Sunday, October 23, 2016

[Nusantara] Chapter 17 – Boss… Battle ?



Chapter 17 – Boss… Battle ?


[3rd Person Point of View]

“Bocah sialan ! Jika kau ingin agar aku mengampuni nyawamu, tinggal kan anak itu dan segera pergi dari sini ! Tentu saja… akan kupastikan kau dapat keluar dari sini dengan selamat… mungkin Kuhahahahaha !”

“Serius lu ?!”

[Tuan !]

            Melihat pria yang tiba-tiba saja mengayunkan pedangnya kearah Rio, ia menjadi kesal. Hal ini ditunjukkan oleh mata Rio yang memandang bandit tersebut dengan tatapan jengkel.

            “Siapa lu ?!”

            “Ha ?! Kau, kau tidak tahu siapa aku ?! Jangan bercanda !”

            “Hyaa~ sebenarnya aku juga tidak peduli dengan hal itu, yang lebih penting…”

            “Apa ? Tidak peduli katamu ?!”

          Mendengar jawaban Rio yang sama sekali tidak tertarik dengan bandit tersebut membuat bandit itu membuka mulutnya lebar-lebar selagi mengulang ucapan Rio.

“Iya, gua tidak sedikitpun tertarik sama lu, ah benar juga ! Yang lebih penting siapa anak perempuan ini ?”

“Bocah sialan !”

Mendengar ucapan Rio yang terdengar sombong olehnya membuat bandit itu mulai mengambil ancang-ancang untuk menyerang Rio. Melihat hal ini, tentu saja Rio juga segera mempersiapkan dirinya. Disandarkannya anak perempuan yang ia pegang dengan tangan kirinya ke sebuah pohon yang berada disampingnya tanpa sedikitpun melepaskan pandangannya dari bandit dihadapannya.

Tch ! Sebenarnya ini orang siapa sih ?! Tiba-tiba saja mau menebas kepala gua, apa semua orang ditempat ini gak ada yang waras ya ?

Kesunyian melengkapi tempat mereka berdiri satu sama lain. Hanya suara hewan bagaikan jangkrik yang mengisi sebagai backsound diantara mereka berdua. Seakan-akan terlihat bagaikan sebuah pertarungan diantara petarung kelas kakap, mereka berdua memandang satu sama lain. Waspada pada setiap gerakan yang mungkin akan dilakukan oleh salah satu dari kedua belah pihak.

“Ha !”

Ditengah kesunyian itu, orang pertama yang menghancurkan situasi tersebut adalah bandit berbadan besar. Menuju kearah Rio dengan kecepatan yang sama sekali tidak dapat diabaikan, kurang dari beberapa detik, bandit tersebut sudah berada dihadapan Rio.

“Ap—?!”

[Suara Pedang Diayunkan dengan Kencang]

Melihat gerakan dari bandit tersebut, Rio secara reflek ingin menahan tebasan dari pedang bandit tersebut dengan “Itu”. Namun, disaat ia memikirkan hal ini lagi, mungkin kekuatan power dan technique yang dialirkan kepada “Itu” memang memunculkan efek yang sangat hebat. Namun, bagaimanapun “Itu” pada dasarnya tetaplah manusia. Dengan kata lain hanya kekuatannya saja yang dialirkan namun, daya tahannya tetaplah pada batas manusia. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk melompat mundur untuk menghindari tebasan pedang tersebut.

“Urgh !”

“Tch ! Menghindar lagi, boleh juga kau bocah !”

Sial ! Gara-gara itu orang, sweater gua jadi robek ! Awas aja lu !

Semakin kesal dengan bandit tersebut, Rio mulai berusaha mencari celah untuk menyerang balik. Namun, celah tersebut tidak kunjung datang. Disisi lain, justru dirinyalah yang semakin lama semakin terpojok karenanya. Serangan demi serangan dilancarkan kepadanya. Rio hanya bisa menghindari setiap tebasan yang dilancarkan oleh bandit tersebut.

“Haaaaa !”

“*Set*… *Sat*… *Set*… *Set*… *Hup*…”

Menghindar kekiri dan kekanan secara berulang-ulang. Menunduk bahkan melompat mundur. Setidaknya hanya gerakan seperti itulah yang dapat Rio lakukan… setidaknya untuk saat ini.

Jika seperti ini terus, bisa bahaya ! Selain itu, sepertinya gua mulai kehabisan napas… gawat !

Keringat mulai mengalir deras dari kening Rio. Menuruni wilayah pipinya secara perlahan. Disekanya keringat yang akan memasuki matanya, Rio segera mengambil jarak dengan cara melompat mundur berkali-kali.

Kalau seperti ini, gua harus berterima kasih dengan skill technique ! Karenanya keseimbangan gua jadi gak hancur…

Melihat Rio yang mengambil jarak darinya, bandit tersebut berhenti sesaat untuk mengatur napasnya. Seperti yang diharapkan dari seorang bandit, tidak terlihat sedikitpun keringat mengalir ditubuhnya.

“Kuhahahaha ! Boleh juga gerakanmu bocah !”

“Diam lu ! Dasar otot sialan !”

“Kuh ! Apa-apaan dengan tingkah sombongmu itu ?!”

“Berisik lu !”

Bertukar dialog satu sama lain selagi mengatur napas, tidak sedikitpun celah yang terlihat diantara mereka berdua terutama pada bandit tersebut. Bagi Rio yang baru pertama kali bertarung dengan taruhan nyawa, pengalaman yang ia dapatkan beberapa saat lalu melawan beberapa bandit sebelum tiba ditempat ini membuatnya yakin kalau lawannya sekarang berada pada tingkatan yang berbeda dengan yang sudah ia lawan sebelumnya.

[Tuan, bukankah kalau dipikirkan lagi tidak ada alasan bagi tuan untuk melawan orang tersebut ?]

“Apa maksud lu ? Bukankah alasannya sendiri sudah jelas…”

[Alasannya sendiri sudah jelas ? Apa maksud tuan ?]

“Maksud gua, dia sudah bikin gua kesal, bukannya itu sudah cukup buat jadi alasan gua !”

Mendengar jawaban Rio, Nusa sudah tidak mengerti harus bagaimana lagi ia menghadapi cara berpikir Rio yang terdengar cukup… seenaknya. Disisi lain, Rio sendiri merasa sangat kesal karena ia diserang secara sepihak. Baginya untuk berhasil menghindari tebasan demi tebasan tanpa mendapatkan luka sudah sebuah hal yang dapat dikatakan sebuah keberuntungan. Namun, fakta bahwa sweater kesayangannya tertebas hingga robek membuat ia tidak bisa pergi begitu saja.

Dimata bandit itu sendiri, melihat Rio menggumam seorang diri membuatnya sedikit kebingungan. Tapi ia memilih untuk mengabaikan hal sepele seperti itu dan fokus dengan musuh yang ada dihadapannya.

“Ada apa bocah sialan ?! Menggumam ketakutan seorang diri, kah ?!”

“Ha ?!”

“Kalau kau berubah pikiran dan ingin meminta maaf sekarang, mungkin aku akan melepaskanmu hanya dengan memotong sebelah tanganmu, kuhahahahahaha !”

“Jangan bercanda ! Siapa juga yang menggumam ketakutan ?!”

Mendengar ucapan bandit tersebut, sekali lagi terlihat urat muncul dari kening Rio dan tatapannya terlihat sangat kesal.

Lama-lama gua habisin juga ini orang !

“Hohou~”

Melihat tatapan Rio yang dipenuhi kekesalan terhadapnya, bandit tersebut hanya bisa mengeluarkan suara penuh dengan rasa penasaran selagi terus mengamati Rio. Namun entah kenapa dibalik suara tersebut dipenuhi oleh sebuah nada yang terdengar sangat menikmati ekspresi kesal Rio. Tentu saja Rio yang menyadari tatapan tersebut bertambah kesal karenanya.

Tch ! Kalo begini terus, guanya yang tambah kesal ! Kalo sudah begini…

“Oi buku sialan !”

[Ada apa tuan ?]

“Sekarang juga, reset semua skill up gua !”

[Apa tuan serius ? Bukankah akan bahaya jika orang itu menyerang tuan secara tiba-tiba]

“Kalau soal itu tenang saja, itu urusan gua ! Yang lebih penting lagi, alokasikan semua skill poin kepada defense, power, technique, dan agility

[Ba-baik tuan !]

“Kira-kira prosesnya berapa lama ?”

[Sekitar 15 menit tuan]

Sekitar 15 menit, kah ?

Mendengar ucapan Nusa, Rio mengangguk setuju.

Sekali lagi ia melihat kearah bandit tersebut, dan melemparkan sebuah pertanyaan yang sejak tadi ingin ia tanyakan kepadanya.

“Naaa~ sebelum kita lanjutkan pertarungan tadi, ada yang mau gua tanya sama lu…”

“Hmm ? Apa kau sudah mulai tertarik ?”

“Berisik ! Diam dan jawab saja ! Sebenarnya anak perempuan itu siapa ? Sejauh yang gua lihat bukankah terlalu banyak bandit hanya untuk seorang budak ?”

Mendengar pertanyaan dari Rio, Bandit tersebut mengerutkan alisnya. Terdiam sesaat. Akhirnya bandit itu membuka mulutnya.

“Kuh ! Dasar bocah sialan ! Sepertinya kau benar-benar tidak tahu siapa kami…”

“…”

“Biar kuberitahu kau, bocah sialan ! Anak perempuan itu adalah—”

Kalimat selanjutnya dari bandit tersebut membuat Rio mengerutkan alisnya dan membuka matanya lebar-lebar.

“—Putri ke-3 dari kerajaan [Akhsaxnia] yang telah jatuh, Tararirirariani Akhsaxnia Xinta, seorang [Svregna] berdarah [Manusa], [Elf], dan juga [Lob Ear Rabbat]”

What the F ?! Apa-apaan dengan nama yang panjang dan sulit untuk diulang itu ?! Ditambah lagi, ada apa dengan nama ras yang sepertinya terdengar campur aduk itu ?! Bukankah terlalu banyak untuk seorang anak perempuan menampung darah 3 ras ?! Ditempat pertama, apakah itu hal yang mungkin ?!

—Nama yang panjang dan sulit untuk diulang itulah yang membuat Rio mengerutkan alisnya karena sulit untuk mengejanya. Dan hal yang paling menyita perhatiannya adalah fakta bahwa anak perempuan tersebut mempunyai 3 ras didalam dirinya.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
 
close
   
close