Sunday, September 25, 2016

[Nusantara] Chapter 13 – Rencana

Chapter 13 – Rencana



[3rd Person Point of View]

“Bukannya gua sudah bilang kalau gua percaya sama, lu ! Makanya gua percaya kalau kita pakai petunjuk dari gua tadi !?”

[Bukannya saya sudah bilang kalau saya percaya sama, tuan ! Makanya saya percaya kalau kita pakai petunjuk dari saya tadi !?]

“…”

[]

Ini orang ngomong apa sih !?, setidaknya itulah hal yang mereka berdua pikirkan disaat yang bersamaan. Mungkin untuk Rio dan Nusa hal ini tidak dapat disebut dengan keakraban dan hanya terlihat bagaikan sebuah argumen dari seorang anak kecil. Namun, lain halnya dengan para bandit yang terdiam beberapa saat setelah melihat Rio berbicara seorang diri. Hal ini membuat mereka sedikit ketakutan dengan Rio. Namun, tentu saja Rio dan Nusa tidak sedikitpun menyadari hal tersebut.

Pada dasarnya hal ini terjadi karena kesalahpahaman dan juga keegoisan diantara mereka berdua. Disatu sisi, Rio mempercayai jika kali ini Nusa akan mengikuti petunjuk darinya namun sama seperti sebelumnya, mereka berdua teguh pada pendiriannya masing-masing. Tingkah laku mereka berdua benar-benar seperti anak kecil.

[Suara Anak Panah Dilepaskan]

[Tuan !]

“!”

Melihat sebuah anak panah yang dilepaskan kearah Rio, Nusa segera menggunakan sebuah pelindung kecil disebelah kanan kepala Rio untuk menahan serangan panah tersebut.

[Menunduk !]

“*Hup* !”
           
          Tanpa banyak berbicara, Rio mengikuti perkataan dari Nusa. Pada awalnya ia memang ragu-ragu namun setelah melihat Nusa mengeluarkan sebuah pelindung untuk melindungi dirinya, Rio memutuskan untuk mengikuti perintah dari Nusa. Walaupun ia merasa kesal sendiri pada akhirnya.

            “Sepertinya ini bukanlah saat yang tepat untuk berdebat”

            [Benar juga Tuan, saat ini ada hal yang harus kita urus terlebih dahulu]

            “Apa… itu ? [Magic Shield] ?”

            “Jangan bilang dia seorang… [Magic User] !?”

            Melihat anak panah yang terpental oleh pelindung yang dibuat oleh Nusa, membuat mata kedua pemanah tersebut terbelalak karenanya. Seakan-akan tidak mempercayai hal yang mereka lihat, raut muka mereka mulai berubah menjadi sedikit lebih kaku.

            “Sial ! Sekarang ketiga bandit lainnya sudah berada disekitar gua, bagaimana ini ?”

            Melihat hal ini, Rio sekali lagi mengamati keadaan disekitarnya.

Sepertinya gua memang harus mencoba cara yang tadi sempat gua pikirin namun gagal untuk gua pakai… tapi…

            Disaat Rio sedang membuat rencana, ketiga bandit tersebut menyerangnya secara bersamaan. Bandit yang menggunakan pedang menyerangnya dari depan sama seperti sebelumnya.

            [Suara Tebasan Pedang Berkali-kali]

            “Haaaaaaa !”

            “Ua ! *Set*… *Sat*… *Hup*…”

         Disaat Rio berusaha menghindari serangan menyapu dari bandit tersebut, ia memilih untuk melompat mundur untuk menghindari tebasan pedang yang dapat membuatnya mengeluarkan isi perutnya… tentu saja dalam artian yang sesungguhnya. Namun…

            “Ap—!”

            Ga-gawat ! Kalau begini bagaimana cara gua menghindarinya !?

     Sebelum ia menyadarinya, kedua bandit yang menggunakan pisau belati sudah bersiap menyerangnya dari belakang. Bandit yang menggunakan dua buah pisau dengan ikat perut berwarna merah yang terbuat dari kain tipis berusaha menyerang Rio selagi berada diudara.

            Semoga berhasil !

            “Ha !”

            “*Hup*… *Swooosh*…”

      Selagi berharap cemas, Rio berusaha menghindari serangan bandit tersebut dengan cara memegang tangan bandit itu layaknya seorang karakter utama dalam sebuah film silat. Namun hal yang membuatnya terkejut adalah karena ia berhasil melakukannya dan melompat kebelakang bandit tersebut seakan-akan tubuhnya memahami apa yang ia inginkan.

            Skill up itu… hebat ! Hidup skill up ! Hidup technique dan power !

            “Apa ?”

          Tidak percaya dengan apa yang ia lihat, bandit itu hanya bisa membuka mulutnya lebar-lebar melihat gerakan dari Rio yang langsung melompat kebelakangnya setelah ia mencengkeram tangannya untuk menahan ia menghunuskan pisaunya kearah Rio.

            “Rasakan in—”

            [Suara Pisau Dilempar]

            [Tuan !]

            “Tch ! Lagi-lagi menghindar !”

            Disaat Rio akan menendang bandit yang berada dibelakangnya setelah berhasil melompati dan membelakangi bandit tersebut, sebilah pisau dilemparkan tepat menuju kearah mukanya. Tentu saja hal ini membuatnya kaget dan memutuskan untuk menghindari serangan tersebut. Jika bukan karena peringatan dari Nusa, ia sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi jika pisau tersebut mengenai bagian mata kirinya.

            Sekali lagi Rio kehilangan kesempatan untuk melumpuhkan salah satu dari kelima bandit yang saat ini menyerang dirinya. Disaat ia sedang berhadapan dengan bandit yang menghadangnya, ia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan tasnya. Oleh karena itu, hal ini membuat ia menjadi tidak sabaran.

Kalau sudah seperti ini, mau bagaimana lagi… gua harus segera mencari celah untuk membalikkan keadaan gua !

Selagi terus mengindari serangan dari ketiga bandit yang menyerangnya dari jarak dekat dan dua bandit yang menyerangnya dengan anak panah sejak beberapa saat yang lalu, membuat Rio kesulitan untuk mencari celah. Mungkin sulit untuk mengakuinya tapi kerjasama dari kelima orang ini benar-benar sulit untuk dihancurkan. Layaknya sebuah bidak catur yang terus melindungi satu sama lainnya.

“haaa… haaaa… haaaa…”

“Hou… sepertinya kau sudah kehabisan napas”

Melihat hal ini, bandit yang menggunakan pedang menyempitkan matanya dan memperlihatkan senyum penuh intimidasi. Melakukan kontak mata kepada keempat rekannya yang lain, iapun mulai bersiap mengambil ancang-ancang untuk kembali menyerang Rio yang mulai kehabisan napas.

Disisi lain, hal ini juga diluar perkiraan Rio karena ia tidak mengira jika gerakannya sangat menguras stamina yang dimilikinya… atau mungkin karena tubuhnya tidak dapat menerima perubahannya yang terjadi secara mendadak.

“Ha !”

“Mati kau !”

“Haaaa”

“Ei ! *Set*… *Set*… *Swap*… *Hup*…”

Sedikit lagi… sebentar lagi… tunggu sebentar lagi… Ah !

Selagi Rio menghindari serangan kombinasi dari ketiga bandit tersebut, Rio menunggu waktu yang tepat untuk memulai rencananya. Menghindar dan terus menghindar hingga ia mendapatkan waktu yang tepat.

“Sekarang ! Haaaaaaa~!”

Tidak lama berselang, disaat ketiga bandit itu menyerangnya secara serempak, Rio memusatkan tenaganya kepada kedua kakinya dan melompat setinggi mungkin yang ia bisa.

[Suara 2 Anak Panah Dilepaskan Secara Bersamaan Dari Kedua Sisi]

“…”

[Kiri Tuan !]

Kali ini tanpa melakukan pertikaian ataupun kontak mata dengan Nusa, Rio mempercayakan sepenuhnya kepada Nusa dan sedikit menggerakan badannya kearah kiri sehingga kedua panah yang seharusnya mengenai tubuh Nusa beradu satu sama lain. Tentu saja kedua pemanah tersebut hanya bisa terkejut dan langsung menyiapkan anak panah selanjutnya. Namun, seberapapun banyaknya anak panah yang mereka berdua lepaskan… tidak satupun mengenai Rio.

Melihat kearah bandit yang berada dibawahnya terdiam membisu, Rio segera memukul ketiga senjata bandit tersebut.

[Suara Benda Tajam Hancur]

“Apa ?”

“Hah ?”

“Tch !”

Tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, ketiga bandit itu hanya bisa menunjukkan raut muka kebingungan karena Rio berhasil menghancurkan senjata mereka dengan tangan kosong.

[Suara Tanah Retak Akibat Hantaman Keras Sehingga Membuat Sebuah Lubang yang Cukup Besar]

“[Resize] ! Haaaaa~!”

Setelah Rio menggunakan kemampuan [Free Skill] miliknya, serpihan batu yang terbentuk akibat hantaman keras dari pukulannya yang telah ditambahkan oleh skill up itu seluruhnya berubah menjadi berukuran sangat besar dengan diameter sekitar 100 M terlebih lagi… bukan hanya satu melainkan seluruh serpihan yang tercipta oleh serangan Rio beberapa saat yang lalu.

“Saaaa~ waktunya serangan balasan, BANDIT SIALAAAAAAAAAAAN !”


—Selagi mengeluarkan senyum layaknya seorang penjahat yang sangat licik, Rio bersiap untuk memulai serangan balasan miliknya.


Note : 
Bagaimana Nih setelah mengikuti cerita [Nusantara] ini ? Seru atau tidak ? kalau boleh tahu, Link mengetahui pendapat dari para pembaca setelah mengikuti [Nusantara] hingga Chapter 13 ini, jadi tolong tinggalkan komentar ya :D 

Salam, 
World2Link

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close