Sunday, September 4, 2016

[Nusantara] Chapter 10 - Status 1 (Full Power)

Chapter 10 – Status 1
(Full Power)




[3rd Person Point of View]
[Suara benda yang ditarik paksa]
“…”
<>

Keheningan yang dipaksakan diantara mereka berdua layaknya sebuah hal alami ini sudah berlangsung sejak beberapa jam yang lalu. beberapa kali mereka merasa terganggu namun setelah 3 jam mereka mengalaminya, akhirnya mereka berdua pun terbiasa.

<Tuan kenapa sesaat kita akan memasuki desa, kita harus kembali ke hutan [Skyp] terlebih dahulu ?>

“ini semua gara-gara lu tau ga !”

<karena…,saya ?>

“Iya ! Lu ! kalo aja tadi lu ga ngajak ngobrol gua, pasti gua udah selesai memanen Ua— buah buat biaya saat kita sampai di Kekaisaran sejak tadi”

<…>

<uaaa~ tadi Tuan pasti mau bilang uang kan…> walaupun itu yang ingin diucapkan oleh Nusa, tapi pada akhirnya ia tidak jadi mengatakannya dan hanya menyimpannya jauh didalam lubuk hatinya karena ia tahu jika sampai ia mengucapkan hal tersebut pasti akan tambah merepotkan…

“Pasti lu lagi mikir ‘Uaa~ ini orang ngerepotin amat ya’, iya kan ?”

<Ti-tidak Tuan>

Selagi mereka berbicara satu sama lain, akhirnya mereka menemukan lokasi pohon yang memiliki buah lebat. Buah berwarna ungu kemerahan yang terdapat di hutan ini memiliki ukuran layaknya buah nangka…

[suara seseorang memetik buah]

“buah apaan nih… hmmm… [Ape-gur] ? nama yang muncul di [Furia’s Knowledge] lagi-lagi aneh… yang mateng yang warnanya seperti anggur ini, kan ? semoga ini udah mateng…”

Setelah memetik buah yang besarnya sekitar satu kepal telapak tangan anak laki-laki itu dari pohon yang memiliki tinggi sepundak Rio, ia tanpa ragu menggigit buah [Apegur] tersebut…

“apa ini !? bentuknya mirip kaya nangka tapi apa-apaan sama daging buah yang kenyal namun berair ini !? ini… rasa ini… sensasi meledak dimulut ini… tidak salah lagi… ini—”

<benar tuan… buah ini tidak lain memiliki rasa dan tekstur seperti anggur yang dipadukan dengan sedikit sentuhan apel>

“!”

“Sial rasa buahnya malah bikin ketagihan” setidaknya itulah yang ingin dikatakan oleh ekspresi Rio setelah mendengar penjelasan dari Nusa.

Rio memetik buah itu satu persatu dan menggunakan [Resize] lalu memasukkannya kedalam Shoulder bag yang dipakainya saat ini.

“berguna juga ya ini Skill

<ehem~>

“Tolong dah sumpah ! jangan pake suara cewe segala, geli gua dengernya”

<uaaa~ jahat>
***
“Cari terus ! jangan sampai ada celah yang terlewat !!!”

“Aye-Aye, Bos Eric !” x9

Di sisi kiri hutan [Skyp] terdengar sebuah suara teriakan yang menggema keseluruh penjuru hutan bagian kiri atau mungkin bisa dikatakan bagian Timur hutan. Sebuah suara yang berasal dari orang yang menggunakan bandana putih dengan huruf E dibagian tengahnya.

“Kah ! kalau sampai ketemu harus ku siksa dulu bocah itu sampai setengah mati setelah itu baru kuberikan [Healing Magic] ! Lihat saja Kau Bocah !!!”
***
“Oi ! tadi lu denger itu ga ?”

<Dengar tuan… tidak salah lagi itu suara dari kelompok bandit… tuan !>

Oi…oi…oi… bukannya ini gawat kalau sampe ketemu sama mereka

Melihat ekspresi muka Rio, Nusa segera menebak apa yang Rio pikirkan dan segera memberikan saran kepadanya…

<Tuan, Bagaimana kalau Tuan mencoba untuk mengalokasikan jumlah [Mana] yang Tuan punya untuk meningkatkan kemampuan dasar Tuan>

“Oi… memangnya lu bisa ngelakuin itu juga ? maksud gua Skill Up, lu bisa ngelakuin itu ?”

<bisa Tuan ! tenang saja jika seandainya tidak cocok dengan Tuan, Tuan dapat me-Reset kembali Jumlah [Mana] yang Tuan alokasikan>

“Kalo gitu buat sekarang masukkin ke Power sama Technique aja semuanya…”

<Tuan yakin tidak ingin melihat [Status Page] terlebih dahulu>

“udah tenang aja gua percaya sama lu !!!”

Tanpa pikir panjang, Rio segera berlari...

<TU-TUAN !!! Ke-kenapa berlari kearah Luar Hutan>

“OIIIII~ diliat dari mana juga mana bisa gua ngelawan Bandit ! gua juga masih pengen Hidup tau !”

<Terus untuk apa Tuan meminta mengalokasikan Jumlah [Mana] Tuan untuk Power dan Techique>

“Bukannya udah jelas kalo gua ketemu mereka pas kabur gua masih bisa selamat”

Benar… tanpa pikir panjang Rio segera berlari kabur untuk melindungi dirinya sendiri dan mengabaikan bandit yang saat ini sedang berada didalam hutan [Skyp] ini…

Memangnya lu pikir gua tokoh utama yang kapan dan dimana aja siap ngorbanin nyawa gua apa ha ! kalo begitu silahkan coba lagi pada kandidat lain HAHAHA…..

Setidaknya hal itulah yang saat ini dipikirkan oleh Rio namun tanpa ia sadari tas dan Handphone miliknya tertinggal ditempat terakhir ia memetik buah [Apegur]. Melihat hal ini, kakinya sedikit gemetar namun pada akhirnya…

Tch ! Sial… Sial… Sial…”

<Tuan ini Labil Bukan sih ?>

“Berisik Lu Sialan !”

Ia berlari kembali memasuki Hutan [Skyp] untuk mengambil tasnya yang tertinggal…

“Barang apa ini ? Tas Petualang ? Ba-bagaimana cara membukanya ? Bos…! Bos…!”

“Apa !? Apa kau menemukan gadis kecil sialan itu ?”

“Belum bos ! Tapi ini…”

“hmmm… apa itu ? tas ?”

“!”

Sesaat ia tiba ditempat tasnya berada, ia menemukan segerombolan orang yang menyerupai bandit… mungkin lebih tepatnya bandit asli…

Gawat ! kenapa tas gua mereka ambil !

Seketika melihat hal tersebut ia hanya bisa bersembunyi dibalik pohon yang berada disampingnya saat ini. Keringatnya mengalir deras dan kakinya mulai bergetar karena rasa takutnya.

Kalau lawannya Cuma 1 sampe 3 orang gua masih berani… nah ini ada 5 orang… terus ada bosnya juga lagi… keluar sekarang kelar hidup gua !

Alasan ia tidak mau meninggalkan tasnya adalah karena itu adalah tas pemberian dari neneknya. Baginya yang selalu tinggal dengan neneknya sejak berumur 9 tahun, tas itu adalah salah satu barang berharga untuknya sehingga ia tidak bisa meninggalkannya begitu saja.

Kenapa hal klise kaya gini selalu kejadian di setiap cerita fantasi sih ! kenapa harus gua sih !

Selagi menghela napas ia mencoba untuk melirik kearah Nusa…

<Tenang saja Tuan… percaya dengan Kekuatan Tuan yang sudah ditambahkan dengan Skill Up, Tuan pasti baik-baik saja…>

“Serius lu ? taruhannya nyawa ini !”

<tenang saja… Percaya sama saya Tuan>

“…”

<>

“Sip gua ga akan percaya sama lu”

<Tuan !>
Diliat dari mana juga orang yang biasanya menyuruh kita percaya dengan mereka itu… adalah…. Orang…… yang paling…… gak boleh……… kita……. Percaya !

Mengabaikan Nusa, Rio mulai mencoba mengamati situasi saat ini dengan seksama…

Tenang aja gua harus tenang dulu sekarang… berusaha Tenang… Haaaaa…. Fuuuuu~… Sip gua Udah Tenang sekarang tinggal awasi mereka dulu…

“Kalau begitu bakar saja Bos”

“Kalau begitu ini kau saja yang bakar”

“Oi jangan asal bakar tas Orang sembarangan Sialan !”

<Tuan !?>

“Siapa ka—”

Tanpa mendengar omongan mereka Rio segera berlari dan menghajar orang dengan bandana Putih dan Huruf “E” yang berada tepat ditengah kening orang tersebut…

“fuuuuuu……………………………………………………………………………………………………….. Eh !?”

<>

“Bo-bos Eric !” x4

Hal yang tidak terduga pun terjadi tepat dihadapan Rio saat ini. Pemandangan dimana orang yang ia hajar beberapa saat yang lalu terpental jauh menghancurkan setiap batang pohon yang dilaluinya saat ini. Bahkan angin yang dihasilkan oleh pukulan Rio menghempaskan seluruh pohon yang berada disekelilingnya.

Kejadian juga dah… ini baru Fantasi he…hehe….. huuuuaaaaa gawat~ itu orang masih hidup kan ya…?

Dan tanpa sepengatahuan Rio akibat pukulannya itu keempat bandit lain yang berada didekatnya terpental ketempat yang bahkan belum ia lalui sekalipun…

<Tu-Tuan Tas Tuan !>

“A—”

Bahkan tas yang seharusnya ia lindungi...... terbang jauh menuju ketengah hutan [Skyp].

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close