Chapter 26 –
Informasi II
[3rd
Person Point of View – The Tuyuls As Center Point]
“I-ini… [Svregna], kan?!”
“[Svreg… na]? Apa itu, Kak?”
Melihat adiknya yang kebingungan,
bocah gundul bercelana hijaupun menjelaskan secara singkat mengenai [Svregna]
“Ja-jadi…”
Secara singkat dari apa yang
dijelaskan oleh Bocah gundul bercelana hijau itu dapat diketahui jika [Svregna] adalah salah satu ras yang
menghuni [Pangea]. Selain itu, ras
ini adalah ras campuran dimana setengah hingga seperempat dari darah mereka
mengandung darah dari ras manusia dan 2 ras lainnya atau lebih,
“De-dengan kata lain, mereka a-adalah
ras yang terdiri dari 3 darah atau lebih”
“Hmm, begitu… sudahlah aku juga tidak
paham apa yang sebenarnya kakak katakana sejak tadi, hihihi…”
“Eeeee~?!”
Mendengar ucapan
dari adiknya membuat sang kakak terkejut. Baginya ia sudah menerangkan dengan bahasa
yang seharusnya mudah dipahami namun, adiknya tetap mengatakan hal tersebut
seolah-olah menolak usaha kakaknya secara tidak langsung.
Haaaa~ adik ini… oh benar juga!
Tanpa berpikir
lama, Bocah gundul dengan celana hijau segera memeriksa tubuh dari perempuan
itu. Dilihat dari penampilannya, kemungkinan ia memiliki darah campuran kelinci
dan juga peri hutan.
“Napasnya cukup
stabil, ta-tapi… energi spiritualnya sa-sangat lemah”
Setelah memastikan
hal tersebut, Bocah itu segera berdiri dan menatap adiknya. Tanpa memberikan
pertanyaan sang adik paham dengan maksud tatapan kakaknya dan memberikan
pundaknya untuk menggendong wanita yang terlihat seperti berumur kurang lebih
13 tahun ini.
“Sip! Sekarang
kita harus kemana, Kak?”
Be-benar juga! Karena aku berusaha menghindari wilayah
yang dituju oleh Mbak Kun setelah merasakan energi spiritual yang sangat besar
untuk mengambil jalan memutar menuju tempat ini, sepertinya kami berdua sudah
memakan waktu cukup lama
“Se-sebaiknya kita
menuju ketempat dimana Mas Jat berada saat ini”
“Siap, Kak! Dimana
tempatnya?!”
“Lu-lurus saja
dari sini”
Mendengar petunjuk
dari kakaknya, sang adik menggendong wanita yang memiliki tubuh yang lebih
tinggi darinya itu tanpa masalah sedikitpun selagi ia melompat dari pohon ke
pohon bagaikan seorang ninja dengan rambut kuning.
Tapi, cepat sekali orang dengan energi spiritual besar
itu pergi setelah menyembuhkan anak wanita ini. Terlebih lagi hingga dapat
membuat energi spiritual yang lemah kembali stabil seperti ini… sepertinya
pilihanku mengambil jalan memutar menuju ketempat ini benar
Selagi memikirkan
hal tersebut, mereka berdua segera menuju kearah dimana Jatmiko berada.
***
[3rd
Person Point of View – Jatmiko As Center Point]
“Hah?! Serius nih, Mbak Kun?”
“Serius, Mas Jat”
Mendengar laporan dari Mbak Kun,
Jatmiko hanya dapat membuka mulutnya lebar-lebar. Seakan-akan ia tidak percaya,
Jatmiko sudah mengulangi pertanyaannya beberapa kali.
“Maksud ane, batu tadi sampai
keawan?! Serius nih?”
“Serius, Mas Jat… bahkan bukan hanya
sampai, retakan batu itu sudah melewati awan”
“Oi! Oi! Oi! Kalian mau berapa kali
mengulangi pertanyaan dan jawaban itu sih? Ane saja sudah bosan mendengarnya”
Mendengar omongan Pocong yang saat
ini sudah kembali kewujud normalnya membuat Mbak Kun yang sejak tadi tersenyum
bahagia karena dapat berbicara lama dengan Jatmiko menjadi kesal dan
melemparkan tatapan dingin kearahnya. Merasakan tatapan dari Mbak Kun membuat
Pocong terdiam membisu.
“Jadi, anak lelaki dengan rambut ungu
yang melakukannya?”
“Benar, Mas Jat!”
Tapi
dari semua orang, kenapa harus rambut ungu?
Selagi memikirkan hal tersebut,
Jatmiko, Mbak Kun, dan Pocong tidak memperlambat langkahnya sedikitpun dan terus
menuju kearah yang ditunjukkan oleh Mbak Kun.
Sudah lebih dari 60 menit Jatmiko
bertemu kembali dengan Mbak Kun dan menghabiskan 30 menit menuju kearah yang
ditunjukkan olehnya. Selama rentang waktu itu, tidak satupun retakan batu
berhasil mencapai tubuh Jatmiko. Lebih tepatnya seluruh retakan batu tersebut
hilang dan terkikis sesaat menyentuh kabut hitam pekat yang dihasilkan oleh
Pocong saat sedang menjadi wujud pedang. Selain itu walaupun Pocong telah
kembali kewujud asalnya, kabut tersebut tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda
akan menghilang dan terus melindungi Jatmiko tanpa menghancurkan sesuatu yang
tidak membahayakan dirinya.
“Tapi, seorang [Magic User] bertipe tanah, kah?”
Haaa~
dari kemampuannya tidak salah lagi… ini pasti merepotkan
Menghela napasnya,
Jatmiko akhirnya tiba ditempat yang ditunjukkan oleh Mbak Kun. Disana yang ia
lihat adalah hutan yang telah menjadi satu dengan tanah. Dengan kata lain,
didepan Jatmiko hanya tersisa dataran hancur yang sebelumnya adalah hutan.
Orang yang menyebabkan ini benar-benar tidak tahu yang
namanya pemanasan global apa? Hutan itu penghasil oksigen! Jangan seenaknya
menghancurkan hutan dong!
Selagi menunjukkan
mata layaknya ikan mati mengingat ia akan terkena masalah dari [Guild] karena tidak sempat meghentikkan
perbuatan orang tersebut disaat ia sedang berada ditempat, Jatmiko hanya bisa
pasrah meratapi amarah dari ketua [Guild].
“Ma-mas Jat!”
“Jat-jat!”
Mendengar namanya
dipanggil, Jatmiko mengalihkan pandangannya kearah datangnya suara tersebut. disana
ia menemukan dua bocah gundul yang mengenakan celana hijau dan merah sedang
menuju kearahnya.
“Oh! [The Tuyuls], bagaimana? Apa kalian
menemukan sesuatu?”
“Ma-mas Jat,
ka-kami menemukan…”
“…ini?!”
Bruk…
Selesai menanyakan
kabar dari mereka berdua, Bocah gundul dengan celana merah menjatuhkan prempuan
yang ada dipunggungnya dan memperlihatkannya kepada Jatmiko. Melihat kelakuan
adiknya, Bocah gundul dengan celana hijau memukul kepala adiknya pelan dan
menyuruhnya meminta maaf.
Setelah selesai
meminta maaf, mereka berdua menjelaskan dari awal hingga mereka menemukan
perempuan tersebut.
“Jadi, kemungkinan
orang dengan rambut ungu itu juga yang menyembuhkan anak ini?”
“Ra-rambut… ungu?
Walau a-aku tidak tahu orang yang Mas Jat curigai barusan, ta-tapi mungkin
orang itulah yang menyembuhkan anak perempuan ini”
Mendengar jawaban
dari Bocah gundul dengan celana hijau membuat Jatmiko semakin bertambah
bingung. Sebenarnya apa yang membuat orang itu bertindak berlebihan sehingga
menghancurkan hutan ini. Selain itu, jika dilihat dari kemampuannya apakah ia
tidak bisa menahan diri hanya untuk melawan bandit?
Pertanyaan demi
pertanyaan muncul dibenak Jatmiko, namun ia menyimpulkan jika ini semua mungkin
ada hubungannya dengan anak perempuan ini dan juga… balas dendam atau sesuatu
yang lain. Ia sendiri tidak tahu dengan tepa tapa yang sebenarnya terjadi.
Tapi, apapun alasannya, tolong jangan buat ane
dimarahi sama ketua dong!
Selagi Jatmiko
memprotes tindakan lelaki tersebut, ia segera menuju kearah yang ditunjukkan
oleh Mbak Kun. Selain itu, Bocah gundul dengan celana berwarna hijau
menggunakan salah satu kemampuannya, [Spiritual
Search], untuk memastikan apakah orang yang dikatakan Mbak Kun dan dirinya
itu adalah orang yang sama atau bukan. Jika mereka berdua adalah orang yang
sama, hal ini akan mengurangi laporan Jatmiko namun jika berbeda, sudah jelas
ini hanya akan menambahkan pekerjaannya lebih banyak lagi.
“Nn?—!!!”
“Mas Jat! Anak ini
sudah sadar”
Akhirnya, satu lagi informasi untuk mengurangi
pekerjaan ane, bertambah!
0 comments:
Post a Comment