Sunday, February 19, 2017

[Nusantara] Chapter 34 - Rio Vs Kruzgar VII


Chapter 34 – Rio Vs Kruzgar VII

            [3rd Person Point of View]

            “Oi, Nusa!”

            [Ada apa Tuan?]

            “Jelaskan dengan Singkat sekarang juga! Apa bisa gua [Absorb] sisa api yang ada di kawah sekitar sini?!”

            [Tidak!]

 “…”

[]

Singkat Banget Sialan! Jelasin kenapa?

Ditengah debu yang saat ini sedang mengepul menutupi wilayah disekitar kawah yang tercipta akibat ledakan dahsyat yang terjadi beberapa saat lalu, seorang anak lelaki sedang berkonsultasi kepada sebuah buku berwarna biru dongker yang melayang disamping kiri kepalanya.

Walaupun apa yang ditanyakan oleh lelaki itu dan apa yang dijawab oleh buku itu tidak ada yang salah namun anak lelaki menunjukkan raut wajah ketidakpuasannya atas jawaban yang diberikan oleh buku tersebut.

“Jelasin, Nusa~!”

[A-ah iya! Bukan maksud saya Tuan tidak bisa menggunakan [Absorb]. Namun, saat Tuan akan menggunakan kemampuan tersebut, Tuan harus berkonsentrasi penuh karena jika tidak energi yang diserap oleh Tuan akan meledak didalam telapak tangan Tuan dan akan berakibat fatal]

“Tapi bukannya dengan kemampuan bertahan yang gua dapet dari [Skill Up] ini cukup buat menahan serangannya?”

[Tuan tidak sepenuhnya salah namun, disaat Tuan akan menggunakan kemampuan itu, telapak tangan Tuan akan terlepas dari efek [Skill Up] tersebut Tuan. Dengan kata lain, telapak tangan Tuan akan menjadi kelemahan terbesar bagi Tuan]

Mendengar hal itu, Rio hanya bisa mengerutkan alisnya karena rencana yang ia pikirkan beberapa saat yang lalu tidak bisa ia gunakan dan jika dipaksakan dapat membahayakan dirinya.

Selagi mereka berdua berdebat, Rio memperhatikan wilayah disekelilingnya.

Panas.

Itulah yang ia rasakan sejak beberapa saat lalu. hawa panas yang membuat Rio berkeringat sejak tadi membuat baju kaosnya basah.

Sial! Kalau begini terus gimana caranya gua bisa selamat dari tempat ini? Gak mungkin juga gua tiba-tiba minta maaf sehabis meledek bandit sialan itu, lagian gua sendiri gak sudi sih

Selagi ia menyeka keringat dikeningnya, Rio memperhatikan debu disekitarnya mulai menghilang tertiup angin. Dikuatkan lututnya untuk berdiri dan disaat yang bersamaan dengan itu,

[Tuan, Saya punya rencana!]

“Hmm?”

Nusa memecah keheningan diantara mereka berdua. Tidak lama setelah Rio mendengarkan rencana yang diusulkan oleh Nusa, Rio segera berlari mengikuti arah angin bertiup dan segera bersembunyi di daerah hutan.

Apa yakin ini berhasil?

Walaupun ia sedikit ragu, Rio tetap berusaha untuk mempercayai Nusa. Selagi ia bersembunyi disemak-semak, diperhatikannya beberapa batu yang ia ambil dari kawah.

“Kuhahaha!”

Selagi ia bersembunyi, didengarnya teriakkan keras dari ujung kawah tempat ia berada beberapa saat yang lalu. Tanpa perlu membuktikan dengan matanya, Rio sudah mengetahui kalau suara ketawa yang menurutnya menjijikkan itu adalah milik Bandit sialan, Rey.

Cih! Berlagak seolah-olah dia sudah menang!

[Tuan Sekarang!]

Mendengar aba-aba dari Nusa, Rio segera mengarahkan telapak tangan kanannya kearah sampingnya lalu,

[Absorb!]

Ia menggunakan kemampuan gratisan atau [Free Skill] miliknya tanpa mengalihkan pandangannya dari Rey sedikitpun. Kemampuan yang ia gunakan saat ini adalah kemampuan dengan efek yang paling Rio pahami karena ini adalah kemampuan yang ia pakai saat pertama kali tiba ditempat ini oleh karena itu dia sangat mempercayai kemampuannya.

Selagi ia merasakan hawa panas dari telapak tangan kanannya, Rio berusaha untuk menahannya. Digernyitkan giginya agar tidak menimbulkan suara sedikitpun.

Angin mulai berhembus kearah Rio secara perlahan-lahan. Namun karena ia bersembunyi dengan mengikuti arah angin Rey tidak menyadari keberadaannya terlebih lagi jejak kaki miliknya ikut menghilang tertiup angin.

“Kuh… sayang sekali, bahkan mayatnya pun sudah tidak tersisa lagi”

Muka lu gak bersisa! Tunggu aja sebentar lagi, giliran gua yang akan menyerang lu!

Keringat dingin mulai membasahi tubuh Rio di hawa yang panas ini. kakinya gemetar karena kelelahan yang mulai ia rasakan setelah berjalan, berlari, dan melakukan semua hal yang hampir tidak mungkin ia lakukan sebelum ia diculik ketempat ini.

Sesaat Rio akan berdiri, ia terkejut oleh raut muka Rey yang mulai bersiaga kembali seakan-akan menyadari apa yang sedang dilakukan oleh Rio.

“Oi! Sepertinya Bandit sialan itu udah sadar tentang rencana kita!”

Ucap Rio pelan dengan nada berbisik kepada Nusa. Namun disisi lain Nusa hanya menjawab dengan singkat.

[Tenang Tuan, Dilihat dari reaksinya, ia belum mengetahui letak dimana Tuan berada]

Sok tahu lu kayak detektif!

Setidaknya itulah yang disanggah oleh Rio didalam pikirannya. Namun setelah ia perhatikan gerakan Rey, Rio menyadari bahwa apa yang dikatakan Nusa kepadanya dalah hal yang benar.

“Sial! Dimana bocah itu berada saat ini?”

Oi oi oi! Dia mau siap ngebakar hutan lagi tuh dari gerak-geriknya!

Mendengar teriakkan dari Rey membuat Rio tersentak kaget. Bersamaan dengan hal itu, Nusa memberikan aba-abanya.

[Tuan! Lepaskan kemampuan Tuan dan kita akan melaju ketahap berikutnya!]

“O-oh!”

Mendengar ucapan Nusa membuat Rio kembali kepada kenyataan dan segera menutup kembali kemampuan [Absorb] miliknya. Kali ini ia memfokuskan kepada telapak tangan kirinya yang sejak tadi memegang batu kerikil sebanyak beberapa buah. Diopernya batu kerikil itu ketangan kanannya, Rio segera bersiap untuk melemparkan keseluruh batu itu kepada Rey.

“Haaa~!”

[Sekarang!]

Dikumpulkan seluruh tenaga ditangan kanannya, Sesaat sebelum Rio melepaskan semua batu kerikil dari tangan kanannya sesuai aba-aba dari Nusa—

[Resize]

[Copy]

—Rio segera mengucapkan kedua kemampuan [Free Skill] miliknya.

[Resize] adalah kemampuan Rio untuk mengubah ukuran bentuk suatu benda sesuai keinginannya dan saat ini Rio mengubah ukuran keseluruhan batu yang dilemparnya menjadi berdiameter sekitar 7 meter.

Setelah itu ia menggunakan kemampuan [Copy] sesaat semua batu baru akan berubah dan sebelum meninggalkan telapak tangan kanannya. Hal ini dimaksudkan agar Rio dapat menggandakan kembali batu tersebut langsung pada ukurannya saat ini dengan kecepatan yang sama tanpa perlu melemparnya berkali-kali.

Singkatnya kombinasi yang ia gunakan sesuai petunjuk Nusa sangatlah efisien.

“Nusa! Bukannya batu yang dilempar itu memiliki massa yang sama walaupun setelah ditambahkan [Resize]? Berarti saat berubah ukuran tidak akan ada pegaruh dengan massanya, ya kan?”, Setidaknya itulah apa yang ditanyakan oleh Rio saat pertama kali mendengar  rencana dari Nusa. Namun Nusa dengan segera menghilangkan kebingungan Rio,

[Memang benar Tuan, namun jika Tuan melemparnya dengan memfokuskan tenaga Tuan disatu bagian tubuh maka apa yang terjadi saat tubuh Tuan mendapatkan penambahan dari [Skill Up]?]

Tentu saja jawabannya sangatlah mudah untuk Rio pahami,

Kekuatan batu tersebut bagaikan koin seberat 50 gram yang dilempar dari gedung setinggi lebih dari 200 lantai, itupun jika ada didunia asal gua!

Dengan kata lain, koin yang Rio umpamakan akan dapat membunuh seorang manusia karena adanya gravitasi yang menyokong percepatan dari koin tersebut. singkatnya massanya akan bertambah seiring bertambahnya kekuatan yang Rio gunakan untuk melempar batu tersebut.

Sesaat Rey selesai mengaktifkan kemampuan [Firo Assets] miliknya, ia segera terpental jauh setelah terkena oleh lemparan batu raksasa Rio dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Tidak berhenti disitu,

[Paste]

Ia aktifkan kemampuan [Free Skill] lain yang ia miliki yaitu [Paste], dengan kata lain kemampuan yang digunakan untuk merealisasikan benda yang telah ia tandai menggunakan [Copy] untuk digandakan.

Tidak sekali ataupun dua kali ia mengaktifkan kemampuan ini namun, ia mengaktifkannya berkali-kali hingga mulutnya berbusa. Tatapan mata Rio saat ini bagaikan seseorang yang telah kecanduan musik dengan genre heavy metal. Matanya melotot dan kedua ujung mulutnya terangkat dengan sangat tinggi. Membuatnya tersenyum bagaikan seorang penjahat kelas kakap.

Disaat Rio mulai kesulitan mengucapkan [Paste] didalam hatinya, kini dihadapannya terdapat berpuluh-puluh lapisan batu yang segera melaju pesat kearah Rey bagaikan sebuah cheat dalam game yang muncul secara bertubi-tubi tanpa henti. Melesat dengan cepat dan kuat menghancurkan seluruh ekosistem hutan yang dilewatinya.

[Bagaimana Tuan, rencana saya?]

“…”

Disaat Nusa bertanya kepada Rio, ia tidak mendapatkan balasan apapun darinya. Sekitar satu menit kemudian, Rio tertawa terbahak-bahak dengan sangat kencang.

“AHAHAHAHAHA”

[Tu… an?]

Bagaikan seorang yang kecanduan narkoba, ia tertawa tanpa henti. Suara tawanya mulai menggema kesekitarnya. Setelah sekitar beberapa saat Rio terdiam secara tiba-tiba sehingga membuat Nusa khawatir jika otak Rio menjadi miring karenanya. Namun saat ia melihat kearah matanya, Nusa menyadari bahwa saat ini Rio tersenyum lebar hingga pupil matanya mengecil. Bagaikan seekor serigala yang bersiap menerkam mangsanya.

[Tu-Tuan?]

“…”

Tanpa sepatah katapun, Rio segera mengarahkan tangan kanannya kearah langit. Dibukanya lebar-lebar telapak tangannya, lalu—

[Create]

—Ia pun segera mengaktifkan kemampuan untuk membuat sesuatu yang diinginkannya menggunakan [Mana] yang ia miliki.  

Frey (Ledakan) à Phyro (Api) à Sript (Spiral) à Trof (Padat) à Srack (Tepat) = Helvanya Phyro Explosion

Mendengar ucapan Rio, Nusa sontak kaget dan kehabisan akal dengan apa yang akan Rio lakukan selanjutnya setelah menciptakan kemampuan yang sama oleh apa yang diciptakan Rey beberapa saat lalu.

Kurang dari beberapa menit, diatas kepala Rio tercipta sebuah tabung api yang menyala terang. Tabung api yang dikelilingi oleh lidah api yang terkonsentrasi disekitar tabung tersebut membuat kemampuan [Helvanya] yang digunakan Rio jauh melebihi Rey. Setidaknya itulah yang Nusa rasakan.

[Resize]

Sebelum tabung tersebut mulai membentuk spiral, Rio kembali menggunakan kemampuan [Resize] untuk merubah ukurannya menjadi sangat besar bahkan lebih besar dari yang Rey gunakan beberapa saat lalu.

Selagi Rio tersenyum dengan sangat lebar, ia kembali menggunakan satu kemampuannya lagi. Kemampuannya kali ini membuat Nusa hingga kehabisan kata-kata dan mulai terlihat panik karena halaman depannya mulai terlihat seakan-akan basah setelah tersiram air yang mengalir.

[Copy]

Selesai mengucapkan hal tersebut, Rio mengarahkan pandangannya lurus kedepan dan,

“Aha!”

Dilepaskannya [Helvanya] selagi tersenyum puas. Walaupun ia tidak melihat siapapun dihadapannya selain jalur lurus yang tercipta oleh serangannya beberapa saat lalu yang menghancurkan pepohonan yang berada dihadapannya, Rio layaknya sebuah senapan mesin—

[Paste]

—Mengaktifkan kemampuan ini berkali-kali seperti apa yang ia lakukan beberapa saat lalu menggunakan kerikil yang sudah diperbesar. Namun kali ini yang ia gandakan adalah [Helvanya Phyro Explosion], atau kemampuan peledak berskala besar.

“AHAHAHAHAHAHAHA”, diiringi oleh suara tawanya yang terdengar bagaikan orang yang sudah tidak waras. [Helvanya] dilepaskan berkali-kali oleh Rio hanya untuk menuju kesatu target yaitu… Rey.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close