Sunday, July 24, 2016

[Nusantara] Chapter 4 - Kemampuan

Chapter 4 – Kemampuan






“Eh !?”


[3…]

Disaat suaraku menggema keseluruh penjuru medan pertempuran ditanah antah berantah ini, aku hanya bisa terpaku oleh suara gema tersebut. Suara yang bahkan aku sendiri tidak yakin keluar dari mulutku begitu saja. “hehe~… Tamat Gua ! T.T”

Disaat aku mulai pasrah melihat pemandangan didepan mataku selagi menunjukkan senyuman masam dimana berbagai macam serangan berskala besar yang bahkan setidaknya aku yakini dapat menghancurkan sebuah benua mengarah langsung kepadaku—

<Tuan Bodoh ya ?>


[2…]


Sebuah suara yang menyerupai suara om-om yang tidak lain berasal dari buku ditangan kiri yang sejak tadi kupegang sambil terduduk diatas toilet duduk ini, Nusa yang tidak salah lagi merupakan penyebab kenapa aku bisa sampai ditempat ini menanyaiku sebuah pertanyaan yang membuatku sangat kesal. Terlebih lagi nada santai dengan unsur mengejeknya itu membuat seluruh darah yang sejak beberapa saat lalu berkumpul di dalam kepalaku mendidih seketika.


“Hoi ! Buku Sialan ! Gua Pastiin kalo gua mati gua bawa lu juga mati bareng gua!”


Selagi aku tertawa sinis melupakan pemandangan didepanku, kufokuskan pandanganku kepada Nusa.


<Tenang Saja Tuan, Saya hanya bercanda… Sekarang Serius Kok… Tolong Ikuti Apa yang saya Ucapkan dan tolong dipraktikkan…>


[1…]


“Awas aja Kalo gagal Sialan ! gua pastiin tangan kiri gua ga akan ngelepasin lu !”


Selagi kupegang buku ditangan kiriku dengan erat, kuangkat tangan kananku tepat kearah atas kepalaku dimana seluruh serangan berkumpul dan dalam hitungan kurang dari satu detik akan mengenai diriku dan permukaan.


<Tolong Fokus Tuan Kesempatan kita hanya satu kali…>


Muka lu satu !! kesempatan dari tadi banyak lu-nya aja yang ngeselin !


Selagi aku memprotes Buku sialan ditangan kiriku dalam benakku, aku memfokuskan tangan kananku kearah datangnya serangan berskala besar tersebut.


[…0]


Dan disaat hawa panas mulai mengenai tanganku dan mengikis permukaan disekelilingku—


<Sekarang Tuan…! Absorb !>


“[Absorb] !


Kuteriakkan salah satu kemampuan yang sebelumnya diucapkan terlebih dahulu oleh Nusa. Kemampuan yang sudah tidak asing lagi dan selalu terdapat didalam game RPG yang sering kumainkan, kemampuan yang biasanya digunakan untuk menghisap nyawa atau lebih tepatnya “Hit Points” atau biasa disebut “HP” hanya saja kali ini yang diserap adalah serangan yang dikeluarkan oleh ke-11 makhluk suci diatas kepalaku.


Tangan kananku merasakan panas yang tidak biasa namun disaat yang bersamaan rasa panas tersebut dialirkan ke tangan kiriku dan terakhir menghilang sesaat bersentuhan dengan Nusa. Singkatnya kekuatan yang diserap oleh kemampuan [Absorb] yang saat ini kugunakan disalurkan langsung ke Nusa dan diserap olehnya.


“AAAAAAAAA~”


Disaat kualihkan pandanganku kearah Nusa, yang kulihat adalah buku berwarna biru dongker yang sebelumnya kupegang melayang dan berubah warna secara bertahap dari warna—


[Biru à Merah à Coklat à Hitam à Perunggu à Silver à Emas à 7 warna Pelangi à Biru Metalik Keemasan]


Seketika buku berubah warna menjadi biru metalik—


“Kyaaa!”


Terdengar sebuah jeritan dari arah depan bilik toilet tempatku berada saat ini…


<Tuan Tolong Fokus>


“berisik lu ! Ini juga udah Fokus… Cuma Tadi lu denger ada suara ga !? Argh !”


Disaat konsentrasiku mulai memudar aku merasakan sakit bukan main pada telapak tangan kananku yang sejak 5 menit lalu menghisap seluruh kekuatan penghancur yang datang tepat kearahku. Sayangnnya setiap kucoba untuk kembali fokus pada akhirnya aku tetap penasaran dengan suara yang kudengar beberapa saat yang lalu.


<Seandainya Tuan Sangat Penasaran Tolong Ucapkan…>


“[Nature’s Eyes] !


Seketika kuucapkan [Nature’s Eyes], didepanku aku melihat banyak monitor terproyeksikan begitu saja layaknya sebuah Projector yang biasa dipakai oleh Dosen saat mengajar kuliah.


<[Nature’s Eyes] adalah salah satu kemampuan yang dapat Tuan gunakan tanpa menggunakan [Mana] atau energi Supranatural sama seperti [Absorb] dan berguna untuk menampilkan apa yang alam lihat dengan radius 2 kilometer dari tempat tuan berada saat ini>


Hmm~ si sialan ini punya kemampuan yang ada gunanya juga…


Selagi aku memikirkan hal tersebut, aku mencoba memikirkan dan mengingat suara yang tadi kudengar dan beberapa saat kemudian proyeksi yang muncul dihadapanku layaknya sebuah monitor futuristik menampilkan sebuah gambar dari berbagai macam sudut dimana seorang wanita berpakaian layaknya seorang Valkryie dengan pelindung kepala dimana terdapat 2 buah sayap burung namun wanita tersebut terlihat mengenakan selendang dengan corak Batik khas Indonesia terjatuh dan akan ditebas oleh seorang lelaki… tunggu dibandingkan lelaki bagiku orang tersebut memang lelaki namun bukan manusia melainkan… Minotaur, sejenis makhluk mitologi Yunani dengan tubuh layaknya seorang lelaki dewasa dengan kepala seperti Banteng atau Sapi… jujur saja saat ini hal itu tidak penting bagiku.


“Tch… sial ! ga akan sempet ! Oi ! Buku Sialan !”


Disaat aku menjentikkan lidah dan hampir kehabisan akal, aku memanggil Buku Sialan, Nusa—


<Saya Tahu Apa yang Tuan Ingingkan, Kalau Begitu Ucapkan…>


“[Create] !


<Lalu Bayangkan atau deskripsikan secara singkat rincian Jenis Kemampuan apa yang Tuan Ingin Ciptakan dalam 5 kata>


Bersamaan dengan ucapan Nusa, akupun menggunakan kemampuan [Create] seperti yang ia sarankan padaku. Dilihat dari namanya saja aku sudah tahu jenis kemampuan ini adalah untuk menciptakan sesuatu tapi hanya satu yang aku tidak habis pikir adalah “kenapa semua nama [Skill] atau Kemampuan yang si Sialan sebutin dari tadi Pake Bahasa Inggris terus ?”


Cepat, Cahaya, Otomatis, Vital, Tepat


Sesaat aku membayangkan jenis serangan yang ingin aku Ciptakan dalam 5 kata, sebuah layar kembali muncul dihadapanku dan menyuruhku untuk menyebutkan 5 kata tersebut dengan lantang. Walaupun tulisan pada layar tersebut menggunakan bahasa asing entah kenapa aku merasa paham akan apa yang disampaikan pesan tersebut.


Sroff (Cepat) à Amf (Cahaya) à Kroul (Otomatis) à Freim (Vital) à Srack (Tepat) = Amf Sroul


Seketika aku selesai menyebutkan bahasa yang bahkan aneh menurutku namun hal yang lebih aneh lagi adalah aku mengerti apa yang aku ucapkan beberapa saat yang lalu, sebuah sinar kecil seukuran ibu jari balita berumur satu tahun muncul didepanku dan sesaat aku memikirkan untuk menyerang Minotaur yang diproyeksikan oleh kemampuan [Nature’s Eyes], tanpa kusadari sinar kecil yang beberapa saat lalu muncul didepanku, kurang dari satu detik telah menembus organ vital Minotaur berkali-kali. Walaupun aku tidak yakin apakah struktur organ yang dimiliki oleh Minotaur mirip dengan manusia atau tidak namun setidaknya yang kulihat saat ini adalah [Amf Sroul] atau sinar kecil layaknya sebuah Railgun yang bisa dikendalikan menembus organ Minotaur mulai dari Jantung, lambung, hati, usus, pankreas, Ginjal, hingga mata. Setidaknya satu hal yang kuketahui saat ini adalah menambahkan [Freim] atau Vital pada bagian definisi untuk kemampuan [Create] sama saja dengan semua organ vital yang dimiliki oleh target.


Ketika aku memastikan bahwa wanita itu aman, aku kembali memfokuskan konsentrasiku kepada telapak tangan kananku yang sejak tadi menggunakan kemampuan [Absorb] untuk menyerap semua serangan berskala besar dari ke-11 makhluk suci dan tanpa kusadari darah segar sudah mengalir ketanganku dan akhirnya menetes kelantai seketika mencapai sikut. Melihat hal ini untuk beberapa alasan aku mulai merasa mual dan lemas.


“Oi ! Sialan ! Sampe Kapan Gua harus Kaya Gini Terus ! AAARRRGGGHHH!”


<Bersabarlah Tuan, Tahan dan tetap fokus sekitar 10 menit lagi>


Tch! 10 menit lagi ? jangan bercanda !


Selagi aku tetap memfokuskan pandanganku namun entah kenapa bokongku yang sejak tadi terekspos terasa kering. Biarpun seharusnya adegan dimana aku menyerap seluruh kemampuan yang dahsyat ini terlihat keren dan hebat dimata orang lain namun sayangnya sejak awal aku tiba di tempat aneh ini tidak sedikitpun aura kekaguman tertuju kearahku. Satu-satunya perasaan yang kurasakan dari orang-orang yang melihatku hanyalah “Menjijikan !”


Tanpa harus diungkapkan dengan kata-katapun aku paham… aku paham bahwa keadaan dimana seorang anak laki-laki berumur 19 tahun dengan baju lengkap tanpa mengenakan celana sehelaipun terduduk di sebuah toilet selagi mengeluarkan atau bahasa halusnya adalah “Setor hasil” ditengah medan perang ke-12 kerajaan dan menghalau serangan berskala besar dari ke-11 makhluk suci itu jelas-jelas “Menjijikan”, bahkan Grim Reaper aja sampe senyum kaya gitu. Ayam Kate yang pake julukan [The Emperor] aja sampe guling-guling begitu di awan.


“Oi ! Sialan ! sumpah ini mah, Gua udah ga kuat kepala gua pusing kehabisan Darah ini Oi !”


<Tuan Tenang tinggal 1 menit kurang>


“Tch ! AAAAARRRRRGGGGG !!!”


Menjentikkan lidah selagi meraung kesakitan, kutahan seluruh rasa sakit yang menyengat tangan kananku. Jujur saja aku bahkan tidak habis pikir bahwa tangan kanan yang sudah tidak bisa kurasakan lagi karena kehilangan banyak darah sejak tadi masih bisa menopang lurus menyerap seluruh serangan dahsyat ini.


Sesaat aku melihat kearah buku sialan, buku yang sebelumnya sudah berubah warna menjadi biru metalik mulai bersinar kembali. Namun sayangnya sinar tersebut entah kenapa terasa seperti ditahan dan tidak lekas berubah warna.


Kualihkan pandangan sekali lagi menuju langit, dimana ke-11 makhluk suci berada. Entah pandangan mataku yang mulai kabur karena kehilangan cukup banyak darah ataupun jauhnya jarak pandang terlebih lagi awan gelap yang menghalangi datangnya sinar mentari membuat pandangan semakin berkurang namun yang kulihat ke-11 makhluk suci tersebut mulai memudar seakan-akan menguap dibalut oleh cahaya.


<Sepertinya sekarang sudah saatnya, Tuan !>


“Saatnya !? Muka lu Saatnya ! Apanya yang Saatnya !? Mata gua Udah Gelap nih !”


<Kalau Begitu Tuan tidak perlu banyak pertanyaan cukup ulangi apa yang saya ucapkan>


“Yaudah Cepetan”


Selagi aku memperhatikan keadaan sekitarku dan mencoba untuk fokus, sesaat kemudian mungkin lebih tepatnya sekitar 5 detik sebelum serangan ke-11 makhluk suci yang kuserap sejak tadi selesai kuserap menggunakan [Absorb]—


<Tuan Sekarang ! Ucapkan…>


“[Teleport] !

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close