Chapter 10 – Status 1
(Full Power)
[3rd Person Point of
View]
[Suara benda yang ditarik paksa]
“…”
<…>
Keheningan yang dipaksakan diantara mereka berdua layaknya sebuah hal alami
ini sudah berlangsung sejak beberapa jam yang lalu. beberapa kali mereka merasa
terganggu namun setelah 3 jam mereka mengalaminya, akhirnya mereka berdua pun
terbiasa.
<Tuan kenapa sesaat kita akan
memasuki desa, kita harus kembali ke hutan [Skyp] terlebih dahulu ?>
“ini semua gara-gara lu tau ga !”
<karena…,saya ?>
“Iya ! Lu ! kalo aja tadi lu ga ngajak ngobrol gua, pasti gua udah
selesai memanen Ua— buah buat biaya saat kita sampai di Kekaisaran sejak tadi”
<…>
<uaaa~ tadi Tuan pasti mau
bilang uang kan…> walaupun itu yang ingin diucapkan oleh Nusa, tapi pada
akhirnya ia tidak jadi mengatakannya dan hanya menyimpannya jauh didalam lubuk
hatinya karena ia tahu jika sampai ia mengucapkan hal tersebut pasti akan
tambah merepotkan…
“Pasti lu lagi mikir ‘Uaa~ ini orang ngerepotin amat ya’, iya kan ?”
<Ti-tidak Tuan>
Selagi mereka berbicara satu sama lain, akhirnya mereka menemukan lokasi
pohon yang memiliki buah lebat. Buah berwarna ungu kemerahan yang terdapat di
hutan ini memiliki ukuran layaknya buah nangka…
[suara seseorang memetik buah]
“buah apaan nih… hmmm… [Ape-gur]
? nama yang muncul di [Furia’s Knowledge]
lagi-lagi aneh… yang mateng yang warnanya seperti anggur ini, kan ? semoga ini
udah mateng…”
Setelah memetik buah yang besarnya sekitar satu kepal telapak tangan anak
laki-laki itu dari pohon yang memiliki tinggi sepundak Rio, ia tanpa ragu
menggigit buah [Apegur] tersebut…
“apa ini !? bentuknya mirip kaya nangka tapi apa-apaan sama daging buah
yang kenyal namun berair ini !? ini… rasa ini… sensasi meledak dimulut ini…
tidak salah lagi… ini—”
<benar tuan… buah ini tidak
lain memiliki rasa dan tekstur seperti anggur yang dipadukan dengan sedikit
sentuhan apel>
“!”
“Sial rasa buahnya malah bikin ketagihan” setidaknya itulah yang ingin
dikatakan oleh ekspresi Rio setelah mendengar penjelasan dari Nusa.
Rio memetik buah itu satu persatu dan menggunakan [Resize] lalu
memasukkannya kedalam Shoulder bag
yang dipakainya saat ini.
“berguna juga ya ini Skill”
<ehem~>
“Tolong dah sumpah ! jangan pake suara cewe segala, geli gua dengernya”
<uaaa~ jahat>
***
“Cari terus ! jangan sampai ada
celah yang terlewat !!!”
“Aye-Aye, Bos Eric !” x9
Di sisi kiri hutan [Skyp] terdengar sebuah suara teriakan
yang menggema keseluruh penjuru hutan bagian kiri atau mungkin bisa dikatakan
bagian Timur hutan. Sebuah suara yang berasal dari orang yang menggunakan
bandana putih dengan huruf E dibagian tengahnya.
“Kah ! kalau sampai ketemu harus ku siksa dulu bocah itu sampai setengah
mati setelah itu baru kuberikan [Healing
Magic] ! Lihat saja Kau Bocah !!!”
***
“Oi ! tadi lu denger itu ga ?”
<Dengar tuan… tidak salah lagi itu suara dari kelompok bandit… tuan !>
Oi…oi…oi…
bukannya ini gawat kalau sampe ketemu sama mereka
Melihat ekspresi muka Rio, Nusa
segera menebak apa yang Rio pikirkan dan segera memberikan saran kepadanya…
<Tuan, Bagaimana kalau Tuan
mencoba untuk mengalokasikan jumlah [Mana] yang Tuan punya untuk meningkatkan
kemampuan dasar Tuan>
“Oi… memangnya lu bisa ngelakuin itu juga ? maksud gua Skill Up, lu bisa ngelakuin itu ?”
<bisa Tuan ! tenang saja jika
seandainya tidak cocok dengan Tuan, Tuan dapat me-Reset kembali Jumlah [Mana]
yang Tuan alokasikan>
“Kalo gitu buat sekarang masukkin ke Power
sama Technique aja semuanya…”
<Tuan yakin tidak ingin melihat
[Status Page] terlebih dahulu>
“udah tenang aja gua percaya sama lu !!!”
Tanpa pikir panjang, Rio segera berlari...
<TU-TUAN !!! Ke-kenapa berlari
kearah Luar Hutan>
“OIIIII~ diliat dari mana juga mana bisa gua ngelawan Bandit ! gua juga
masih pengen Hidup tau !”
<Terus untuk apa Tuan meminta
mengalokasikan Jumlah [Mana] Tuan untuk Power
dan Techique>
“Bukannya udah jelas kalo gua ketemu mereka pas kabur gua masih bisa
selamat”
Benar… tanpa pikir panjang Rio segera berlari kabur untuk melindungi
dirinya sendiri dan mengabaikan bandit yang saat ini sedang berada didalam
hutan [Skyp] ini…
Memangnya lu pikir gua tokoh utama
yang kapan dan dimana aja siap ngorbanin nyawa gua apa ha ! kalo begitu
silahkan coba lagi pada kandidat lain HAHAHA…..
Setidaknya hal itulah yang saat ini dipikirkan oleh Rio namun tanpa ia
sadari tas dan Handphone miliknya tertinggal ditempat terakhir ia memetik buah
[Apegur]. Melihat hal ini, kakinya
sedikit gemetar namun pada akhirnya…
“Tch ! Sial… Sial… Sial…”
<Tuan ini Labil Bukan sih ?>
“Berisik Lu Sialan !”
Ia berlari kembali memasuki Hutan [Skyp]
untuk mengambil tasnya yang tertinggal…
“Barang apa ini ? Tas Petualang ? Ba-bagaimana cara membukanya ? Bos…!
Bos…!”
“Apa !? Apa kau menemukan gadis kecil sialan itu ?”
“Belum bos ! Tapi ini…”
“hmmm… apa itu ? tas ?”
“!”
Sesaat ia tiba ditempat tasnya berada, ia menemukan segerombolan orang
yang menyerupai bandit… mungkin lebih tepatnya bandit asli…
Gawat ! kenapa tas gua mereka ambil !
Seketika melihat hal tersebut ia hanya bisa bersembunyi dibalik pohon
yang berada disampingnya saat ini. Keringatnya mengalir deras dan kakinya mulai
bergetar karena rasa takutnya.
Kalau lawannya Cuma 1 sampe 3 orang
gua masih berani… nah ini ada 5 orang… terus ada bosnya juga lagi… keluar
sekarang kelar hidup gua !
Alasan ia tidak mau meninggalkan tasnya adalah karena itu adalah tas
pemberian dari neneknya. Baginya yang selalu tinggal dengan neneknya sejak
berumur 9 tahun, tas itu adalah salah satu barang berharga untuknya sehingga ia
tidak bisa meninggalkannya begitu saja.
Kenapa hal klise kaya gini selalu
kejadian di setiap cerita fantasi sih ! kenapa harus gua sih !
Selagi menghela napas ia mencoba untuk melirik kearah Nusa…
<Tenang saja Tuan… percaya
dengan Kekuatan Tuan yang sudah ditambahkan dengan Skill Up, Tuan pasti
baik-baik saja…>
“Serius lu ? taruhannya nyawa ini !”
<tenang saja… Percaya sama saya
Tuan>
“…”
<…>
“Sip gua ga akan percaya sama lu”
<Tuan !>
Diliat dari mana juga orang yang
biasanya menyuruh kita percaya dengan mereka itu… adalah…. Orang…… yang paling……
gak boleh……… kita……. Percaya !
Mengabaikan Nusa, Rio mulai mencoba mengamati situasi saat ini dengan
seksama…
Tenang aja gua harus tenang dulu
sekarang… berusaha Tenang… Haaaaa…. Fuuuuu~… Sip gua Udah Tenang sekarang
tinggal awasi mereka dulu…
“Kalau begitu bakar saja Bos”
“Kalau begitu ini kau saja yang bakar”
“Oi jangan asal bakar tas Orang sembarangan Sialan !”
<Tuan !?>
“Siapa ka—”
Tanpa mendengar omongan mereka Rio segera berlari dan menghajar orang
dengan bandana Putih dan Huruf “E” yang berada tepat ditengah kening orang
tersebut…
“fuuuuuu……………………………………………………………………………………………………….. Eh !?”
<…>
“Bo-bos Eric !” x4
Hal yang tidak terduga pun terjadi tepat dihadapan Rio saat ini. Pemandangan
dimana orang yang ia hajar beberapa saat yang lalu terpental jauh menghancurkan
setiap batang pohon yang dilaluinya saat ini. Bahkan angin yang dihasilkan oleh
pukulan Rio menghempaskan seluruh pohon yang berada disekelilingnya.
Kejadian juga dah… ini baru Fantasi
he…hehe….. huuuuaaaaa gawat~ itu orang masih hidup kan ya…?
Dan tanpa sepengatahuan Rio akibat pukulannya itu keempat bandit lain
yang berada didekatnya terpental ketempat yang bahkan belum ia lalui sekalipun…
<Tu-Tuan Tas Tuan !>
“A—”
Bahkan tas yang seharusnya ia lindungi...... terbang jauh menuju ketengah
hutan [Skyp].
0 comments:
Post a Comment