Chapter 28 – Rio
Vs Kruzgar I
[3rd
Person Point of View – Rio As Center Point]
“Untung saja berhasil tepat waktu”
[Tuan!
Apa Tuan yakin dengan pilihan Tuan?]
“Berisik! Setidaknya karena pilihan
itu juga gua selamat, kan?”
Tapi,
aku tidak mengira kalau orang itu dapat menggunakan sihir tipe api dengan skala
luas seperti ini? Telat beberapa detik saja, Tamat gua!
Wilayah dimana Rio berada saat ini
dikelilingi oleh lautan api yang terbuat dari pohon-pohon yang terbakar akibat
terkena ledakan sihir berskala luas yang digunakan oleh Rey.
Awalnya, Rio tidak mengira jika Rey
akan menggunakan kemampuan sihirnya diwilayah hutan namun ternyata perkiraan
Rio meleset. Terlebih lagi, hanya dengan satu serangan saja dapat membuat
seseorang hangus terbakar dan kehilangan nyawanya seketika.
“Oi! Sialan! Gara-gara lu, sekarang
jadi panas, kan!”
“Kuhahahaha… bocah! Aku tidak mengira
kau bisa hidup setelah terkena seranganku itu, hah!”
“Iya, normalnya orang pasti mati tahu
kalau terkena serangan seperti itu?!”
Walaupun itu yang dikatakan oleh Rio,
Rey justru berpikir kalau Rio lah yang tidak normal disini. Menghindari
serangannya dengan tenangnya seakan-akan tidak terjadi apapun… terlebih lagi,
Baju…
bahkan tubuhnya tidak terbakar sedikitpun? Apa yang sebenarnya dilakukan oleh
bocah itu? Jangan bilang… kalau bocah itu juga seorang [Magic User]! Menarik! Sangat menarik!
“Saaa~ mari mulai babak kedua, Bandit
Sialan! Kali ini biar gua yang bikin lu lari ketakutan!”
Menatap bandit itu dengan perasaan
kesal, Rio pun bersiap untuk melanjutkan pertarungannya dengan Rey.
***
[1st
Person Point of View – Rey As Center Point]
Sudah lama aku tidak menemukan lawan
yang menarik seperti ini. terakhir kali aku menemukan lawan seperti ini… hmmm?
Kapan terakhir kalinya aku menemukan lawan yang punya keberanian tinggi seperti
bocah sialan ini? Sudahlah, saat ini hal seperti itu tidak penting, yang
terpenting….
“Oi! Sialan! Gara-gara lu, sekarang
jadi panas, kan!”
“Kuhahahaha… bocah! Aku tidak mengira
kau bisa hidup setelah terkena seranganku itu, hah!”
Lihat! Bocah sialan itu, walaupun ia
hanya bisa menghindar sejak tadi dan terus berlari, namun pada akhirnya ia
tetap berdiri dengan lagaknya yang sombong dan keras kepala dihadapanku, salah
satu dari 7 raja bandit—Rey Kruzgar.
Terlebih lagi, apanya yang “Gara-gara
lu, sekarang jadi panas, kan!”, hoi… hoi… hoi…, Bocah! Normalnya orang akan
segera “pergi” sesaat terkena dampak dari tebasan [Magic Sword – Phyro Elemental] seandainya mereka selamat, tidak ada
yang lebih santai dari dirimu, Bocah!
Menarik! Sangat Menarik! Walaupun
seluruh tubuhnya gemetar ketakutan, ia tetap berdiri dan masih dapat memasang
ekspresi menyebalkan seperti itu. Ekspresi itu… akan kuhancurkan ekspresi itu
dengan tanganku ini, kuhahahaha!
“Iya, normalnya orang pasti mati tahu
kalau terkena serangan seperti itu?!”
Normal, kah?! Kuhahahaha! Bocah ini
Bicara apa? Apa dia sama sekali tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan?! Atau
mungkin… Kuhahahaha! Tapi,
Baju…
bahkan tubuhnya tidak terbakar sedikitpun? Apa yang sebenarnya dilakukan oleh
bocah itu? Jangan bilang… kalau bocah itu juga seorang [Magic User]! Menarik! Sangat menarik!
Tapi, jika seandainya ia adalah
seorang [Magic User], mengapa ia
tidak terluka sedikitpun? Bahkan seorang [Magic
User] dengan tingkat kemampuan [Intermediate]
pun akan merasakan tubuhnya terbakar jika terkena serangan tadi. Mungkinkah
bocah ini adalah seorang [Magic User]
dengan tingkat yang lebih tinggi dari [Intermediate]?
Apapun itu, tidak masalah bagiku. Selama aku bisa menghilangkan… tidak, menghancurkan
ekspresi menyebalkan itu dari wajahnya sudah lebih dari cukup. Tidak, justru
sebaliknya… mungkin akan sangat menyenangkan jika aku membuat ia tidak dapat
menunjukkan ekspresi menyebalkan itu lagi. Ekspresi yang seakan-akan ingin
menghabisiku selagi menunjukkan tubuhnya yang penuh dengan celah itu.
Ups gawat… tanpa sadar aku tersenyum
dengan sangat lebar. Bahkan… tanganku memegang gagang pedang dengan lebih erat
dari sebelumnya. Tahan… tahan….
Tapi jika dipikirkan sekali lagi, hal
yang membuat ia tidak terluka sedikitpun mungkin karena ia adalah seorang [Firo Elemental Magic User]. Dengan kata
lain, sihir api adalah keahliannya. Jika begitu, tidak aneh jika ia tidak
terluka oleh tebasan pedangku. Bagaimanapun, untuk seorang [Firo User] dengan tingkat kemampuan [Intermediate], serangan yang
kulancarkan tadi bagaikan sebuah api kecil yang dapat dipadamkan oleh jari
telunjuk dan ibu jari yang dipertemukan satu sama lain secara bersamaan.
Jika
dugaanku ini benar, maka pertarungan ini akan bertambah menarik, kuhahaha!
Selain itu, matanya yang melihatku
dengan tatapan meremehkannya itu benar-benar membuatku kesal. Mulutnya yang
sejak tadi mengataiku “Sialan” itu, membuat ku ingin segera merobeknya.
Gawat! Gawat! Tanpa sadar aku sudah
bersiap ingin segera menerjang kearahnya sekali lagi. Bukan berarti hal itu
tidak bagus namun, jika aku melakukannya saat ini hanya akan membuatnya mati
tanpa mengetahui penyebabnya. Jika itu terjadi pertarungan yang kuinginkan
tidak akan terjadi.
Tunggu sebentar! Tapi apa yang akan
terjadi seandainya ia dapat menghindari seranganku? Atau mungkin menahannya?
Kuhahaha… dengan caranya tersendiri itupun menarik. Namun, tetap saja tidak
cukup untuk memuaskan hasrat dan gairah bertarungku.
Haaa… untuk saat ini, lebih baik aku
tidak memikirkan hal itu lebih jauh lagi. Bagaimanapun, jika ia tidak dapat
menahan serangan pertamaku, semuanya hanya akan berakhir sia-sia. Kuharap bocah
sialan ini tidak mengecewakanku.
Hmm? Apa yang dilakukan bocah itu?
Mengangkat tangan kanannya selagi menghadapkan telapaknya kearah langit?
“Saaa~ mari mulai babak kedua, Bandit
Sialan! Kali ini biar gua yang bikin lu lari ketakutan!”
Bocah
sialan! Sampai kapan kau akan berlagak seperti itu, Hah?!
Krek…
Zuuu~
Tanpa kusadari, aku telah menendang
permukaan tanah dibelakangku dan segera melaju kearah bocah dengan pakaian yang
sepertinya lebih ringan dibandingkan yang ia pakai sebelumnya.
Tanpa harus melihatnya, aku sudah
mengetahui bahwa tanah yang menjadi tumpuanku untuk meluncur retak karena
tekanan yang kuberikan. Mengapa aku mengetahui hal seperti itu? Jawabannya
sudah jelas, karena suara yang tercipta oleh hentakan kakiku beberapa saat lalu
dapat membuat pohon-pohon disekitarku bergetar dengan sangat kencang.
Kuayunkan pedang ditanganku dengan
memberikan cukup tenaga yang dapat membelah sebuah batu berdiameter 10 meter
hanya dengan satu tebasan saja.
Apakah bocah ini mampu menahannya? Akupun
tidak tahu. Oleh karena itu aku ingin melihat sejauh apa kemampuannya. Jika ia
mati hanya karena serangan seperti ini, tidak ada gunanya aku mengerahkan
seluruh kemampuanku.
Zraaash!
Sreeesh! Tep trep trep… Slaaaash!
Kuayunkan pedangku berkali-kali.
Setiap kali aku menebasnya, dengan segera aku meubah arahku untuk melakukan
serangan selanjutnya secara beruntun. Kuarahkan tebasan pedangku kepada tangan,
kaki, perut, dada, bahkan lehernya. Sensasi daging tertebas tersampaikan secara
langsung kepada tanganku.
Haaaa~
pada akhirnya, bocah sialan ini pun sama saja… aku bahkan belum mengeluarkan
sepersepuluh dari kemampuan asliku. Mengecewakan! Sejujurnya sangat
mengecewakan!
Selagi aku terus menebasnya tanpa
henti, kuutarakan rasa kekecewaanku didalam benakku. Setelah sekian lama aku
menunggu, lawan yang kupikir dapat mengisi kebosananku pada akhirnya tidak
berbeda dengan manusia lainnya. Lemah, sombong, dan tidak menyenangkan.
“Apa segitu saja kemampuanmu, Bocah!”
“…”
Benar, kan! Bahkan saat ini aku tidak
dapat mendengar suara angkuhnya lagi. Pada akhirnya, harapan hanya akan
berakhir menjadi sebuah harapan belaka. Tanpa pernah bisa terkabul maupun
dikabulkan.
Haaa~
mengecewakan!
“Sangat mengecewakan!”
“Benar sekali! Sangat mengecewakan…
apa cuma segitu saja kemampuanmu, Bandit Sialan?!”
0 comments:
Post a Comment