulah yang Nusa rasakan.
[Resize]
Sebelum tabung tersebut mulai
membentuk spiral, Rio kembali menggunakan kemampuan [Resize] untuk merubah ukurannya menjadi sangat besar bahkan lebih
besar dari yang Rey gunakan beberapa saat lalu.
Selagi Rio tersenyum dengan sangat
lebar, ia kembali menggunakan satu kemampuannya lagi. Kemampuannya kali ini
membuat Nusa hingga kehabisan kata-kata dan mulai terlihat panik karena halaman
depannya mulai terlihat seakan-akan basah setelah tersiram air yang mengalir.
[Copy]
Selesai mengucapkan hal tersebut,
Rio mengarahkan pandangannya lurus kedepan dan,
“Aha!”
Dilepaskannya [Helvanya] selagi tersenyum puas. Walaupun ia tidak melihat siapapun
dihadapannya selain jalur lurus yang tercipta oleh serangannya beberapa saat
lalu yang menghancurkan pepohonan yang berada dihadapannya, Rio layaknya sebuah
senapan mesin—
[Paste]
—Mengaktifkan kemampuan ini
berkali-kali seperti apa yang ia lakukan beberapa saat lalu menggunakan kerikil
yang sudah diperbesar. Namun kali ini yang ia gandakan adalah [Helvanya Phyro Explosion], atau
kemampuan peledak berskala besar.
“AHAHAHAHAHAHAHA”, diiringi oleh
suara tawanya yang terdengar bagaikan orang yang sudah tidak waras. [Helvanya] dilepaskan berkali-kali oleh
Rio hanya untuk menuju kesatu target yaitu… Rey.
0 comments:
Post a Comment