Chapter 30 – Rio
Vs Kruzgar III
[1st
Person Point of View – Rey As Center Point]
Zep—
Kebisingan yang terbuat dari udara
yang terkompresi terjadi beberapa detik dan tidak lama setelah itu,
—Dhuar!
Sebuah
ledakan besar terjadi disekelilingku dengan radius 1 km, lebih tepatnya terjadi
dihadapanku dan tentu saja akulah yang menyebabkannya. Berkat mantera [Firo Assets] akupun terhindar dari
dampak ledakan yang diciptakan oleh mantera [Phyro Explosion].
Kali ini, tamatlah riwayatmu, Bo—
“—Sudah
kubilang… Apa hanya segini kemampuanmu—“
Dihadapanku,
sebuah senyuman sinis nan licik terpantul secara langsung dimataku. Senyuman
yang seakan-akan mengejek dan menolak keberadaanku. Senyuman yang cukup untuk
memprovokasi iblis sekalipun, ditunjukkannya untuk merendahkanku.
”—Bandit
Sialan!”
Bocah ini !
Sebelum
aku menyadarinya, mulutku tersenyum lebar melihat gelagat bocah dihadapanku
ini. walaupun ia berada pada kondisi yang tidak menguntungkan, bagaimana
mungkin ia masih dapat menunjukkan ekspresi memprovokasi seperti itu. Tidak
mungkin, aku belum pernah melihat orang segila dan senekat dia. Harus kuakui
sekali lagi, Bocah sialan ini benar-benar mempunyai nyali yang besar.
Ditengah
ledakan besar yang dihasilkan oleh kemampuanku ini, lupakan masalah ekpresinya
yang berusaha memprovokasiku, jika diperhatikan sekali lagi tidak sedikitpun
seranganku melukai tubuhnya. Bahkan aku tidak melihat sedikitpun goresan luka
ditubuhnya.
Sebenarnya seberapa besar kemampuan bertahan
Bocah Sialan ini?
Setidaknya
hanya kalimat itulah yang terngiang di pikiranku saat ini. Kombinasi serangan
yang kulancarkan kepada bocah ini tidak lebih dari 5 menit berlalu dan jika
dilihat dari kerusakan disekitar hutan tempat kami sekarang, aku sangat yakin
setiap serangan demi serangan memiliki dampak kerusakan yang sangat besar.
Namun, tidak sedikitpun luka gores tampak ditubuhnya. Hanya dengan melihat hal
ini aku dapat menyimpulkan jika Bocah Sialan ini adalah seorang spesialis
bertahan.
Berselang
beberapa detik sejak Bocah Sialan itu memprovokasiku, api yang sangat panas
mulai membentuk pusaran angin tepat dibagian dada bocah sialan itu. Pusaran
angin yang terbuat dari api ini secara perlahan mulai mengendap disatu titik
dan membentuk lingkaran tipis setebal 2cm.
Kau pikir serangan yang tadi adalah serangan
sesungguhnya? Jika kau berpikir seperti itu, disaat itulah kau telah kalah
Bocah!
Selagi
aku menyeringai menunjukkan gigi taring yang kubanggakan kepada Bocah yang
terjun bebas dari ketinggian beberapa puluh kilometer ini, sekali lagi
kupastikan kemenanganku. Lingkaran tipis yang berkumpul didepan dadanya adalah
wujud sejati dari seranganku, [Phyro
Explosion].
Gumpalan
lingkaran tipis tersebut bagaikan sebuah bom berbentuk bor tipis yang akan
meledak seketika api yang dihasilkan dari ledakan pertama [Phyro Explosion] berkumpul seluruhnya dibagian pusat lingkaran.
Ledakan kedua dari kemampuan ini 3 hingga 5 kali lebih kuat dari ledakan
pertama. Dengan kata lain….
Ledakan
pertama hanyalah umpan untuk mengukur seberapa tangguh pertahanan yang dimiliki
oleh musuh. Selain itu, pertarungan sudah berakhir seketika ujung pedangku menyentuh
tubuhnya dan sesaat aku mengaktifkan kemampuan [Phyro Explosion] untuk kedua kalinya, disaat itulah—
“—Kekalahanmu,
Bocah!”
“Hee~
begitu, kah ?!”
Sepertinya
bocah sialan ini sangat mempercayai kemampuan bertahannya. Namun, kepercayaan
dirinya itulah yang akan mengakhiri hidupnya.
Oh Api yang menyelimuti lembah tak berujung
dipadang Helvanya… bawalah petaka hilangkan anugerah… tunjukkanlah kemarahanmu…
Kurang dari
beberapa detik setelah aku menyelesaikan Mantera untuk menggunakan kemampuan
tingkat kedua dari [Phyro Explosion],
api yang berkumpul didepan dada bocah sialan itu mulai menggumpal dan secara
perlahan berubah menjadi berbentuk spiral….
“Kaha!
Rasakanlah wujud sesungguhnya dari seranganku ini—”
[Helvanya
Phyro Explosion]
Seketika aku menutup mantera tersebut
dengan menyebutkan wujud asli dari kemampuan [Phyro Explosion], spiral api yang terus membidik jantung dari bocah
itu mulai berputar secara perlahan-lahan. Semakin lama putarannya semakin
kencang.
Kuhahahahaha…
bocah sialan itu akhirnya menunjukkan ekspresi terkejut. Tapi sayang—
“—Inilah akhir
dari keangkuhanmu, Bocah!”
Layaknya
seekor rusa yang terjebak diantara kedua tombak, bocah itu berusaha untuk
menyingkirkan spiral api didepan dadanya. Dilihat dari ekspresinya, dapat
kukatakan jika bocah itu saat ini merasa terpojok. Walaupun aku tahu jika ujung
pohon lancip yang berada dibelakangnya itu tidak akan membuatnya terluka
sedikitpun namun hal ini bagus untuk mengalihkan perhatiannya karena untuk
mengaktifkan kemampuan [Helvanya]
ini dibutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi.
Tombak
spiral yang terbuat dari lidah api yang diciptakan oleh kemampuan [Phyro Explosion] semakin lama semakin
membesar dan juga putarannya semakin cepat. Hanya dengan melihatnya saja, aku
yakin kemampuanku ini dapat membuat lubang besar dipermukaan gunung.
Namun,
entah kenapa aku merasa kemampuan yang kubanggakan ini tidak cukup untuk
mengalahkan bocah ini. walaupun firasat yang kurasakan ini tidak berdasar tapi
disatu titik tertentu aku merasakan sedikit kegelisahan.
Apa mungkin karena senyumannya yang telah
memprovokasiku atau…
Tidak,
aku harus percaya dengan kemampuanku sendiri. Setidaknya kemampuan inilah yang
membuatku dijuluki sebagai—Fleary Bandit.
Tapi
dilihat darimanapun, kali ini bocah itu tidak diragukan lagi akan tamat
riwayatnya. Lebih baik aku mengantarkan kepergiannya dengan senyuman. Senyuman
yang menunjukkan keserakahan dari seorang bandit. Senyuman yang akan membuatnya
terus mengingat hari dimana kepercayaan dirinya hancur. Hari dimana sekali lagi
namaku, Ray Kruzgar membuat sejarahnya.
“Selamat
Tinggal, Bocah!”
Bersamaan
dengan ucapanku, Tombak spiral yang terus berputar didadanya semakin kencang
dan juga semakin besar. Menghanguskan semua yang berada pada jangkauan lidah
apinya. Mendorong dan berfokus menyerang pada satu titik yang sudah menjadi
incarannya, Jantung dari bocah sialan itu. Dibelakang putarannya tercipta
pusaran api yang sangat besar dan juga panas. Cuaca disekitar daerah inipun
seketika menjadi cerah karena seluruh awan terhempas oleh dahsyatnya putaran
tombak spiral api—[Helvanya Phyro
Explosion].
Bagaikan
sebuah iblis yang akan menjatuhkan malaikat menuju daratan, bocah itu terdorong
sangat cepat menuju kepermukaan tanah disekitar hutan [Skyp]. Tubuhnya terdorong dengan sangat cepat bagaikan sebuah batu
yang dilempar sekuat tenaga.
Getaran
kencang dan juga suara keras tercipta seketika bocah itu menyentuh daratan.
Tidak selesai disitu, tombak spiral itu terus berputar tanpa henti membuat
sebuah lubang besar yang tercipta secara perlahan akibat tekanan dari kemampuan
ini.
Tidak
lebih dari beberapa menit, sebuah cekungan yang sangat dalam tercipta disekitar
permukaan hutan [Skyp]. Cekungan
yang tercipta akibat permukaan tanah yang terkikis oleh tekanan dari [Helvanya] ini secara perlahan-lahan
mulai menghitam. Beberapa batu yang tidak kuat akan hawa panasnya mulai
terlihat seakan-akan melebur dan berubah menjadi material panas.
Senyap.
Sesaat
tombak api itu selesai berputar, lidah api mulai berubah dan berpencar menjadi
setipis kabut. Kabut itu secara perlahan-lahan mulai menyelimuti tubuh bocah
sialan itu. Uap panas terdengar berdesis dari arahnya. Tidak aneh jika saat ini
ia sudah hangus terbakar dan juga dibagian dada kirinya terdapat lubang yang
sangat besar. Tunggu, mungkin saja disitu tidak ada lubang karena tubuhnya
sudah berubah menjadi abu. Tapi apapun yang terjadi, hanyalah akhir yang
mengenaskan yang menanti bocah sialan itu.
Tidak
lama setelah seluruh kabut api itu menyelimuti seluruh permukaan tubuh bocah
itu, suara ledakan dahsyat terjadi tepat disekitar tubuh bocah sialan itu.
Ledakan itulah yang mengakhiri seluruh rangkaian serangan dari kemampuanku—[Helvanya Phyro Explosion] dan juga
nyawa dari bocah sialan yang bahkan aku sendiri tidak tahu namanya.
0 comments:
Post a Comment