[3rd
Person Point of View]
“Guha…”
“Argh !”
Sebenarnya
jumlah mereka semua ada berapa sih ?! Kok perasaan dari tadi gak ada habisnya
?!
[Suara
Pohon yang hancur akibat hantaman keras]
[Suara
Kepakan Sayap Hewan yang Menyerupai Burung]
Jauh ditengah kedalaman hutan [Skyp], suara kegaduhan terdengar sangat
keras. Beberapa pohon yang sebelumnya berdiri dengan tegak, kini telah hancur
berantakkan akibat benturan keras para bandit yang terkena pukulan tangan Rio.
Hewan menyerupai burung namun memiliki daun telinga berwana biru beterbangan
meninggalkan kawasan hutan. Kini, suasana yang tenang didalam hutan telah
berubah sepenuhnya akibat ulah bandit dan juga Rio.
[Suara
Sentilan keras Jari]
[Suara
Orang Terlempar Hingga Menghancurkan Pohon]
Tapi
dilihat darimanapun juga, bukankah kekuatan gua ini… kebablasan kuatnya ya ?
Masa hanya dengan sentilan jari saja para bandit terpental sangat jauh ? Cheat
itu… seram juga ya…
Kekuatan yang saat ini Rio gunakan
adalah hasil [Mana] yang telah
diubah menjadi skill poin atau suatu
nilai yang biasanya terdapat dalam sebuah game untuk meningkatkan kemampuan
dasar seseorang. Selain itu, saat ini sebagian skill poin tersebut dialihkan oleh Nusa kepada power dan technique
seluruhnya atas perintah Rio.
“Oi ! Lu punya kemampuan kayak radar,
kan ? Apa itu namanya… ah ! [Open Map],
cepat cari dimana letak tas gua terlempar !”
[Sebentar Tuan… hmmm… ah ! Ditengah hutan
Tuan, arah jam 10, tapi…]
“Tapi apa ?”
[Disekitar
tempat tas tuan berada tedapat sekitar 10 bandit dan 1 orang asing tuan,
terlebih lagi… salah satu diantara mereka adalah seorang [Magic User] dan
sepertinya orang asing tersebut juga seorang [Magic User] dan memiliki Ras
ganda… [Svregna] ! ]
Sial
apa-apaan sama keterangan lengkap begitu ?! Sebenernya banyak yang mau gua
tanyakan tapi… sekarang bukan saat yang tepat…
Seperti apa yang Rio pikirkan, saat
ini bukanlah saat yang tepat baginya untuk menanyakan hal tersebut. Selama
pencariannya, ia telah berhadapan dengan sekitar 4 hingga 5 bandit. Namun,
semuanya terpental setelah pukulan rio mengenai bagian tubuh mereka.
Berlari menuju kearah hutan mengikuti
petunjuk dari Nusa, sebelum Rio menyadarinya, dihadapannya ia melihat sebuah
arah panah berwarna biru yang menunjukkan suatu arah layaknya sebuah GPS. Arah panah tersebut bergerak
mengganti arah mengikuti arah gerakan Rio sehingga memudahkannya menuju
ketempat dimana tasnya berada.
[Tuan
berhenti !]
[Suara
Panah yang menancap ditanah]
“Ap—!”
Sial
hampir aja kena kepala gua !
Dialihkan pandangan Rio kearah dimana
anak panah tersebut berasal, ia berlari kencang dan menendang pohon tersebut
dengan kaki kanannya. Seorang bandit yang melihat Rio bergerak kerahnya dengan
panik berusaha untuk melompat namun… hal itu sudah terlambat baginya.
[Suara
Pohon Terpental dengan Sangat Keras dan Kencang Bagaikan Sebuah Pesawat Jet]
“Uaaaaaaaa~”
Mengabaikan teriakan bandit tersebut,
Rio terus berlari menuju arah yang ditunjukkan oleh arah panah dihadapannya.
Sudah sekitar 20 menit berlalu sejak Rio memasuki wilayah hutan dan sejak saat
itu, berbagai kerusakan parah ia timbulkan disekitar hutan yang ia lalui. Rio
sendiri mulai berpikir bahwa ia dapat dimarahi akibat hal yang ia lakukan.
Namun, setelah ia berpikir untuk membenahi hutan ini saat ia berhasil mengambil
tasnya, Riopun akhirnya tidak lagi menahan dirinya.
“Oi ! Buku sialan ! Apa jaraknya
masih jauh ?!”
[Mungkin
sekitar 10 menit lagi tuan]
“10 menit ?! Dengan berlari !
Bukankah masih sangat jauh !”
Mendengar ucapan Nusa, Rio membuka
matanya lebar akibat tidak percaya. Hal ini juga karena tasnya terhempas sangat
jauh akibat Rio menghajar seseorang yang membuatnya kesal dan tanpa
sepengetahuannya, pukulannya tersebut membuat angin berhembus dengan sangat
kencag. Terlebih lagi… tidak normal hingga menghempaskan orang disekitarnya.
“Benar juga ! Hei ! Apa yang terjadi
kalau gua menggunakan barang untuk menghajar mereka ?”
[Jika
tuan menggunakan barang, barang tersebut akan hancur kecuali jika barang
tersebut dapat menampung [Mana] atau terbuat dari material yang sangat kuat.
hmm… misalnya seperti [Dukalium Minorum]]
“Apa lagi coba itu !?”, itulah yang
ingin Rio ucapkan namun ia mengurungkan niatnya karena jika ia menanyakannya
akan merepotkan jika harus mendengarkan penjelasan dari Nusa saat ia harus
berlari dan membagi konsentrasinya dengan wilayah disekitarnya.
Hmmm…
? Kenapa sepertinya banyak orang yang menuju kearah situ ?
Melihat beberapa orang yang berlari
menuju kearah yang sama dengan yang ditunjukkan oleh arah panah dihadapan Rio
membuatnya sedikit penasaran. Dihadapannya saat ini terdapat sekitar 6 orang
dan salah satunya mengenakan bandana berwarna coklat.
“Ah !”
“Tch ! Sial !”
Menyadari salah satu bandit tersebut
melihat Rio, membuatnya menjentikkan lidahnya.
“Bos ! Ada seseorang yang mengikuti
kita !”
“Kalian semua urus orang tersebut !
Aku sendiri sudah cukup untuk mengurus gadis kecil tersebut !”
“Si-siap bos !”
Kelima orang dihadapan Rio segera
membalikkan badannya dan mulai berusaha untuk menyerang dirinya. Seorang
banditi mengeluarkan pedang sepanjang 1 meter, 2 orang mengeluarkan pisau, dan
sisanya mengeluarkan panah dan langsung bersiap membidik Rio.
Gawat
!
[Suara
Anak Panah Dilepaskan]
Melihat hal ini, Rio segera
bersembunyi disamping pohon yang berada disebelah kirinya. Selama ia
bersembunyi, ia melihat kelima bandit tersebut mulai menyebar dan akhirnya
berhasil mengelilinginya. Saat ini Rio sangat kuat, namun bukan berarti ia
kebal ataupun abadi. Jika anak panah menembus bagian vital tubuhnya, ia akan
merasakan sakit dan parahnya mungkin ia dapat kehilangan nyawanya.
“Oi ! Oi ! Oi ! Bukankah ini yang
dinamakan bahaya besar ya ?”
[Maaa~ kurang lebih begitulah tuan]
“Ada apa dengan cara bicaramu yang
santai begitu ?!”
[Bagaimanapun juga keadaannya, saya
selalu percaya dengan tuan]
“Apa lu beneran percaya sama gua ?!”
[…]
“…”
[Pe-percaya]
“Oi ! Apa-apaan sama jeda barusan !
Lu gak percaya sama gua kan ?!”
[Ti-tidak
kok tuan… benar saya tid—percaya sama tuan bahwa tuan bisa melewati keadaan
ini…]
“Tadi lu bilang tidak, kan ?! Tadi
gua denger lu bilang tidak loh ! Seriusan ! Gua denger barusan”
[I-itu
hanya perasaan tuan saja]
[Suara
Anak Panah Menancap dipohon]
Disaat Rio dan Nusa sedang beragumen,
sebuah panah yang nyaris mengenai batang hidung Rio sekitar beberapa millimeter
itu menancap dipohon yang berada disamping kirinya. Melihat hal ini, membuatnya
kembali kepada kenyataan bahwa saat ini ia terjebak didalam situasi yang sangat
genting. Situasi dimana ia dapat kehilangan nyawanya kapan saja. Situasi
dimana, sekali lagi hidupnya dipertaruhkan…
Kenapa
semenjak gua dibawa ketempat ini… kedunia ini, belum ada sedikitpun hal baik
yang terjadi sama gua ?!
“Serang !”
—Bersamaan dengan teriakan bandit
yang memegang pedang, hidup Rio sekali lagi berada diantara seutas benang
tipis.
0 comments:
Post a Comment