Chapter 17 – Boss…
Battle ?
[3rd Person Point of View]
“Bocah sialan ! Jika kau ingin agar
aku mengampuni nyawamu, tinggal kan anak itu dan segera pergi dari sini ! Tentu
saja… akan kupastikan kau dapat keluar dari sini dengan selamat… mungkin Kuhahahahaha
!”
“Serius lu ?!”
[Tuan
!]
Melihat pria yang tiba-tiba saja mengayunkan pedangnya
kearah Rio, ia menjadi kesal. Hal ini ditunjukkan oleh mata Rio yang memandang bandit
tersebut dengan tatapan jengkel.
“Siapa lu ?!”
“Ha ?! Kau, kau tidak tahu siapa aku ?! Jangan bercanda !”
“Hyaa~ sebenarnya aku juga tidak peduli dengan hal itu,
yang lebih penting…”
“Apa ? Tidak peduli katamu ?!”
Mendengar jawaban Rio yang sama sekali tidak tertarik
dengan bandit tersebut membuat bandit itu membuka mulutnya lebar-lebar selagi
mengulang ucapan Rio.
“Iya, gua tidak
sedikitpun tertarik sama lu, ah benar juga ! Yang lebih penting siapa anak
perempuan ini ?”
“Bocah sialan !”
Mendengar ucapan
Rio yang terdengar sombong olehnya membuat bandit itu mulai mengambil
ancang-ancang untuk menyerang Rio. Melihat hal ini, tentu saja Rio juga segera
mempersiapkan dirinya. Disandarkannya anak perempuan yang ia pegang dengan
tangan kirinya ke sebuah pohon yang berada disampingnya tanpa sedikitpun
melepaskan pandangannya dari bandit dihadapannya.
Tch ! Sebenarnya ini orang siapa sih ?! Tiba-tiba saja
mau menebas kepala gua, apa semua orang ditempat ini gak ada yang waras ya ?
Kesunyian
melengkapi tempat mereka berdiri satu sama lain. Hanya suara hewan bagaikan
jangkrik yang mengisi sebagai backsound
diantara mereka berdua. Seakan-akan terlihat bagaikan sebuah pertarungan
diantara petarung kelas kakap, mereka berdua memandang satu sama lain. Waspada
pada setiap gerakan yang mungkin akan dilakukan oleh salah satu dari kedua belah
pihak.
“Ha !”
Ditengah kesunyian
itu, orang pertama yang menghancurkan situasi tersebut adalah bandit berbadan
besar. Menuju kearah Rio dengan kecepatan yang sama sekali tidak dapat
diabaikan, kurang dari beberapa detik, bandit tersebut sudah berada dihadapan
Rio.
“Ap—?!”
[Suara Pedang Diayunkan dengan Kencang]
Melihat gerakan
dari bandit tersebut, Rio secara reflek ingin menahan tebasan dari pedang
bandit tersebut dengan “Itu”. Namun, disaat ia memikirkan hal ini lagi, mungkin
kekuatan power dan technique yang dialirkan kepada “Itu”
memang memunculkan efek yang sangat hebat. Namun, bagaimanapun “Itu” pada
dasarnya tetaplah manusia. Dengan kata lain hanya kekuatannya saja yang
dialirkan namun, daya tahannya tetaplah pada batas manusia. Oleh karena itu, ia
memutuskan untuk melompat mundur untuk menghindari tebasan pedang tersebut.
“Urgh !”
“Tch ! Menghindar
lagi, boleh juga kau bocah !”
Sial ! Gara-gara itu orang, sweater gua jadi robek !
Awas aja lu !
Semakin kesal
dengan bandit tersebut, Rio mulai berusaha mencari celah untuk menyerang balik.
Namun, celah tersebut tidak kunjung datang. Disisi lain, justru dirinyalah yang
semakin lama semakin terpojok karenanya. Serangan demi serangan dilancarkan
kepadanya. Rio hanya bisa menghindari setiap tebasan yang dilancarkan oleh
bandit tersebut.
“Haaaaa !”
“*Set*… *Sat*… *Set*…
*Set*… *Hup*…”
Menghindar kekiri
dan kekanan secara berulang-ulang. Menunduk bahkan melompat mundur. Setidaknya
hanya gerakan seperti itulah yang dapat Rio lakukan… setidaknya untuk saat ini.
Jika seperti ini terus, bisa bahaya ! Selain itu,
sepertinya gua mulai kehabisan napas… gawat !
Keringat mulai
mengalir deras dari kening Rio. Menuruni wilayah pipinya secara perlahan.
Disekanya keringat yang akan memasuki matanya, Rio segera mengambil jarak
dengan cara melompat mundur berkali-kali.
Kalau seperti ini, gua harus berterima kasih dengan
skill technique ! Karenanya keseimbangan gua jadi gak hancur…
Melihat Rio yang
mengambil jarak darinya, bandit tersebut berhenti sesaat untuk mengatur
napasnya. Seperti yang diharapkan dari seorang bandit, tidak terlihat
sedikitpun keringat mengalir ditubuhnya.
“Kuhahahaha !
Boleh juga gerakanmu bocah !”
“Diam lu ! Dasar
otot sialan !”
“Kuh ! Apa-apaan
dengan tingkah sombongmu itu ?!”
“Berisik lu !”
Bertukar dialog
satu sama lain selagi mengatur napas, tidak sedikitpun celah yang terlihat
diantara mereka berdua terutama pada bandit tersebut. Bagi Rio yang baru
pertama kali bertarung dengan taruhan nyawa, pengalaman yang ia dapatkan
beberapa saat lalu melawan beberapa bandit sebelum tiba ditempat ini membuatnya
yakin kalau lawannya sekarang berada pada tingkatan yang berbeda dengan yang
sudah ia lawan sebelumnya.
[Tuan, bukankah kalau dipikirkan lagi tidak
ada alasan bagi tuan untuk melawan orang tersebut ?]
“Apa maksud lu ?
Bukankah alasannya sendiri sudah jelas…”
[Alasannya sendiri sudah jelas ? Apa maksud
tuan ?]
“Maksud gua, dia
sudah bikin gua kesal, bukannya itu sudah cukup buat jadi alasan gua !”
Mendengar jawaban
Rio, Nusa sudah tidak mengerti harus bagaimana lagi ia menghadapi cara berpikir
Rio yang terdengar cukup… seenaknya. Disisi lain, Rio sendiri merasa sangat
kesal karena ia diserang secara sepihak. Baginya untuk berhasil menghindari
tebasan demi tebasan tanpa mendapatkan luka sudah sebuah hal yang dapat
dikatakan sebuah keberuntungan. Namun, fakta bahwa sweater kesayangannya tertebas hingga robek membuat ia tidak bisa
pergi begitu saja.
Dimata bandit itu
sendiri, melihat Rio menggumam seorang diri membuatnya sedikit kebingungan.
Tapi ia memilih untuk mengabaikan hal sepele seperti itu dan fokus dengan musuh
yang ada dihadapannya.
“Ada apa bocah
sialan ?! Menggumam ketakutan seorang diri, kah ?!”
“Ha ?!”
“Kalau kau berubah
pikiran dan ingin meminta maaf sekarang, mungkin aku akan melepaskanmu hanya
dengan memotong sebelah tanganmu, kuhahahahahaha !”
“Jangan bercanda !
Siapa juga yang menggumam ketakutan ?!”
Mendengar ucapan
bandit tersebut, sekali lagi terlihat urat muncul dari kening Rio dan
tatapannya terlihat sangat kesal.
Lama-lama gua habisin juga ini orang !
“Hohou~”
Melihat tatapan
Rio yang dipenuhi kekesalan terhadapnya, bandit tersebut hanya bisa mengeluarkan
suara penuh dengan rasa penasaran selagi terus mengamati Rio. Namun entah
kenapa dibalik suara tersebut dipenuhi oleh sebuah nada yang terdengar sangat
menikmati ekspresi kesal Rio. Tentu saja Rio yang menyadari tatapan tersebut
bertambah kesal karenanya.
Tch ! Kalo begini
terus, guanya yang tambah kesal ! Kalo sudah begini…
“Oi buku sialan !”
[Ada apa tuan ?]
“Sekarang juga, reset semua skill up gua !”
[Apa tuan serius ? Bukankah akan bahaya jika
orang itu menyerang tuan secara tiba-tiba]
“Kalau soal itu
tenang saja, itu urusan gua ! Yang lebih penting lagi, alokasikan semua skill poin kepada defense, power, technique, dan agility”
[Ba-baik tuan !]
“Kira-kira
prosesnya berapa lama ?”
[Sekitar 15 menit tuan]
Sekitar 15 menit, kah ?
Mendengar ucapan
Nusa, Rio mengangguk setuju.
Sekali lagi ia
melihat kearah bandit tersebut, dan melemparkan sebuah pertanyaan yang sejak
tadi ingin ia tanyakan kepadanya.
“Naaa~ sebelum
kita lanjutkan pertarungan tadi, ada yang mau gua tanya sama lu…”
“Hmm ? Apa kau
sudah mulai tertarik ?”
“Berisik ! Diam
dan jawab saja ! Sebenarnya anak perempuan itu siapa ? Sejauh yang gua lihat
bukankah terlalu banyak bandit hanya untuk seorang budak ?”
Mendengar
pertanyaan dari Rio, Bandit tersebut mengerutkan alisnya. Terdiam sesaat.
Akhirnya bandit itu membuka mulutnya.
“Kuh ! Dasar bocah
sialan ! Sepertinya kau benar-benar tidak tahu siapa kami…”
“…”
“Biar kuberitahu
kau, bocah sialan ! Anak perempuan itu adalah—”
Kalimat
selanjutnya dari bandit tersebut membuat Rio mengerutkan alisnya dan membuka
matanya lebar-lebar.
“—Putri ke-3 dari
kerajaan [Akhsaxnia] yang telah
jatuh, Tararirirariani Akhsaxnia Xinta, seorang [Svregna] berdarah [Manusa],
[Elf], dan juga [Lob Ear Rabbat]”
What the F ?! Apa-apaan dengan nama yang panjang dan
sulit untuk diulang itu ?! Ditambah lagi, ada apa dengan nama ras yang
sepertinya terdengar campur aduk itu ?! Bukankah terlalu banyak untuk seorang
anak perempuan menampung darah 3 ras ?! Ditempat pertama, apakah itu hal yang
mungkin ?!
—Nama yang panjang
dan sulit untuk diulang itulah yang membuat Rio mengerutkan alisnya karena
sulit untuk mengejanya. Dan hal yang paling menyita perhatiannya adalah fakta
bahwa anak perempuan tersebut mempunyai 3 ras didalam dirinya.
0 comments:
Post a Comment